Hi, aku kembali. Maaf aku lama menghilang. Rasa tak percaya diriku semakin memburuk, penambahan umur membuatku semakin banyak berpikir, ya 27 tahun, angka yang amat banyak untuk perempuan yang masih menikmati sebuah perjalanan. 


Aku tumbang, demam, batuk, pilek, sakit kepala seperti membunuhku wqwq aku mengglorifikasinya karena tak terbiasa dalam keadaan sakit, alhamdulillah selalu sehat selama ini. Aku selalu tidur jam 3 pagi karena bergelut dengan project-project dan latihan mengkoding python yang tak pernah aku rasakan ada di level medium apalagi expert haha, alias merasa selalu stuck di basic level. God, I feel so stupid for this haha. Namun, entah mengapa aku sedikit bangga, tumbang yang bermanfaat karena biasanya aku menghabiskan waktu lengangku dengan membaca AU yang masih menumpuk di bookmark twitterku, ya meskipun sekarang masih aku lakukan karena mereka sumber bahagiaku haha. Tapi masih pada batas normal. No korean drama anymore in my life (kecuali yang bagus ya), sometimes having netflix but not with chill ofc!


Aku sedang lelah, sedikit. Keadaanku sedang tak baik-baik saja. Cuaca di Bologna sedang buruk, karena sudah memasuki winter, dingin memang tak pernah bersahabt denganku. Ya meskipun Poland jauh lebih dingin. Aktivitasku juga padat, akan memasuki masa ujian. Aku menikmatinya, hanya saja merasa sedang membunuh diri haha, aku bercanda. Aku memilih universitas ini sebagai tempat Erasmus dikarenakan universitas tertua di Eropa. Aku semakin bersemangat saat mengecek mata kuliahnya yang amat menarik. Ya manusia yang tak terlalu berkemampuan dalam Data Science ini, masih tergila-gila untuk mempelajarinya, meski berkali-kali mengeluh karena otaknya yang tak sampai pada logika membuat fungsi sebanyak apapun latihan yang dilakukannya. Di sini berat, ujiannya oral dan writting. Di Poland, aku merasa masih bisa menghandlenya. 

Aktivitasku masih monoton, tapi aktivitas ini sangatku nikamti dan selalu ku inginkan dalam imajinasi dulunya haha. Hidup di sini sedikit berbeda dengan Poland. My organized personal side kuat banget di sini. Bangun pagi, bersihin tempat tidur, mandi, sarapan, ngampus, pulang, makan malem, belajar dan tidur. Setiap hari rata-rata begitu, sometimes hangout with friends at night. Kalo gak ada kelas, pergi ke perpus sama temen buat belajar bareng. I do my grocery shopping every Saturday or Sunday with my friend, we cook everyday. I enjoy myself eating breakfast and reading at the same time. I do enjoy walking everyday to campus and checking my Fitness app to see my burn calories lol. Lebih karena sayang uang 1,5 euro buat naik bus karena harga segitu bisa buat beli cereal kesukaanku yang habis dalam waktu 2 hari doang wqwq. 

Mungkin ngerasa berbedanya dengan Poland karena tinggal di dorm yang 5 menit doang dari gedung kuliah, banyak ketemu temen Indonesia yang sangat aku syukuri. Di sini, belum pernah ketemu orang Indo. Di Poland, beli apapun gak terlalu mikir dan gak pernah ngasih budget buat grocery karena ngerasa gak mahal wqwq. Tapi di sini, haduh beli cola aja mikirnya lama, kadang beli fake cola wqwq.

Aku masak tiap hari, I dunno why but I enjoy it a lot, gak kayak di Poland yang aku tertekan mau ke dapur doang haha. Maybe because I stay in an apartment like home, we have our kitchen not like in a dorm yang manusianya cuek-cuek, terus aku ngerasa kek lagi lomba masak ala masterchef. But, tbh, that’s because of the people hahah. Poland people are too cold not like Italian people I guess. Cause I have some Italian friends. They are super kind and friendly. 

Mereka juga gila belajar haha, aku bukan anak ambis cuma belajar biar gak bego sendiri di kelas, apalagi kalo sampai dipandang sebelah mata, haduh mending aku belajar sampai tumbang kek sekarang dah wqwq, mereka udah berkali lipat ambis. Di kelas, cewek cowok bakal nyatet penjelasan dosen dengan buku atau tab. Mereka fokus di kelas, mau 3 jam juga gak peduli. Mereka diem, gak pernah berisik kalo dosen udah di kelas. Mereka bukan geng oriented haha, yang harus duduk bareng gengnya dan ngegosip kek aku jaman s1 dulu wqwq. Mereka aktif nanya sama dosen, dahlah aku culture shock sama mahasiswa cowoknya yang passionate banget dalam belajar. Mereka udah ganteng-ganteng, tambah ganteng dong karena cool dan suka belajar. Gak ada tuh cowok menye-menye ala sok gahul dan suka selfie terus bikin tiktok postnya malah di instagram, maaf ini bercanda doang ya. Mereka kalo diajak diskusi enak banget. Haduh ini efek gak nemu temen di Poland begini nih. Aku pernah selese kelas, nyariin satu temen cowok karena mau minta nomornya berhubung terakhir kelas dan aku butuh buat nanya-nanya kalo gapaham, tolong ini hal paling aku sukai dari mereka T.T. They value conversation a lot more than social media. I hope you get what I mean, udah ngobrol panjang kali lebar, gak pernah pada sadar mau minta ig misal atau nomor. Aku sebagai orang yang sifatnya begitu, seneng banget. Wqwq. Terus ternyata, temenku ini lagi belajar di study room, aku susul lah, akhirnya kita belajar bareng, ampun ini beneran belajar ya. Barulah tukeran WA dan ig di sana khem dia udah punya pacar btw hahha. 

Okay, let’s say I’m overreacting here about the students. Jujur, secapek itu sama manusia-manusia di Poland kecuali sama Matheus, Sylwia dan Macie eh Rafael dan Kasia juga deh haha. Sesusah itu berteman sama manusia Poland karena mereka super duper individual dan gak pedulian, tapi mereka baik kok :) cuma gak berteman aja wqwq.

Nulis ini dalam keadaan kepala berputar 7 keliling. Pengen nulis tapi gak nemu ide yang sesuai suasana hati. Keknya patah hati adalah fase terbaik untuk menulis, apalagi momen sok-sok mengenang mantan terus dijadiin tulisan, padahal mantannya satu doang, toxic lagi hahah, menyakiti diri adalah kebahagiaanku memang. Kek sekarang, aku sakit, malah tetiba kepikiran pengen punya pacar, aneh kan. Soalnya pengen ngeluh, kemaren ngeluh sama orang rumah, malah kita janjian sakit semua :’ Fungsi pacar versiku sedehrana, tempat mengeluh doang udah, yang lain bisa aku lakuin sendiri, apa nyewa gitu ya. Oke, maaf aku mulai ngelantur, astaga udah 27 tahun juga. Maaf diriku.

Ini catatan untuk diri sendiri. Sudah lama tak berdialog, menumpahkan banyak pikiran yang tak mampu disampaikan pada orang lain. Mengingat sifat diri yang sedikit unik ini, berbicara dengan diri sendiri adalah pilihan terbaik ya. Karena yang paling mengerti diri ya diri, apasih. Baik, sudah tak mampu melanjutkan lagi, kepalaku semakin berat. Ciao!




0 Komentar