BUDAYA DALAM GENGGAMAN
“BUDAYA DALAM GENGGAMAN”
Berbicara tentang budaya dan keindahan alam, membuat pikiran ini selalu
melayang pada tempat kelahiranku, lombok timur. Menurutku nih, budaya merupakan
suatu kebiasaan yang berkembang dalam suatu kelompok, yang menjadikannya sebagai
suatu kepercayaan, yang dianggap menjadi luhur dari nenek moyang, para
pendahulu mereka.
Dari pada semakin ngelantur tentang udaya,
sebaiknya langsung saja, saya akan membicarakan sedikit tentang salah satu
budaya yang ada dilombok timur.
Lombok timur memiliki berbagai macam budaya
yang berbeda-beda disetiap daerahnya. Salah satu budaya, yang cukup unik
diantara sekian
banyak budaya yang ada di indonesia adalah rabu bontong. Tradisi yang dilakukan
oleh masyrakat peringgabaya itu, sudah dilakukan secara turun- temurun oleh
masyrakat pringgabaya.
Rabu bontong merupakan sebuah nilai lokal yang
terwujud dari akultrasi agama dan kearifan lokal, yang berkembang menjadi suatu
tradisi yang dipercaya sebagai penolak bala (penyakit), karena mereka percaya banyak penyakit
yang diturunkan oleh Allah swt pada malam rabu terakhir bulan syafar. Rabu bontong dalam bahasa sasak berasal dari dua kata,
rabo yang berarti hari rabu dan bontong yang berarti sebuah nama bulan yang berada di tengah-tengan antara
bulan muharram daan rabiulawal, yaitu bulan syafar. Tradisi ini dilakukan
setahun sekali pada rabu terakhir
Tradisi ini dilaksanakan di sebuah pantai
bernama ketapang, pantai ini dijadikan sebagai tempat mandi bersama oleh masyrakat
peringgabaya, untuk mrmbersihkan berbagai macam penyakit. Selain acara mandi
bersama, masyrakat peringgabaya juga melakukan sebuah ritual yaitu tradisi
menghanyutkan kepala kerbau dipantai ketapang, masyrakat peringgabaya percaya
dengan memberikan laut sesaji menjadikan , mereka para nelayan dapat memperoleh
ikan sebanyak mungkin.
Namun, pemerintah lombok timur, kurang peduli
tehadap tradisi yang satu ini, sehingga tak banyak para penerus generasi
bangsa, mengetahui keberadaannya, padhal jika dikembangkan tradisi ini dapat
dijadikan sebagai salah satu aset berharga milik lombok timur, untuk mearik
minat para wisatawan asing, yang akan meningkat devisa milik pemerintah lombok
timur
Mengapa
saya mengatakan, budaya dalam genggaman?
Sebenarnya
itu pertanyaan yang sangat mudah, Lombok Timur sudah memiliki berbagai macam
budaya, yang tidak dimiliki oleh yang lain, bahkan banyak yang mengklaim budaya
Lombok. Sekarang tergantung masyrakat Lombok timur ataupun pemerintah, ingin
diapakan budaya yang sudah ada ditangan, ingin membuangnnya atau menjaganya.
Menjaganya agar tidak beralih ketangan orang lain. Lalu setelah semuanya aman
dalam genggaman, akan diapakan budaya itu? Hem.. tentu saja kita harus
mengelolanya agar budaya itu semakin betah ditangan kita, menjadikannya suatu
budaya yang dikenal oleh semua lapisan masyrakat baik yang ada di dalam maupun
yang ada di luar masyrakat Lombok Timur.
Semoga
apa yang saya tulis, dapat menjadi sebuah pedoman, bermanfaat dan tentunya
menjadikan kita sebagai masyrakat Lombok timur, menjadi sadar dan bagga pada
semua budaya yang kita miliki, kekayaan yang tak ada duanya jika kita mampu
menjaga dan melestarikannya.
LET’S KEEP OUR CULTUR..
0 Komentar