Telah Lama Usai
Cerita kita telah lama usai. Bertumpuk dengan banyak memori tanpa hadirmu. Bertahun-tahun aku lewati hari, berusaha mengabaikan tiap bayang yang selalu hadir, bersama senyummu yang tak sedikitpun hilang dari ingatan.
Perpisahaan hari itu adalah kesepakatan, ku lepas pergimu dengan senyum dan air mata. Beberapa kali aku berusaha menahanmu untuk tak pergi. Menawarkan bersama untuk melewati apapun yang mengganggu pikiran. Kau bilang ingin bertumbuh lebih baik, seolah aku penghalang terbesar.
Kau adalah kenangan yang berwarna, tak semua memori terasa manis, kadang kala hitam terlau kuat mendominasi, obrolan tak selalu menghadirkan nyaman, lebih pada sesak inginnya berhenti beradu argumentasi.
Mungkin, aku butuh penutup cerita. Tapi aku pun tak ingin mematahkan usaha sendiri dalam melepasmu. Dulu, rasa itu tak pernah salah, selalu tepat untuk pemiliknya. Namun, sekarang aku cukup mengerti, sejak awal ternyata memang salah. Tak ada lagi memori nyata, hanya aku yang mengglorifikas hadir yang tak kasat mata. Menjadikannya objek untuk meluapkan campuran perasaan yang tak jelas maknanya.
Berapa kali pun ku bongkar kenangan lama dalam galeri foto, tak ada kamu, meski dalam beberapa potret diri masih tersimpan jejak yang menghubungkan. Sudah usai lama, meski tiap lagu yang meceritakan kisah, menari kembali senyummu memenuhi diri. Hanya sesaat dalam hilangnya sadarku terhadap realita.
0 Komentar