Tentang Aku dan Dia
PROLOG
Dia
cowok unik dengan gengsi setinggi langit. Mungkin di sini yang akan terlihat
adalah aku cewek gila yang tergila-gila dengannya. Ceritaku mungkin hanya
sekedar cerita yang takkan pernah mengubah dunia, tapi cukup berarti bagiku
atau tepatnya sangat berarti. Awal ceritaku dengannya bermula sejak tahun 2010.
Ketika salah satu sahabatku bercerita tetang cowok yang dikaguminya sejak smp
tahun 2007. Nama sahabtku linda, dengan mimik wajah yang lucu dia mulai
bercerita. Cowok itu cool, cerdas, gamer, anime lover, penjelajah sejati dunia
maya, suka terlambat sekolah, wajah datar, antisosial, tanpa emosional dan
lainnya. Kemudian linda tertawa, renyah dan bahagia. Merasa luar biasa dengan
semua yang dimiliki cowok itu. Aku? Mengerutkan kening merasa aneh. “Ah, memang
ada manusia di bumi yang seperti itu? Mungkin dia dari mars” kataku spontan.
Linda tertawa, “hey, itu keren”. Dalam percakapan singkat dan misterius tanpa
ku ketahui siapa sebenarnya objek yang sedang kami bicarakan, aku mulai sadar
sebenarnya yang gila aku atau temanku. Linda,
gadis pintar, periang dan cantik namun mengagumi cowok aneh dari mars. Bukankah
itu hal yang lucu? Atau biasa saja. Aku bahkan tertawa sampai tubuhku
terguncang. Kemudian setelah berdebat dengan pikiranku sendiri, rasa
penasaranku pun tak tertahankan. Ingin lebih tau tentang sosok yang berasal
dari planet mars itu. “namanya siapa?” tanyaku dengan wajah penuh ketertarikan.
Linda tersenyum geli, kemudian berbisik pelan “rahasia”. “ketika smp aku pernah
sekelas gak?” tanyaku lagi. “entahlah” jawab linda sambil tertawa. Ah, linda
membangkitkan rasa penasaran yang tertidur lama dalam diriku.
*****
Aku
dan linda masih duduk di bangku SMA kelas 1. Dia bercerita tentang cowok itu
ketika kami akan naik kelas 2. Artinya, kami tak pernah tau apakah nanti akan
sekelas atau tidak. Ah iya, sebelum pelajaran matimatika di mulai oleh pak
surya linda mengatakan sesuatu padaku, namanya erwin. Sebuah petunjuk bagiku
untuk mencari tahu sosok mars itu. Setelah pak surya menjelaskan materi
tentang logaritma. Dia memberikan tugas
kelompok. Aku, ana, titin, linda dan dadis memilih menjadi satu kelompok.
Mereka adalah sahabatku, banyak hal konyol yang kulakukan dengaan mereka.
Mungkin ini kisah SMA yang sedikit berbeda dengan remaja pada umumnya. Kami
memiliki watak yang hampir sama kecuali dadis dan ana yang pendiam namun terinfeksi. Ana, gadis
mungil, imut dan pintar. Dia juaranya kelas. Titin anak gila dan pintar, dia
selalu bisa membuat kami tertawa dan dia peninta boy band super junior kelas
akut bahkan aku terinfeksi olehnya . Dadis, gadis pintar, cantik dan pendiam.
Meski pendiam, dia juga penggemar berat super junior. Dan linda, gadis pertam
yang aku ceritakan karena cerita ini bermula dari ceritanya. Ah, ada satu hal
yang belum kukatakan tentangnya, dia pecinta anime kelas akut, aku yang pecinta
anime biasa saja terinfeksi olehnya. Sepertinya aku adalah hasil dari infeksi
beberapa karakter teman di sini. Aku dan
titin memiliki kebiasaan aneh setiap pulang sekolah, mengikuti kakak kelas yang
kami kagumi sampai diparkiran. Bukankah itu hal konyol? Tapi kami merasa biasa
sja melakukannya. Kami berlima memilki setiap orang yang kami kagumi.
Beralih
dari topik kagum mengagumi. Bel pulang sudah berbunyi, kami berlima keluar
kelas melewati lorong pengap. Lorong kecil itu dipenuhi siswa yang lain.
Dorong-mendorong pun terjadi. Bau keringat siswa yang satu dengan yang lain
bercampur. Lengkap sudah suasana siang ini.
Berada di antara siswa yang keringatnya bercampur menusuk hidung,
membuat kerja otak tidak normal lagi. Mataku mencar sekeliling, menangkap
segerombolan anak laki-laki yang sedang duduk di tangga. “Erwin” teriakku pada
segerombolan laki-laki itu, hanya mengikuti firasat dan benar. Dalam
sepersekian detik, mataku hampir menangkap sosok bernama erwin. Ketika dia
menoleh, sebuah tangan menarikku dari belakang. Membawaku berlari menerobos
siswa yang berdesakan. Ah, bau keringat ini benar-benar menggila. “rabi, kenapa
memanggilnya?’ tanya linda kesal. “memang dia ada di sana?” tanyaku tanpa
menjawab pertanyaannya. “iya” jawabnya sambi melihat sekeliling. Aku tertawa,
gadis ini tak dapat menyimpan rahasia saat kesal. Dia melihatku, tawaku
terhenti. “maaf” ucapku tulus. Dia hanya membalasnya dengan senyuman. Aku tahu
gadis ini tak marah.
***
PERKENALAN
DENGANNYA
Hari
senin adalah hari yang paling dibenci anak SMA. Aku bukan termasuk golongan
itu. Tapi hari ini aku membecinya. Hari ini kami bukan lagi siwsa kelas 1 SMA
tapi kelas 2 SMA. Aku membencinya, aku terpisah dengan mereka kecuali ana aku
sekelas dengannya, XI IPA3. Teman baru, suasana baru dan cerita baru akan
dimulai di sana. Entah cerita seperti apa yang menunggu. Meskipun tidak sekelas
dengan titin dadis dan linda, mereka tetap sahabatku. Saat ini, otakku sedang
dilanda bencana besar. Ketakutan tak dapat menyesuaikan diri dengan teman
kelas. Dari isu yang meyebar, di kelasku adalah kumpulan anak-anak cerdas.
Mengerikan bukan?. “masing-masing ketua kelas membubarkan barisannya” kata MC
membuat lamunanku terbang ke angkasa. Ah, aku lupa. Sekarang aku berada di
kelas XI ipa3 dibarisan paling depan dengan ana. Pada upacara sebelumnya aku
pastikan mulutku tak berhenti berbicara, mengocehkan ini atau itu tapi sekarang
sepatah kata pun tak keluar. Aku tak sempat menoleh ke belakang. Aku hanya
mengobrol dengan ana. Mungkin aku terlihat sombong, tak ingin berteman. Bukan,
aku bukan sombong hanya saja aku sedikit canggung. Terkesan pemalu saat bertemu
dengan orang baru.
Mungkin
ini hanya sekadar teradisi yang sudah mendarah daging dikalangan SMA. Hari
pertama masuk sekolah adalah hari perkenalan. Wali kelasku, pak nurhayadi sudah
duduk dengan anggun di meja guru. Aku dan ana duduk di bangku paling depan.
Bukan karena aku anak rajin, tapi karena ana yang pendek. Perkenalan di depan
kelas sudah tradisi juga dmulai dari huruf A. Nama-nama dari huruf A sampai D
merupakan perkenalan yang biasa saja, menyebutkan nama panjang, panggiln,
alamat, dulu bersal dari kelas X apa. Kemudian ada yang bertanya tentang no.
Hp, status dan hal-hal konyol lainnya. Perkenalan diisi dengan tawa-tawa nakal
ketika giliran perempuan. Dan senyum malu-malu. Layaknya perkenalan pada
umumnya dengan kelas baru. “Erwin Galvani”. Mendengar pak nurhayadi menybutkan
nama itu membuat waktu terasa berhenti. Sosok yang dipanggil itu bangkit dari
tempat duduknya, bangku ketiga dari tempatku. Dia tinggi, wajahnya datar, tak
ada senyum malu-malu dan tatapan matanya menyebalkan. Tajam dan sayu. Aku
menahan tawa sambil menyikut ana yang di sampingku. Diakah idola kebanggan
linda, tak salahkah? Sekarang suasana kelas berubah 180 derajat, sunyi. Semua
mata tertuju pada laki-laki yang berdiri di depan. “Nama, Erwin Galvani”. Hanya
itu yang diucapkannya dan suara tawa pun pecah seketika. Dia terlihat lucu
dengan tingkah seperti itu, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya.
Bahkan dia tak ikut tertawa. Kembali ke tempat duduknya. Tak memerdulikkan
suara-suara yang berbisik tentangnya. Dia hanya memberikan informasi nama tanpa
pertanyaan apapun.
Aku
tak sabar ingin ke kelas linda. Menyampaikan informasi penting ini.
...........................
6 Komentar
RABY BRAVO! Ditunggu lanjutannya. Tapi jangan lama
BalasHapusHaha. Wkwk. Siap za. Tunggu ya. Versi dilanku 2013 wkwk
BalasHapusRaby keren.. ngakak wkwk
BalasHapusHaha. Aibku sendiri itu bilal.. wkwk
BalasHapusKewl, erwin will always be tami's gal"funny" wkwk
BalasHapuswkwkw. haha
BalasHapus