Hai.

Kamu apa kabar?

Sibuk apa sekarang?


Sudah dua tahun berlalu sejak kita tak lagi di cerita yang sama. Saat kamu memilih memulai tanpapa ada aku di dalamnya. Aku berusaha keras ingin melanjutkan cerita kita. Hanya saja kamu tidak. Percuma jika hanya aku seorang yang bertekad. 


Aku menerima keputusan untuk mengakhiri cerita di tengah jalan. Selama ini akhirnya hanya kita imajinasikan. Meski begitu aku senang dan tak sabar untuk mewujudkan. Sayangnya, langkah kita beda arah. Aku inginnya kita beriringan, kamu sebaliknya. 


Tahun 2019 aku lewati penuh drama. Perasaan terhadapmu menjadi hal yang paling menyakiti ku. Aku masih mencinta sosokmu. Aku tak tahu harus berbuat apa. Rasanya kamu selalu ada tiap kepingan dalam ingatan. Aku pun tak percaya, cepat sekali cerita kita usai. 


Aku berulang kali patah karena ekspektasi sendiri. Menyadari bahwa aku sudah tak berhak hanya sekadar jujur terhadap perasaan sendiri. Aku menghubungimu berulang kali. Tak ingin aku menyiksa diri. Aku katakan apapun yang kurasakan tanpa tahu malu. Aku lepas yang namanya harga diri. Namun, pada akhirnya aku akan menangis. Apapun yang aku lakukan tak akan mengubah keadaan. 


Aku bangkit berulang kali untuk jatuh kembali. Aku berjanji pada diri tak akan mengganggu kamu lagi. Lucunya, aku terus berputar pada kebodohan. Entah apa yang aku lakukan. Aku sadar aku sudah tak berhak. Mungkin saja kamu sudah memulai cerita baru. Hadirku hanyalah pengganggu. 


Aku tahu cerita kita sudah tak bisa diteruskan. Kadang aku pun merasa tak adil. Kenapa hanya aku seorang yang tak dapat melupakan? Kenapa aku tak bisa lepas dari ingatan tentangmu? Kenapa aku harus terjebak? 


Aku harus apa? 


Menyedihkan sekali ada di titik ini. Segala upaya selalu sia-sia. Akhir 2019, aku kembali ditampar kenyataan. Mungkin kamu sudah muak dengan apa yang aku lakukan. Perantara satu-satunya untuk bisa melihatmu kamu putus. Sepertinya kamu benar-benar tak ingin berurusan denganku. Kamu ingin menghilang dari duniaku seutuhnya. 


Pikiranku berkecamuk. Aku terombang-ambing dalam kebingungan. Aku hanya memandang kosong ponselku. Aku tahu kamu berhak melakukan ini. Tapi, aku belum sanggup. Dari mana aku bisa tau keadaanmu? Apa yang sedang kamu lakukan? 


Akhirnya, aku kehilangan semua akses untuk melihatmu. Aku bertekad untuk memulai melupakan untuk kesekian kalinya. Ini menjadi salah satu resolusi 2020. Konyol memang, tapi bukankah aku juga harus melangkah? Sampai kapan aku harus mencintai orang dari masa lalu? Aku juga lelah dengan keadaan ini. Aku ingin memilih pun tak bisa. 


Empat bulan berlalu tanpa aku tahu kabarmu. Tanpa tahu keberadaanmu. Tanpa tahu apa yang sedang kamu lakukan. Ini adalah pencapaian ku yang luar biasa dari proses melupakan. 


Saat menulis ini, aku sudah berulang kali merepotkan seorang sahabat untuk mencari tahu tentangmu. Aku ingin tahu kabarmu di situasi pandemi begini. Aku ingin tahu apa yang sedang kamu lakukan? 


Apakah cerita baru yang kamu mulai membahagiakan? Apa senyum yang aku rindukan itu selalu mengembang? 


Di mana pun kamu, aku harap kabarmu baik. Aku harap kamu selalu tertawa. Selalu bahagia untuk tiap pilihan yang kamu buat dalam hidupmu. Kamu hebat, apapun mimpimu sekarang semoga terwujud. 


Ya kamu juga sudah dewasa, tak perlu aku mengkhawatirkan apapun. Sehat terus ya. Maaf masih mengganggu mu setelah sekian lama. Maaf masih menuangkan rasa tanpa izinmu. 


Salam. 

2 Komentar

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name

    BalasHapus
  2. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.cc
    dewa-lotto.vip

    BalasHapus