Photo: Google docx

            Waktu..
            Mencoba mengenalkan mereka
            Menyatu, menjadii satu.

Aura adalah gadis cantik dengan rambut yang panjang, lesung pipi yang manis saat dia tertawa. Dia juga pintar di sekolahnya. Aura mendapatkan julukan ratu math karena kepintarnnya dalam bidang matimatika. Sekarang dia duduk di bangku kelas xi.ia3 tunas bangsa, salah satu sekolah terkenal di kota yang penuh dengan asap kendaraan bermotor itu, Jakarta. Aura anak tunggal kelahiran indo-belanda, kedua orang tuanya sangat bangga terhadapnya, papanya bekerja di sebuah perusahaan ternama, sedangkan mamaya membuka butik yang diberi nama aura juga.
Aura memiliki 4 orang sahabat, mereka bertiga satu SMP dulu, SMP 45 . kecuali rika dia SMP di London. Aura  sekolah di tunas bangsa karena mendapat beasiswa dari  sekolanya. Karena dia mendapatkan nilai ujian nasional tertinggi se-jakarta.
Minggu pagi aura sudah berada di taman belakang rumahnya, dia ingin menghirup udara pagi Jakarta sebelum tercemar  oleh asap kendaraan bermotor. Aura duduk di balkon dekat bunga mawar, bunga yang sangat di sukai mamanya, nama mamanya saja rosella. Bunga itu semakin membuatnya rindu akan mamanya yang tengah berada di luar kota karena mengurus cabang butiknya, sedangkan papanya masih tertidur pulas di kamarnya.
Berjanjilah wahai sahabatku
Bila kau tinggalkan aku tetaplah tersenyum
Meski sedih dan menangis
Ku ingin kau tetap tabah…
            suara merdu Mario stevano aditya haling membuyarkan lamunannya.” siapa sih pagi-pagi gini, ganggu orang aja”. gerutu aura sambil mengangkat hpnya.
“Halo?”, sapa aura. Yang di seberang malah kegirangan mendengar suara aura
“aurrra, jadi kan kita pergi?” Tanya seseorang diseberang telpon
“Gak usah pake teriak gue gak budek, iya jadi”. Kata aura semakin kesal
“Huua aura, suara loe kedengarannya aneh deh, loe kanapa?” Tanya yang diseberang telpon, lagi?. Tanpa memperdulikan suara aura yang terdengar kesal.
“Gara-gara suara loe yang kayak kapal pecah ganggu pagi gue yang indah”. Jawab aura mendramatisir suasana
“Huft sorry, ya udah sejam lagi gue jemput loe sama adi dan rika”.Belum sempat aura menjawab telpon di matikan.
Tuuut.. tuut…
“Dasar intan aneh” gerutu aura.
Hari ini, aura memang  berencana jalan-jalan dengan  intan cs  sahabat sekaligus temen sekelasnya. Dia pengen refresing, kepalanya mumet gara-gara kebanyakan tugas dan tiga bulan lagi ulangan semester kaenaikan kelas.
Aura masuk ke kamar mandi dengan ceria, memang kalok sudah mendengar suara sahabatnya yang cerewt itu, kesedihannya seakan-akan berkurang dia tak merasa kesepian lagi seperti saat dia sedang sendiri meskipun ada papanya di rumah. Tak sampai 15 menit aura sudah berada di depan cermin hiasnya, dia memilih baju yang pas untuk di kenakan, dia mengenakan baju kaos warna biru dengan bawahan jelana jins hitam dan jaket yang senada dengan bajunya, dia merasa kedinginan pagi ini.
Tok tok tok. Seseorang mengetuk pintu kamarnya
“Siapa ?” Tanya aura sambil memandang pantulan dirinya di cermin
“Ini mbok surti, ada temen mbak aura di luar”. Jawan mbok surti
“Ya mbok bentar lagi aura keluar, makasih ya mbok”.
“Iya sama-sama mbak”. Kata mbok surti ambil meninggalkan kamar aura
Mbok surti adalah pembantu di rumah aura, dia sangat setia pada mama aura. Pernah suatu hari mama mengalami kerugian besar, dia ditipu sama pegawainya sendiri sedangkan papa perusahaan tempat ia bekerja bangkrut. Mama menyuruh mbok surti buat pulang kampung aja,mama takut nggak bisa bayar gajinya tapi mbok surti dengan ikhlas bilang “saya nggak pa-pa nggak di gaji”. mama sampai menangis mendengar itu. Mbok surti sudah kami anggap keluarga. Lamun aura mengingat lagi kebaikan mbok surti
“Pagi semua”, sapa aura pada ketiga sahabatnya dengan senyumnya yang manis sehingga lesung pipinya terlihat jelas. Tapi intan malah marah-marah. “Apanya yang pagi ini tuh udah siang, loe kelamaan dandan ya?”  Tuduh intan dengan muka kusut kayak benang.
“Enak aja, loe tu yang kepagian dateng katanya sejam lagi ini tuh baru 30 menit berlalu setelah loe nelpon”, jawab aura sambil menunjuk jam tangan yang ia kenakan
“Tapi bukan berarti loe ngaret kan? “Huh sebel gue. “gini nih warga negara Indonesia”, lanjutnya
“Jadi jalan gak nih, keburu siang”.  potong adi sambil menggelengkan kepalanya, kebisaan yang selalu dilakukan, melihat kedua sahabatnya ini.
“Dasar kucing dan tikus kalo ketemu tengkar mulu”, gerutu rika
“Ya jadilah, jawab intan dan aura kompak”. tanpa mempedulikan senyum rika yang mengejek.
            Selalu ada rasa bahagia disaat mereka berkumpul, memang mereka seperti anak kecil yang selalu bertengar setiap bertemu, namun pertengkaran itu seolah bumbu yang semakin memperkental rasa persahabtan mereka.
***
Mereka pergi menggunakan mobil adi ‘bmw keluaran terbaru’. Di mobil semuanya diam mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing.
            Everyone can see
            There’s change in me
            They all say, I’m not the same.. kid I used to be
            My first love, what I dreamin
Suara hp adi membuyarkan suasana mobil yang sepi…
“Hallo, kenapa rey?” Tanya adi langsung tanpa basa-basi
“Gue boleh ikut gak, bosen nih di rumah gak ada kerjaan”.  Jawab diseberang dengan nada suara yang mengeluh.
“Bentar gue Tanya yang lain dulu”.
“Guys andrey mau ikut nih gimana?” Tanya adi meminta persetujuan yang lain
“Terserah aura aja”, seru intan sambil tersenyum jail
Kening aura berkerut, heran dengan perkataan intan apalagi senyumnya yang mengundang kemarahan itu.“kenapa?” kata aura dengan mata melotot
“Ya kan andrey suka sama loe, siapa tau loe gak nyaman kalok dia ikut” jelas intan, ada tawa yang mengejek saat dia mengatakan itu, sedangkan rika hanya diam mendengar kedua sahabatnya mulai bertengkar lagi, namun dalam diamnya kali ini. Ada sesuatu yang tak diketahui oleh teman-temannya.
“Yeee, bukan urusan gue, lagian gue gak suka sama dia”kata aura sambil menjulurkan lidahya pada intan. “Kenapa juga nanya gue kitakan kalok pergi emang berlima, -andrey kan temen kita.” Lanjut aura sambil menunjukkan kelima jarinya.
“Udah-udah dari tadi kalian tengkar mulu, gak bosen apa?.” Tanya adi, intan dan aura hanya bisa diam. Adi memang begitu, ada ketegasan dibalik sikapnya yang diam dan dingin itu.
“Adddiiii, gimana rapatnya?” Tanya andre dengan suara terkekeh
“Iya, semua setuju kok. Kita ketemu di puncak ”.
Sambungan telpon di tutup, semuanya kembali diam mereka hanya melihat keluar mobil, melihat pemandangan jakarta yang seperti biasanya, macet. Ditambah lagi banyaknya permukiman kumuh menambah penderitaan kota ini. memilukan..
***
            Suasana hijau terbentang sejauh mata memandang, tempat yang segar untuk meghilangkan pikiran yang membuat stress. Udara segar menembus paru-paru, masuk menggerogoti seluruh tubuh, meningkatkan laju peredaran darah, udara yang segar untuk memulai hari yang cerah. Namun, saat kau menemukan kesagaran itu, dingin akan menusuk tulangmu, membuatmu menggigil dan merasa malas untuk beraktivitas.
            Aura, intan dan rika berpegangan tangan, mereka mengadah kelangit merasakan kesejukkan matahari yang mulai malu menampakkan sinarnya. Mereka berteriak mengeluarkan semua penat yang mereka rasakan, sedangkan adi hanya diam mentap lurus kebun teh yang membentang luas itu, tatapannya datar dan ada sebuah rahasia didalamnya.
            “hola”. Teriak andre pada teman-temanya, semuanya tersenyum melihatnya. Sekarang si cerewet yang satu ini, saingan intan sudah datang. Tentu saja, dia langsung menggoda aura sesuatu yang selalu dilakukannya saat bersama.
            “Ra, jalan yuk”. Goda andre sambil tersenyum, sedangkan aura hanya menjulurkan lidahnya, kesal dengan yang dilakukan manusia yang satu ini, keberdaannya membuat aura selalu merasa panas karena tingkahnya yang selalu menggoda aura, tapi ketidak hadirannya membuat suasana sepi dan terasa tak lengkap, karena mereka memang terbiasa bersama. Berlima…
“Rik, kenapa diem aja? Tanya andrey pada rika yang memang tak pernah bersuara semenjak kedatangan andrey. Aura dan intan saja yang mengajaknya berkeliling ditolak dengan alasan, “gue masih kedinginan nih, duluan aja. Nanti gue nyusul”.
Tangan rika mulai dingin, keringat membanjiri tubuhnya, pipinya merah seperti jambu, wajahnya yang putih menampakkan dengan jelas kegugupannya saat dia dilihat dengan sorot mata yang tajam oleh andrey.Tapi andrey tidak memperhatikan perubahan itu, kepalanya sudah penuh dengan nama aura sehingga dia tidak dapat memikirkan hal yang lain. Sedangkan  adi dia hanya tersenyum kecut melihat paras cantik rika berubah menjadi udang rebus, seakan-akan di sudah biasa melihat pemandangan yang seperti itu.
***
Saat matahari sudah mulai meninggi, suara gemuruh itu semakin terdengar di perut mereka, meminta sesuatu untuk menghentikannya, suara yang benar-benar mengganggu untuk menikmati pemandangan yang indah ini..
 Mereka memilih sebuah warung yang tak jauh dari suasana pegunungan puncak, udara yang dingin masih terasa,meskipun jam sudah menunjukkan pukul 11.00. hari ini persahabatan mereka diuji kembali dengan pegunungan  dan lembah yang hijau sebagai saksi buta apa yang baru saja terjadi di antara mereka, tak ada kata yang menyadarinya selain tingkah laku yang menunjukkannya dan hati yang sakit di setiap orang yang memilikinya.
Mereka berempat saling pandang, bingung menentukan pilihan pada berbagai macam jenis makanan yang di sediakan, makanan yang mampu membuat lidah bergoyang, mbak yang membawa daftar menu dengan wajahnya yang cantik hanya tersenyum geli melihat tingkah mereka.
“Pilih yang mana, guys? Tenang gue yang bayar”. seru andrey sambil menepuk dadanya bangga, dengan apa yang dilakukannya.
“Nasi goreng aja deh, tapi pake cumi goreng” seru aura. “minumnya jus durian” tambahnya, sedangkan yang lain hanya bisa ikut dengan pilihan ratu math itu, mereka percaya pilahan ratu math gak pernah salah, sama pada saat dia mengerjakan soal matimatika yang selalu benar dan terasa mudah.
“Gue juga deh” seru mereka bertiga kompak dengan telunjuk terangkat, seperti anak kecil yang meminta dibagikan permen.
Aura hanya membalasnya dengan mata melotot. Mereka menikmati makanan mereka masing-masing tak ada suara selain gurauan intan yang bikin seseorang terdiam “Yummmmi, pilihan aura emang mantap”  jeletuk intan. Sambil memasukkan suapan terakhir ke mulutnya. “Andrey aja ngabisin nasi gorengnya sampai-sampai makan piringnya juga”.. hahah. canda intan
Semuanya tertawa geli mendengar kata-kata intan, tapi tidak dengan rika dia hanya mencoba trsenyum padahal terlihat jelas matanya yang berkaca-kaca, lagi-lagi adi melihat itu dan hanya diam. Dan, itu membuat hatinya terasa sakit sekali.
***

Aura menghempaskan tubuhnya di kasurnya yang empuk, badannya terasa sakit semua, jalan-jalannya hari ini ternyata cukup melelahkan. Sampai-sampai dia lupa pr matimatikanya, padahal papanya telah menempelkan note di kaca riasnya agar auara mengerjakan prnya tapi aura terlalu capek dia sama sekali tak melihatnya.
 Saat aura ingin memejamkan matanya, menuju alam mimpinya yang indah tanpa bisa diganggu oleh orang lain, ponselnya berbunyi, sekarang suara indah cakka nuraga sudah  menggema di seluruh sudut ruangan kamarnya.
“Siapa sih yang nelpon  malem-malem gini. Gak tau sopan santun apa?” gerutu aura, dia menatap layar ponselnya “Andrey jelek ?” gumam aura dengan dahi berkerut. (nama andrey di hp aura)
“Andreeey ngapain nelpon malem malem gini?” Teriak aura
“Cuma mau nanya loe Capek ya? Met istirahat “ Tanya andrey seperti orang bodoh, yang benar saja, pertanyaan macam apa itu. Andrey seperti orang idiot yang tak tahu harus menanyakan apa, selain pertanyaan bodoh itu.
“Udah ah, gue mau tidur gak usah nelpon lagi. Okk?” Jawab aura ceria seperti biasanya dan gak terlalu ambil pusing dengan tingkah andrey yang kadang-kadang aneh itu.
Yang di seberang hanya tersenyum raganya melayang ke angkasa. Dia juga tidak sadar telponnya sudah mati. Dia terus tersenyum sampai ke alam mimpinya. Sedangkan jauh di luar sana dua orang yang sedang sakit hati menitikkan air mata di kamar mereka masing-masing. Entah apa yang terjadi? Kesunyian dan kegelapan malam tak mampu menjawabnya.
***
Seluruh siswa SMA TUNAS BANGSA berlari dari gerbang utama ternyata pikiran mereka yang mengatakan “ini masih pagi”, tak sama dengan bel sekolah yang baru saja menggema di seluruh sudut bangunan  yang megah. Aura  turun dari angkutan kota, dengan muka yang kusut wajahnya yang manis mengalirkan setetes keringat. Matanya terbelalak saat dia melihat seorang laki-laki tegap dengan pakaian dinas menghiasi tubuhnya tengah menarik paksa gerbang yang  terbuat dari tembaga itu.
Aura berlari menyeberangi jalan tak dia pedulikan kendaraan yang berlalu lalang. “Pak maaf saya telat”, ucap aura dengan napas terengah -engah
“kenapa kamu telat?” tanya satpam itu  tanpa basa-basi. Kumis satpam yang tebal itu melengking karena marah, suaranya terdengar serak-serak basah.
“Saya telat bangun pak, udah gitu angkutannya lambat benget jalannya, saya juga kesel ngeliatnya”, alasan aura panjang lebar.
Tanpa mereka sadari seorang laki-laki dengan tubuh tinggi, wajah yang manis tengah berjalan dengan santai memasuki gerbang yang terbuka hanya beberapa senti. “Aaaaits”, reflexs  tangan satpam itu terbentang  menghalangi jalan cowok itu.
“Ini lagi,kenapa lagi kamu telat? Mobil kamu mogok lagi?” Tanya pak satpam, menyebutkan alasan yang sudah biasa dikatakan cowok itu, jika terlambat.
“Tepat sekali” jawab cowok itu dengan nada yang cool banget. Jari telunjuknya terangkat
“Ok. Kalian boleh masuk”, kata satpam itu akhirnya -“tapi berdirinya di samping tiang bendera jadi tontonan semua murid”. jelas satpam itu dengan tegas, kumisnya yang tebal itu semakin terangkat.
Cowok itu melangkahkan kakinya dengan santai, dia seperti orang yang berjalan dalam ketenangan  padhal dia dalam keadaan terlambat.  Sedangkan aura dia masih kokoh berdiri di tempatnya, dia seperti patung liberty amerika serikat, mulutnya menganga. seribu lalat tengah bergoyan di dalamnya, matanya lurus ke depan dia seperti melihat sesuatu yang menakjubkan. Samapi-sampai dia tidak mendengar teriakan satpam yang begitu besar sampai-sampai kumisnya bergerak.
“Aura kamu kesambet setan terlambat ya?” Tanya satpam itu dengan polosnya sambil bergidik ngeri.
Aura hanya diam, tiba-tiba dia melangkahkan kakinya dengan pandangan tetap lurus ke depan, dia meninggalkan satpam itu yang tengah kebingungan.
Aura sadar dari dunia khyalannya saat pak irfan guru matimatika tengah berteriak menyuruh murid-murid yang terlambat segera berbaris di depan tiang bendera
***
Terik sinar matahari tak membuat guru piket yang tengah berpidato  tentang kebersihan  itu mengakhiri ocehannya, padhal dia sadar  tak ada satu pun siswa sma tunas bangs yang mendengarkannya. Mereka  semua tengah asyik berdebat dengan cuaca hari ini. Mereka semua bergurau, tapi siapa yang peduli? Berbagai kata telah keluar dari mulut para siswa, ada yang bergosip, ada yang sedang belajar untuk persiapan ulangan, ada yang tengah asyik dengan dunia sendiri alias menghayal tapi  semuanya hanya di jawab dengan peringatan matahari yang semakin panas.
Berbeda dengan teman-temannya yang lain, aura sama sekali tak mendengar kasak-kusuk tentang siswa yang terlambat, padahal dia salah satunya . telinganya sudah tersihir dengan suara cowok di sampingnya yang mengeluh kepanasan dan lelah mendengar guru piket yang tengah berpidato, yang ternyata guru biologi.  Matanya pun begitu, pandangannya tersita oleh wajah manis cowok itu, sedetik pun matanya tak pernah melihat tempat lain, termasuk suara dan lambaian tangan teman-temannya. Badannya mengeluarkan keringat dingin padhal matahari sedang teriknya
“Masing –masing ketua kelas membubarkan barisannya”, suara mc yang terdengar dari speker mampu membuat semua siswa tunas bangsa bersorak sorai. Dan, mereka berbondong-bondong memasuki kelas.
****
“Huuuh pas upacara ribut, di kelas juga ribut. Kalian ini suka banget sih yang namanya ribut?”  Teriak aura yang baru saja masuk kelas
“Hello, nona aura yang suka terlambat, gimana kita gak ribut, pr matimatika belum jadi”, jawab intan tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
“Aaaaaaaaaaaa!!! Gue lupa”. Teriak aura sambil berlari ke bangkunya, berharap bisa mengerjakannya dalam waktusepersekian detik, sebelum kedatangan pak irfan.
Semuanya diam, bukan karena teriakan aura yang keras , tapi karena kalimat aura yang terakhir “ geu lupa” sejak kapan ratu math melupakan pr, apalagi pr matimatika yang hampir bagian dari hidupnya.
“Kenapa  diem? “Tanya  aura .Tak ada yang menjawab, karena kepala botak pak irfan terlihat mengkilat dibawah sinar matahari.
“Selamat pagi! Kumpulkan pr kalian dan kamu aura kerjakan nomor 1“.  Perintahnya
Aura kaget, yang lain hanya tersenyum karena pak irfan selalu mengawali harinya dengan kata –kata itu. Aura memberi tanda titik pada papan yang tadinya putih ceria berubah menjadi hitam dipenuhi angka-angka, itu pertanda dia telah selesai mengerjakan soal yang di suruh pak irfan.
 Aura membalikkan badan dengan muka menyeringai, giginya yang rata terlihat jelas, teman-temannya malah kaget tak sampai 3 menit aura mengerjakan soal itu.
“Aura pr kamu mana?” Tanya pak irfan tegas
Aura menghentikan langkahnya, “belum jadi pak, saya lupa”seru aura dengan suara yang sangat pelan takut pak irfan menghukumnya.
“Ya sudah. Duduk”Perintah pak irfan, sedangakan aura hanya bisa menganga mendengar jawaban pak irfan. Ironis sekali. Teman-teman aura jauh lebih kaget dariny, Senyum  lebar yang sudah di siapkan teman-temannya sebagai ejekan menghilang entah ke mana, mereka pikir aura bakalan di suruh keliling lapangan karena belum mengerjakan pr, seperti yang biasa ia lakukan  saat ada siswa yang tidak mengerjakan pr, tapi apa? Suara tegas pak irfan berubah menjadi lembut, mukanya yang selalu terlihat ganas berubah menjadi kalem saat aura mengatakan kalimat itu.
Kriiiiingggg kringg”….
Suara bel tanda kebesaran sudah berbunyi, semua siswa yang sedang mengikuti pelajaran yang  mampu membuat otak terasa mau pecah keluar kelas, ada yang berlari menuju kantin.
 Mereka seperti anak kucing yang sedang kelaparan karena tidak diberi makan ibunya selama seminggu, ada juga siswa yang lebih memilih berdiam diri di kelas sambil mengkhayal.seperti  Aura dan intan yang tengah asyik dengan obrolan mereka tentu saja mereka membicarakan Ata cowok manis yang selalu membuat aura meleleh kayak es. Mereka berdua tak peduli dengan suara dangdutan perut  yang sudah minta diisi.
“Ra, gila banget. telinga loe gak berfungsi lagi apa, gue manggil loe dengan suara penuh kelantangan tapi loe malah gak denger , mata loe terus melototin kak ata”.cerita intan dengan semangat 45.
            Itulah yang selalu mereka lakukan, diam dikelas bercerita tentang orang yang mereka kagumi, orang-orang yang menjadi penyemangat mereka. Ata, anak kelas XII IPA1 yang menjadi  idola aura sedangkan intan,  adit anak kelas XII IPS1. Meskipun begitu, mereka hanya sebatas mengaguminya tak lebih dari itu, hanya sebatas hiburan saat kau ingin tertawa, saat kau merasa lelah menghadapi suasana sekolah yang bikin kepala mau pecah.
“hai, gue bawain kalian makanan” sapa rika yang baru saja datang ke kelas aura dan intan. Mereka berlima memang tak sekelas pada saat naik kelas XI, adi dan rika di kelas XI IPA4 sedangkan aura, intan dan andre di kelas XI IPA3. Pada awalnya memang berat berpisah dengan mereka yang sudah terbiasa denganmu, tapi bukankah sahabat itu adalah orang yang menjagamu dari rasa kesepian, meskipun kau berada di dimennsi yang berbeda.
“dan ini,” lanjut rika sambil menyodorkan sebuah kertas yang berisi deretan angka, seperti sebuah nomer telpon seseorang. Yang benar saja, itu adalah nomer telpon milik ata, rika mendapatkannya dari mia teman sekelasnya sekaligus keluarga ata. Rika mengorbankan sikap pendiamnya, mengeluarkan keberaniannya yang tertahan hanya untuk mendapatkan nomer itu dan tentu saja demi sahabatnya, aura.
“thanks” jawab aura dengan sebuah garis terus tersungging di bibirnya, tangannya terasa dingin. Sedangkan intan, merajuk pada rika karena tidak diberikan nomer telpon adit.
Mereka ada..
Karena kamu ada..
Kamu dan dia..
***
Bel sekolah berbunyi pertanda pelajaran selanjutnya siap dimulai, semua anak tunas bangsa  masuk dalam kelas dengan wajah murung, mereka rasanya males mengikuti pelajaran selanjutnya yang membosankan. sejarah. Kali ini tak ada satu pun suara, bukan berarti mereka memperhatikan guru sejarah yang menerangkan materi tentang kerajaaan yang ada di Indonesia itu, mulutnya trus mengoceh samapi keluar air manjur dari mulutnya yang lebar, dia sama sekali tak peduli dengan siswanya yang tengah tertidur dengan pulas, yang dia inginkan hanya satu mereka terdiam dan merka dapat menjawab pertanyaan yang diajukan.
sekolah hari ini berakhir, semua siswa berondong-bondong menuju parkiran sekolah yang berdiri megah, parkiran yang tadinya kosong oleh manusia  dan hanya di penuhi oleh sepeda motor serta seorang satpam yang berlalu lalang di sekitar motor untuk mengejek keadaan keamanannya kini telah berubah menjadi pasar jual beli sepeda motor.
Aura  intan dan rika tengah mencari seseorang, siapa lagi kalok bukan ata, pulang sekolah merupakan tradisi mereka untuk mengikuti idola mereka masing-masing, tapi hanya rika yang tidak memiliki idola, hatinya sudah dipikat oleh orang misterius, saat dia menceritakan suasan hatinya rika tak pernah menceritakan nama cowok yang telah membuatnya selalu menangis, bukan tertawa atau pun bahagia.miris…
“Hari senin tanggal 12 mei 2011” gumam aura pelan
“Kenapa ra? “Tanya intan dan rika mereka pikr aura kesambet, atau apalah. Karena sikapnya yang kadang tersenyum dan kadang tertawa.
“Hari keberuntungan gue, lihat dong siapa itu?” seru aura sambil menunujuk ke jalan raya dan dia  berlari,  menghilang di tengah kerumunan siswa yang lain.
***
Ribuan angin bergerak menari –nari di udara mengarungi langit yang luas dia ditemani sinar matahari yang tengah bergoyang, matahari ini sama sekali tidak memperdulikan hati semua orang yang berteriak menyuruhnya menyingkir dari bumi suci ini, dia terlalu hanyut dalam dentuman lirik nan indah yang keluar dari suara burung-burung yang merdu namun tingkah mereka ini memikat beberapa anak manusia yang tengah berbahagia, entah karena apa?
Aura membuka pintu kamarnya, yang  elegan dengan warna biru yang cerah ,digapainya ponselnya yang tengah tergantung bebas di samping fhoto keluarganya. Aura mengetik nomer yang baru saja ia dapatkan dari rika, sahabtnya.
“Kak ata, boleh nanya gak”? aura menekan tombol sent dengan tangan gemetaran.
Aura mondar mandir menunggu jawaban dari kak ata, dia bagaikan orang yang menunggu pengumuman masuk universitas ternama. Hp aura bergetar dia mengambilnya dengan gerakan yang cepat
“boleh ja, maaf ini siapa ya?”
Aura berteriak menghembuskan sesak di dadanya, kini dia sudah melyang ke udara, dia tidak menyangka ata akan membalas smsnya yang gak jelas itu, pertanyaan bodoh baginya, tapi mau bagimana lagi, hanya kata itu yang terlintas diotaknya.
“ aura xi. Ia3. “
“Oh, ratu math tunas bangsa ya? Mau nanya apa,?”
Aura senyum-senyum sendiri kayak orang gila membaca sms balasan dari ata, yang ternyata mengenal aura dengan nama julukannya di sekolah. Memalaukan sih, nama yang benar-benar membuatnya merasa harus selalu waspada pada guru-guru yang notabannya seorang guru matimatika, karena dia harus bisa menjawab soal yang kadang mereka sengaja berikan pada aura.
“Denger-denger kakak suka gambar ya?” balas aura. Pertanyaan yang benar-benar memiliki derajat terendah. Kalok sudah tau, untuk apalagi menanyakan hal seperti itu. Konyol.
Aura menekan tombol sent untuk yang ketiga kalinya, entah mengapa kali ini hatinya merasa ata gak bakalan bales smsnya lagi. Aura melihat ponselnya terus-menerus, tapi nada yang ia harapkan tak terdengar.” apa gue salah nanya ya”, gumam aura lebih-lebih pada dirinya sendiri.
***
            Acara sms-an yang dilakukan aura dengan ata kemarin siang tidak ia ceritakan pada intan dan rika, aura lagi males diinterogasi oleh sahabatnya itu dengan berbagai pertanyaan yang aneh bagi aura, bagi aura smsan kemarin bukan merupakan sebuah perkembangan meskipun dia senang ata membalas smsnya. Bukankah meraka sudah mengatakan, hanya untuk membuatmu merasa bahagia dan tertawa, tak lebih dari itu.
            Pulang sekolah kali ini aura, rika dan intan tidak melakukan tradisi kesehariannya apa lagi kalok bukan ngikutin idolanya, aura sedang sibuknya mempersiapkan lomba olimpiade matimatika tingkat nasional, waktu aura tersita dengan jadwal pembinaan yang tak mengenal waktu dan tempat, hingga akhir-akhir ini aura jarang ngumpul bareng temen-temennya termasuk pulang bersama dengan intan naik angkot.
            Aura masih mengingat kata-kata intan pada saat pulang sekolah, dia sudah menyiapkan tenaga untuk mengejar  kak ata dan kak  adit yang udah sembuh dari acara sakitnya. “ra, rika kan pulangnya sama adi, ayok melakukan kebiasaan bodoh itu lagi”. Ajak intan dan, aura hanya bisa tersenyum menyesal, karena tak dapat menemani intan, aura sempat berpikir untuk menyuruh andrey menemani intan, tapi itu sama saja dengan  bunuh diri, karena andrey akan langsung memberi tahu orang yang bersangkutan tentang hal itu.
            Hari ini aura mengikuti pembinaan di perpustakaan sekolah yang terletak tak jauh dari ruang kesenian tapi, pada saat menuju perpustakkan aura pergi ke kamar mandi terlebih dahulu. Panggilan alam memang takakan pernah bisa ditahan.
            Dan, saat dia kembali, aura melihat seseorang yang tak asing lagi di matanya menuju ke ruang kesenian,meskipun dia tidak begitu mengenalnya. Aura berjalan sepelan mungkin agar sepatu hitam yang dia kenakan tidak menimbulkan suara.
            Aura tersihir dengan alunan nada yang keluar dari sebuah alat music yang aura sama sekali tidak bsa memainkannya, karena memang ia tidak suka musik. Pernah suatu hari saat pelajaran kesenian  aura di suruh memainkan salah satu alat music tiup, suling. Pak anto guru kesenian menyuruhnya menyanyikan lagu kebangsaan indonesia. Saat aura memainkannya pak anto malah berkata “ kamu ini warga Negara Indonesia atau amerika?” . aura hanya bisa diam. Aura tersadar dari ingatannya tentang hal yang memalukan itu tepat di saat suara music itu berhenti dan dan orang yang memainkannya mengagetkannya.
“Ngapain kamu di sini ratu math tunas bangsa, tempat ini bukanlah tempatmu. Ini ruang kesenian bukan perpustakaan”. Sindirnya dengan nada suara yang membuat aura kesal dan kedua tangannya terlipat di dada, tapi dibalik kata-kata itu, ada getar yang tak disadari aura.
“Aku hanya mendengarmu memainkannya, indah” puji aura, -meskipun aku gak ngerti tapi itu menurutku keren banget, aku baru pertama kali mendengarnya” ucap aura jujur.
            Cowok itu hanya diam dan langsung meninggalkan aura di ruang kesenian sendiri. Dia masih meneteng biola di tangan kanannya, langkahnya berlawanan dengan hatinya. Membuatnya melakukan semua itu.
            Jauh..
            Mengerikan, untuk menggenggamnya…..
            “Troy” panggil aura namun, cowok itu sama sekali tak menghiraukan panggilan aura. Aura sampai lupa pembinaannya,dengan cepat dia berlari ke perpustakaan dengan harapan pak irfan tidak menginterogasinya.
***
            Troy adalah salah satu cowok pentolan tunas bangsa, daftar namanya di bp- sudah terisi penuh, bisa dibilang dia hanya masuk sekolah dua atau tiga hari dan selebihnya dia membolos. Dia suka mengganggu para cewek, terutama yang terkenal dengan kepintarannya di tunas bangsa namun, entah kenapa troy tak  pernah sekalipun yang namanya mengganggu aura padahal aura siswa yang paling pintar di tunans bangsa.
            Troy menyukai hal-hal yang berbau  tawuran antar sekolah, bahkan dia pemimpim dari sebuah geng di tunas bangsa “the kira”. Aura sama sekali tak heran ketika pada  suatu hari intan menceritakannya sebuah tragedi yang dialami anak kelas x, dia dikroyok habis-habisan oleh komplotannya troy karena melawan  perintah troy. Aura hnya bias mengatakan “pantas saja nama komplotannya the kira orangnya sadis gitu” dan, intan hanya bias cekikikan.
            Aura paling anti berurusan sama orang yang seperti itu, tidak menggunakan otaknya untuk berpikir tanpi mengandalkan kekuatannya. tapi kali ini dia penasaran dengan seorang pentolan sekolah yang bisa memainkan alat music yang jarang orang  bias memainkannya. Tapi anehnya pihak sekolah tidak menghukumnya atau memberinya skors, guru-guru hanya menasehatinya saja, bukankah itu aneh? Seharusnya dia dikeluarkan dari sekolah ini, karena merusak citra sekolah.
***
            Pada saat pelajaran pkwn berlangsung, aura menceritakan kejadian itu pada intan, aura merasa harus menceritakannya, dengan suara sepelan mungkin aura  mulai beraksi, dia taku suaranya didengar oleh pak imin guru killer yang mengajar dengan semangat 45. Dan, Aura sukses membuat intan sakit jantung mendadak karena mendengar cerita aura yang tentu saja sudah ditambahkan bumbu, biar semakin enak.  “gue gak percaya seorang pentolan sekolah bisa memainkan biola” komentar intan  dan –“loe gak di macem-macemin, kan? Tanya intan dengan muka mengejek dan senyum jahilnya.
            “Intaaaan….” Teriak aura, dia lupa pelajaran sedang berlangsung dan jadilah mereka berdua dihukum untuk berdiri di depan tiang bendera sambil hormat, -inilah salah satu kegiatan pak imin, menghukum siswa hormat bendera, mungkin jiwa 45-nya selalu mengiringinya samaisampai hukumannya berkaitan dengan sang merah putih-.
            Karena hukuman pak imin membuat aura dan intan terlambat pulang, ternyata selain hormat bendera mereka juga harus membersihkan ruang guru karena sudah mengacau di kelas pada saat pelajaran berlangsung.
            Aura pulang bersama andrey yang baru saja keluar dari ruang olahraga, sebenarnya aura sempat menolak ajakan andrey, karena dia bersama intan. Tapi, intan sudah berlari meninggalkannya, samar-samar aura mendengar teriakan intan dari kejauhan.”gue pulangnya sama kak adit”. Sontak aura terkejut mendengarnya, sejak kapan intan dan kak adit?. Mustahil, mereka melakukannya hanya untuk bisa tertawa . it’s just game..
***
            Aura memegang kepalanya yang mulai berdenyut, nyeri. Entahlah, apakah dia harus tersenyum bahagia mendengar kata-kata itu?, tak satupun orang di dunia ini yang tak bahagia jika kata itu diucapkan seseorang padamu. Tapi, in adalah andrey, sahabat yang akan selalu jadi sahabat. Kata-kata andrey tadi siang mulai terngiang dalam kepala aura.
            “Aura, aku bukan orang yang pandai merangkai kata–kata dalam sebuah kalimat, aku juga bukan orang yang  suka mengatakan kata-kata ini karena aku lebih suka menunjukkannya dalam sebuah tingkah laku. Tapi kamu nggak pernah merespon semuanya, kamu malah semakin tidak mempedulikanku kau hanya menganggapku teman teman dan teman, sikapmu sama sekali tak acuh padaku, namun itu yang membuat rasa di hatiku makin dalam kamu berbeda dari yang lainnya. Meskipun, kamu ratu math tapi kamu nggak sombong malah kamu sering dihukum (sempet2 ailang gitu padhal lagi-lagi romance). Aku merasa ini waktu yang tepat  untuk bilang apa yang aku rasain selama ini, aku nggak ingin menyiksa diri ku terlalu lama. Aku udah nungguin kamu. Ich liebe dich”.ucap andrey singkat tapi mampu membuat aura jadi es. Andrey memang keturunan indo-jerman, jadi aura biasa mendengarnya berbicara bahasa jerman. Tapi, dia sama sekali tak pernah mendenger kata itu, meskipun aura kurang mengerti yang namanya bahasa. Jerman, tapi kata-kata itu? Bayi yang baru lahir saja mengerti.
            Aura pusing jika mengingat hal itu kepalanya terasa mau pecah, dia tidak pernah merasakan ini meskipun mengerjakan soal matematika yang paling sulit sekali pun. “Gue harus jawab apa nih, gue sih tahu andrey suka sama gue tapi gue nggak nyangka aja dia nekat kayak gini” ucap aura frustasi dengan semua ini. Karena terlalu pusing aura sampai tertidur membawa suasana hatinya yang tengah kacau.
***
            Saat aura sampai di depan gerbang sekolahnya dia melihat troy yang tengah main basket sama komplotnnya pagi-pagi gini, troy sempat melihat aura dengan tatapan dingin tapi aura tidak melihatnya karena andrey sudah menunggunya. Aura semakin bingung…
            Andrey mengajak aura pergi ke atap tempat rahasia para siswa tunas bangsa yang  sedang dapat masalah, menangis atau sekedar untuk melamun, kali ini aura menurut saja ajakan andrey. Tangan mungil aura sudah bersatu dengan andrey, biasanya saat andrey akan melakukan ini aura selalu berteriak tapi saat ini dia terpojok, bingung dengan hatinya sendiri. Di  satu sisi dia tidak suka sama andrey tapi, di sisi lain dia tidak akan menyakiti hati sahabtnya sendiri, apalagi mengacaukan persahabatannya.
“Gimana? Kamu udah mikirin jawabanya? “Tanya andrey membuka suara dari kebisuannya.
“Maaf ya rey, gue nggak bisa sebaiknya kita temenan aja aku rasa itu lebih abadi dari sebuah ikatan, bukannya aku ingin nyakitin kamu tapi”-… aura menggantung kata-katanya dia bingung apa yang harus dia katakana, takut ucapannya akan menyakiti hati andrey.
“Gue tau loe bakalan bilang kayak gitu. Gue gak pa-pa kok nyante aja. Gue Cuma ngungkapin apa yang gue rasain gue nggak peduli dengan jawaban loe yang penting nggak ada lagi yang tersembunyi di hati gue” jawab andrey sambil berlalu meninggalkan aura yang tengah bingung dengan ini semua. Tapi sebelum menghilang di tikungan itu, andery membalikkan badannya, “kita tetap sahabat, biarkan aku sendiri dulu untuk membunuh perasaan ini”. Kemudian diaa pergi, dan aura tersenyum mendengarnya , lega.
            Mengerti dan yakinlah…
            Kita adalah sahabat..
            Sekarang, besok, dan nanti.
            Ternyata ada orang lain selain andrey dan aura. Seorang anak perempuan tengah mendengar pembicaraan mereka. Dia mngeluarkan setetes air dari matanya yang indah membasahi pipinya yang putih, dia senang sekaligus sedih. Dia senang masih memilki kesempatan melihat orang yang dicintainya dalam kejauhan tapi dia juga sedih melihatnya sakit meski terlihat tegar, itu lebih menyiksanya.
***
            Ketika sampai di kelasnya, aura melihat intan sudah duduk dibangkunya menunggu kedatangan aura. Aura melepas tasnya sembarangn, menelungkupkan kedua tangannya diwajah, lega dan rasa capek menghampirinya.
“loe kenapa ra? Pak irfan bilang lo harus pulang buat lomba besok”. Kata intan sambil memandang wajah aura yang terlihat letih.
“Gak ada apa2 kok. Ya udah gue mau pulang dulu. Dah met belajar+pusing”. Ucap aura sambil berlalu. Tidak mungkin aura menceritan acara tembak menembak yang baru saja terjadi antara dia dan andrey, bisa-bisa dia diceramahin karena aura menolak andrey. “Huuh”. Sebelum aura pergi dia sempat melihat ke arah bangkunya andrey tapi andrey tengah asyik dengan komik narutonya, aura tahu Cuma komik yang bisa membuat andrey terhibur, apapun masalahnya.
            Aura berjalan melewati koridor suasana tunas bangsa tengah sepinya. Semua siswanya sedang mengikuti pelajaran yang berlangsung. Mata aura menerawang bangunan-bangunan sekolahny yang baru saja direnopasi hingga dia tak sadar kakinya yang sudah menuruni anak tangga.
            ”Bruuukkkk”. …
            Aura terkejut, dia sudah siap menerima kepalanya yang akan berciuman dengan lantai . berlahan dia memejamkan matanya dia tidak ingin mendengar sura benturan itu, tapi aura tidak mendengar suara apa pun termasuk benturan, dia malah mencium bau parfum khas salah satu milik siswa tunas bangsa. Dia sadar pemiliknya adalah… “troy” ucap batin aura. Perlahan aura membuka matanya dan menemukan badannya tengah berada dalam pangkuan troy, mata troy yang tajam membuat aura mendelik ketakutan, dia mencoba mengangkat badannya dari troy. “troy” ucap aura lirih
“Sory” jawab troy dingin, kemudian dia melepaskan tangannya dan membantu aura untuk berdiri. Setelah itu dia malah pergi, menghilang dari pandangan aura. Aura mengutuk dirinya sendiri “ kenapa gue nggak bilang makasih?”Keluhnya.
            Tatapan tajam..
            Hingga menusuk ku.
***
            Aura mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru, menyapu semua peserta lomaba yang tengah berkutat dengan soal-soal itu. Sunyi, “ini bagaikan kuburan” gumam aura pelan, semua peserta tengah asyik dengan pekerjaan mereka, tak ada muka yang mendongak semuanya melototin soal yang penuh dengan angka yang membuat kepala pusing.
            Dan tak ada yang tahu, mereka bisa menjawabnya atau tidak. Aura tidak konsen mengerjakan soalnya, pikirannya terus melayang pada kejadian kemarin, aura merasa ada sisi yang berbeda dari diri troy, aura merasa troy melakukan itu karena mencari perhatian, jelas tergambar dalam tatapannya yang terlihat kesepian. Aura mencoba mengerjakan soal yang paling sulit agar wajah pentolan tunas bangsa itu menghilang dari pikirannya…….
***
            Troy berjalan dengan pandangan yang tajam tergambar jelas dia dalam keadaan marah, rambutnya acak-acakan, dia masih mengenakan seragam sekolah yang sebagian keluar dari dalam jelananya. Troy membuka pintu sebuah rumah yang besar di kawasan pondok indah dengan kasar, namun petugas-petugas yang ada di rumah itu hanya memandangnya sambil membungkukkan badan.
             Troy berjalan melewati ruang tengah untuk menaiki sebuah tangga. Troy membuka pintu sebuah kamar, sebelum menutupnya dia mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan, matanya seperti mencari seseorang namun, sepi hanya ada dia disini. Troy menghempaskan tubuhnya di tempat tidurnya, matanya yang hitam melihat sebuah foto  di meja, photo itu adalah fotonya dan keluarganya saat dia berumur 12 tahun. Matanya yang bening tak lama mengeluarkan setetes air mata.
            Kau terjatuh..
            Karena, merasa sepi..
***
            Rika tengah berjalan di koridor sekolah, matanya yang cokelat berkaca-kaca. Dia bingung dengan perasaannya sendiri, dia ingin sekali mengeluarkannya supaya dia bebas untuk terbang, tapi dia bingung aura adalah sahabatnya dia tidak mungkin menyakiti hatinya, meskipun dia tahu aura sama sekali tidak menyukai andrey, tapi dia tidak enak.
            Aura dan rika sudah berteman sejak mereka masuk tunas bangsa, aura yang sudah mengajarkannya tentang sebuah persahabatan, saat kelas x mereka berempat sekelas, aura, intan adi dan andrey berteman sejak smp, sedangkan rika dia smp di London. Pada saat pertama masuk sekolah mereka-lah yang  mau berteman dengan rika, karena rika orangnya pemalu.
            Rika bingung dengan perasaannya dia tidak pernah mengalami hal ini, sejak pertama rika melihat andrey dia langsung menyukainya. Menurutnya andrey adalah sosok yang dewasa, dia manis rambutnya cepak. Rika senang sekali bisa mengenal mereka.
            Suatu hari saat pelajaran praktikum fisika, andrey secara terang-terangan mengatakan dia suka pada aura, tapi aura tak menanggapinya. Hati rika sakit, saat itu dia ingin berlari dan menangis sekeras-kerasnya. Tapi dia tidak bisa karena pelajaran sedang berlangsung. Mulai saat itu rika mencoba untuk melupakan andrey tapi begitu dia perusaha menghilangkan nama andrey dari ingatannya semakin kuat rasa sukanya. Tak ada yang tahu selain rika dan tentunya, dengan seseorang yang selalu memperhatikannya, adi….
***
            Adi duduk di atas motornya, padangannya tertuju pada seorang gadis yang tengah berjalan di koridor tengah. Hatinya seperti teriris pedang saat meliaht gadis yang disukainya tengan menangis, matanya sembap. Adi memang hanya bisa menyayangi gadisnya dalam diam, dia sadar cintanya tak terbalas, gadisnya menyukai sahabatnya sendiri, friend shipnya sejak smp.
            Adi membentangkan kedua tangannya, kepalanya menghadap langit padahal mtahari sedang teriknya, angin semilir menerpa wajahnya, rambutnya yang gondrong di terbangkan angin, matanya di tutup, bibirnya yang merah berdoa agar gadisnya tidak bersedih lagi, dia ingin melihat gadisnya tertawa lagi seperti dulu. Dia  juga berdoa cinta gadisnya terbalas, meski pun adi tau cowok yang disukai gadisnya menyukai orang lain. Adi berteriak dalam batinnya  dia begitu bodoh menyukai seseorang hanya dari kejauhan, dia tidak berani mengungkapkan semuanya, dia takut kecewa.
             “biarlah aku menyayanginya dalam kediamanku dan aku akan melindunginya sebagi sahabat bukan seseorang yang special baginya” gumam adi pelan. “Biarlah semuanya berjalan seperti biasa seolah-olah semuanya baik-baik saja, aku akan menunggu hatimu terbuka untuk orang lain selain dia kata adi” dalam hatinya……
****
            Intan berdiri di depan gerbang utama tunas bangsa, dia sedang berpikir kenapa teman-teman mereka seperti menjauh satu sama lain, “apa yang terjadi sebenarnya” gumam intan pelan.
            Intan mengedarkan pandangannya pada parkiran yang sudah lumayan kosong, semua siswa tunas bangsa sudah pulang, mata intan melotot dia seperti melihat adi tengah membentangkan tangannya wajahnya menghadap ke langit, intan sempat ingin memanggilanya tapi dia ragu wajah adi terlihat kusut, dia tidak bersemangat intan semakin bingung. Kebingungan intan belum terjawab, lagi-lagi matanya melihat andrey dan rika yang terlihat sedih. Rika duduk di depan kelas X.4 matanya sembap, dia seperti baru selesai menangis.    Sedangkan andrey berada di lantai atas, tepatnya di atap sekolah tempat rahasia siswa tunas bangsa, pandangannya kosong, kedua kakinya bersimpuh di atap, intan terkejut melihatnya, intan nggak pernah melihat andrey dalam keadaan seperti ini, setau intan andrey orang yang selalu tampak ceria dan ceplas-ceplos kalok ngomong, tapi ini ?
            “dia berbeda” gumam intan.
             Kepala intan pusing, dia melihat sahabatnya dalam keadaan yang seperti ini, terpisah.  membentuk segitiga dalam kejauhan. Intan berlari menuju angkot yang tengah menunggunya, dia bertekad untuk menyelesaikan ini semua. Melihat semua itu, membutnya mersa sedih
            Kita satu ikatan
            Dalam simpul yang sama
            Genggam tangan ini,
            Dan, kita menyatu…..
                                                                          ****
       intan ingin menyelesaikan segalanya, masalah apapun iitu. Karena hal itu, telah membuat sahabatnya terpisah jauh. Dan, mereka selalu melakukannya, ceritakan semua yang kamu rasakan pada sahabatmu, siapa lagi tempat kamu mengeluh selain mereka, sahabatmu.. Terbuka adalah semboyan persahabatan mereka.
       Aura dan rika sudah berada di kamar intan yang dipenuhi dengan warna biru favoritnya. Mereka hanya diam, menjelajahi pikiran sendiri. Mungkin butuh waktu, dan waktu memberikan mereka kesempatan untuk menata, apa yang akan mereka ceritakan. Berkumpul bertiga, tanpa adi dan andrey berarti ada sesuatu yang harus kamu selesaikan, sebelum semuanya menggerogoti keluarga kecilmu, sahabat.
       Dan, mereka bertiga menyadari sendiri, apa yang telah terjadi..
               “gue nolak andrey, tapi dia bilang kita tetap sahabat” ucap aura memulai segalanya, dan mulutnya menceritakan semuanya tanpa menyembunyikan satu kata pun. Apapun itu, kamu akan selalu merasa rahasiamu aman saat sang sahabat mengetahuinya. “gue benar, kan?” Tanya aura sambil menggenggam kedua tangan sahabtnya itu. Intan dan rika mengangguk menyetujuinya, karena itu memang benar.
               “hem, guys “ ucap intan. “Gue sebenernya suka sam.. ma  andrey” gumam rika lirih air matanya sudah mengalir deras,  intan dan aura hanya terkejut tidak menyangka rika menyukai andrey.
               “Gue salah ya, menyukainya?” Tanya rika dengan suara bergetar. Air matanya mulai jatuh, aura dan intan hanya bisa memeluknya menenangkan hatinya.”dan, maaf, kalok gue menghianati persahabatan kita”. Intan terkesiap mendengarnya, aura merasa lemas, tenaganya terserap ke udara,
               “penghianat? Siapa yang dihianati oleh siapa, ka?” Tanya intan, sebenarnya suaranya terjekat ditenggorokan, mulutnya terasa kering. Namun, diapaksakan, karena rika terlalu menyalahkan diri sendiri, siapa yang bisa mencegah perasaanmu, kamu bahkan tak tahu kapan perasaan itu datang padamu. Dan kamu tentu sangat mengerti, sahabat lebih penting dari sebuah ikatan? Tapi, jika memang kalian menginginkannya, apa yang salah dengan sahabatmu adalah cintamu.
“It’s ok nggak ada yang perlu dimaafin ini hanyalah urusan perasaan yang semua remaja pasti bakalan ngerasainnya. Gue harap nggak ada lagi yang kita sembunyiin satu sama lain.kita harus terbuka. Bukankah itu adalah semboyan kita” ucap aura semangat dan ceria kembali seperti biasanya.
               Aura dan rika menatap ke arah intan, dengan senyum jail, membuat intan tertawa melihatnya.”lupakan, idola. Mereka akan segera pergi, bukankah mereka hanya orang-orang yang akan membuat kita tertawa?, just friend, not that like you think guys”
               Mereka tertawa, mngingat hal-hal aneh yang pernah mereka lakukan. Dan, mungkin itu akan menjadi sebuah kenangan yang paling konyol, your idol is your laught.
               Waktu..
               Memberi kesempatan itu lagi..
               Kembali menyatu dengan tawa…
***
                 Adi menggiring bola dengan pelan, dia melihat kedepan, tepatnya di depan gawang. Andrey tersenyum melihatnya, sorot matanya menantang dan mengejek, adi terus membawa bola dikakinya dengan cepat, andrey mencoba menghalanginya. “gue ditolak, tapi dia tetap jadi sohib” kata andrey sambil terus mencoba mengambil bola, dan berhasil. Bola beralih dari kaki adi ke kaki andrey. “gue rela, dia menjadi milik lo. Karena dia tetap akan menjadi sohib” kata adi sambil mengejar andrey yang sedang membawa bola ke depan gawang adi. “tapi, jangan sakiti dia, karena gue bakalan mengambilnya lagi” lanjut adi. Dan, saat itu satu kosong untuk kemenangan andrey. “entah, mungkin perasaan gue bakalan berubah, dan menerimanya, semoga waktu memberi gue kesempatan” ucap andrey sambil merangkul adi. Mereka tersenyum dibawah terik matahari.
***
                 Aura memejamkan matanya, kedua tangannya sudah menutup telinganya, dia tidak ingin mendengar suara mc pada upacar ini, aura deg-dega-an semua badnnya berkeringat, aura lama- lama kesel ngeliat mc itu, dia dari tadi nggak ngumumin hasil lomba kemaarin, dia hanya menarik napas padhal lembar pengumuman sudah ada di tangannya. “tinggal baca aja susah” gerutu aura. Ternyata bukan Cuma aura yang deg-degan semua siswa tunas bangsa diam tangan  mereka semua terlipat di muka.
“Lomba OLIMPIADE MATIMATIKA TINGAT NASIONAL yang  diikuti tunas bangsa dengan perwakilan dari XI IPA3 MAURA WIJATMA mendapat juara… juara… satuuuuu” teriak mc. “Diharapkan aura maju ke depan untuk menerima mendali emasnya”lanjut mc
Aura terkejut dia nggak nyangka bisa memenangkan lomba itu. Suara tepuk tangan yang meriah mengiringi langkah aura, kebahagiaan tergambar jelas di mukanya.
                                                                           ***
Aura  berjalan ke arah perpustakaan dengan muka kusut, dia baru saja balik dari kantin. aura bener-bener kesal sama intan kenapa juga bilang sama temen sekelas kalok aura mau neraktir mereka di kantin, padhalkan aura Cuma bilang mereka berempat dong bukan sekelas, aura melihat lagi bon dari ibu suh 800.000 gumam aura pelan. Padhal aura berencana membeli sesuatu dengan uang yang didapat, sekarang uang aura tinggal 18.200.0000 “cukup gak ya” pikir aura.
“Braakkkkk”, aura diam dia seperti menabrak seseorang dan benar saja aura menabrak seorang anak laki-laki yang baru saja keluar dari ruang kesenian. Saat anak itu mengangkat kepalnya terbangun dari jatuhnya aura terkejut ternyata dia troy. Mata troy bener-bener tajam dia seperti orang yang kerasukan setan, aura merasakan panas di sekitarnya.
“Maaf ya, aku nggak sengaja” ucap aura dengan takut-takut
“Loe emang hobi nabrak orang ratu math” jawab troy sambil berlalu dan dengan nada suara yang tetap dingin bahkan ada kesinisan dalam kata-katanya.
“Makasih ya buat yang waktu itu” teriak aura tanpa mempedulikkan kata-kata troy yang dingin, troy menghentikan langkahnya kemudian melihat aura hanya sedetik  dia pergi lagi entah ke mana.
Aura diam dia begitu penasaran dengan sikap troy yang dingin terhadapnya sedangkan dengan siswa tunas bangsa yang lain, dia begitu sangar, matanya seperti mengeluarkan kobaran api.
Waktu memberi rasa itu
Menarik, untuk lebih jauh
Hingga kau sampai dilubang itu…
***
Aura terkejut saat intan dan rika bilang kamis besok ulangan semester kenaikan kelas, aura  pikir hari senin, tapi apa pentingnya mengenai kapan. Kamu tidak akan bisa lari dan harus menghadapinya.
 Aura  sama sekali belum mempersiapkan apa pun, dia hanya sibuk dengan lomba kemarin. Saat aura bilang begitu pada rika dan intan mereka hanya menjawabnya dengan senyuman sepertinya mereka juga pasrah belum ada persiapan sama sekali.
Bel istirahat berbunyi tapi intan dan rika tidak ke kantin seperti biasanya. mereka sibuk mengerjakan tugas fisika yang baru saja diberikan oleh buk endang. aura berjalan mengelilingi taman sekolahnya, dia ingin mencari udara segar buat menenangkan pikiran, dan saat itulah aura mendengar seorang anak laki-laki berteriak, sepertinya suara itu berasal dari gudang belakang sekolah.
Aura terkejut mulutnya menganga dia tidak percaya pada penglihatannya troy dan komplotannya tengah mengeroyok siswa yang sepertinya kelas X, tak ada yang menyadari kedatangan aura. Troy mengepal tangannya kuat-kuat, kemudian dia melayangkan pukulannya pada anak itu tepat di  perut sebelah kirinya, anak itu meringis kesakitan aura tak tahan melihatnya, dia berteriak sekencang-kencangnya. Komplotannya troy memandang aura sengit, dia menarik tangn aura hingga dia berada tepat di hadapan troy, wajahnya bengis penuh dengan dendam tapi aura melihat sisi lain dibalik wajahnya itu. Aura memandang mata troy yang tengah menyala dengan tajam, kali ini dia tak peduli kalok troy seorang pentolan tunas bagsa yang semua orang menakutinya, aura merasa perbuatan troy sudah melewati batas dia sama sekali tidak menghargai hak asasi manusia.
Aura sangat marah kobaran apai tengah menari di ujung kepalanya, dia tinggal menunggu waktu untuk meledak.
“Troy, kenapa loe ngeroyok adik kelas loe sendiri? Loe udah nggak punya hati nurani ?” teriak aura pada troy yang tengah bersandar di tembok. Troy bukannya menjawab, dia malah melangkah ke arah aura, dia  menghentikan langkahnya setelah aura berada di pojok pintu gudang, troy menaruh ke dua tangannya ke tembok sehingga aura tidak bisa keluar, dia hanya diam memandang troy bingung, aura lebih takut troy seperti ini dari pada troy yang sangar. Aura takut troy  macem-macem sama dia. Pikiran aura mulai kacau. Troy menatap aura tajam dia seperti mencari sesuatu di mata aura, mungkin sebuah sinar kebahagiaan. Mata troy cukup lama menatap mata hitam aura setelah itu dia pergi dan lagi-lagi dia tidak  menjawab pertanyaan aura. aura semakin bingung bukannya dia bisa menenangkan pikirannya dia malah makin pusing.
****
Semua kepala tertunduk lemas, mata anak XI IPA3 sudah keluar semua sudah lebih dari 15 menit mereka melihat soal matimatika yang tengah mengejek mereka, satu pun rumus di kepala mereka tidak tersisia , waktu berjalan hampir setengah jam, namun mereka semua hanya bisa menjawab beberapa soal dari 35 soal, mereka sudah terdesak oleh waktu, sebagian siswa berdoa agar dewi fortunate datang memberi tahu mereka jawabannya, tangan mereka yang sudah lelah mencari jawaban menebak sesuai dengan pirasat mereka lama-lama bosan tangan-tangan itu butuh kepastian.
Mereka ingin sekali mengangkat kepala mengarahkan mata mereka pada sang ratu math yang menguasai soal-soal ini, tapi mata pak irfan sang pengawas sekaligus guru matimatika tengah bergoyang-goyan melihat semua siswa, sedikit saja gerakan yang mencurigakan dia langsung mengeluarkan jurusnya “jangan macam-macam saya bisa saja merobek lembar jawaban kalian” kalimat itu mampu membuat semuanya terdiam dan tertunduk pasrah.
Suasana semakin gadu saat pak irfan mengatakan waktu tinggal 10 menit, mereka berdoa agar pak irfan mendapatkan telpon dan benar saja hp pak irfan berdering, Allah memang mendengar doa orang-orang yang teraniyaya. kepala mereka celingukan kesana kemari saat pak irfan tengah menerima telpon entah dari siapa, sedangkan ratu math, aura tak dapat diganggu gugat lagi dia sudah berdiri, lembar jawabannya sudah terisis semua dia membawanya dengan enteng ke meja pengawas dengan senyum sumeringah, tak terlihat beban di wajahnya melainka  hanya sinar kebahagiaan , sedangkan teman-temannya tersiksa.
***
Semua muka anak tunas bangsa terlihat kusut saat meereka keluar dari ruangan masing-masing, mereka semua mengeluh mengenai soal matimatika yang barusan mereka kerjakan. “Kenapa hari terakhir menyiksa begini sih” keluh semua siswa.
Aura, intan, dan rika sedang di kantin mereka tidak mau ambil pusing masalah yang tadi bagi mereka yang sudah biarlah berlalu. Tak ada yang dapat mengulang semua yang terjadi.
Dan mereka tenggelam dalam pembicaraan mereka, sampai-sampai tidak menyadari seorang anak tengah memperhatikan mereka, dari sorot matanya terlihat kesepian sedang mengahantui langkahnya, dia ingin sekali seperti mereka tertawa bersama orang-orang yang disayangi, makan bersama setiap saat, bercerita bagaimana hari-hari yang dijalani satu sama lain dan yang terpenting terdapat kasih syang dalam diri setiap orang yang tengah bersamanya, ya dialah troy sang pentolan sekolah yang menginginkan semua itu.
***
Aura  berjalan di tengah lapangan basket, semua siswa sudah pulang paling yang masih berlalu lalang hanya anggota osis yang lain. Aura selain jadi ratu math dia juga anggota osis yang bertugas menyelenggarakan class meeting besok, class meeting tahun ini berbeda dengan tahun lalu, kali ini pertandingan yang dilaksanakan melawan sekolah lain, yang biasanya hanya dilakukan di lingkungan sekolah saja, pertandingan antar kelas.
Aura baru saja selesai melakukan rapat mengenai pertandingan sepak bola besok siang, tunas bangsa melawan sma pahlawan, rival abadi tunas bangsa. Aura berdiri di deapn gerbang tunas bangsa dia sedang menunggu angkot  kendaraan sehari-harinya.
Sampai di rumah Aura langsung menghempaskan tubuhnya, di kasurnya yang empuk, mamanya tengah berada di ruang tamu bersama teman sekerjanya. Padhal aura berharap mamanya sedang duduk bersila di depan tv ditemai sekotak brownis buatan mbok surti, aura ingin melepas rasa rindunya pada mamanya, sudah satu minggu dia tidak bertemu, bahkan saat aura memenangkan olimpiade matematika kemarin mamaya hanya mengirimkannya pesan singkat  yang berisi ucapan selamat dan memberikan hadiah leewat papanya, sebuah jam tangan yang sudah lama diinginkan aura diberikan mamanya dan mobil xenia dari papanya, tapi aura masih ingin mengunakan angkot untuk sekolah.tapi aura mengerti dengan kesibukan orang tuanya, mereka melakukan itu untuk kebutuhan aura semata, mereka hanya ingin aura bahagia.
Karenanya, aura juga selalu berusaha untuk membalas kerja keras mereka dengan menjadi ratu math di tunas bangsa dengan cara itu juga perhatian mereka  didapat aura. sebelum menuju alam bawah sadarnya aura mengambil diarynya, diaa ingin mendokumentasikan tentang kebahagiaanya, namun entah kenapa saat aura ingin menulis yang terlintas di pikirannya dalah troy…
Tuhan
Hamba ucapkan syukur kepada-Mu
Banyak kebahagiaan telah engkau limpahkan pada hamba
Orang tua yang selalu menyayangi hamba
Sahabat yang selalu ada
Hamba bukan ingin meminta lagi, tapi….
Hanya berharap semoga seseorang yang tengah
hamba pikirkan kembali kejalan-Mu yang Sesungguhnya…….
Aura menutup bukunya, dia bingung sendiri dengan apa tang telah dia tulis, sungguh tidak masuk akal pikirnya, kenapa harus troy manusia paling berbahaya se-antero tunas bangsa, namun tak bisa disangkal  malam ini aura sedang memikirkannya, tak ada nama kak ata lagi dipikirannya melainkan seorang penjahat dengan tatapan yang selalu ingin membunuh, yang ketika berbicara begitu datar tanpa ekspresi sehingga terlihat sangat tidak menarik, tak pernah senyum, semua kehendaknya yang harus di turuti semua orang dan sikapnya yang selalu dingin.
Semua yang ada dalam diri troy tidak ada yang menarik bahkan aura baru mengenalnya, berbicara hanya beberapa kata, aura semakin bingung dengan pikirannya,namun itulah yang dirasakan aura merasa terganggu dan terancam dengan semua itu, terganggu karena aura mulai menyadari bayangan itu….
***
Semua sekolah sudah libur, tapi dua sekolah yang bersaing dalam segala bidang melaksanakan pertandingan khusus, untuk membuktikan sekolah mana yang terbaik di Jakarta. Tahun ini sma tunas bangasa dan sma pahlawan mengadakan sebuah pertandingan sepak bola di glora bung karno, pertandingan terbesar dalam sejarah sma.
Aura melihat sekelilingnya, dipinggir lapangan sudah berkumpul supporter dari tunas bangsa dan sma pahlawan, mereka berteriak dengan yel-yel masing-masing untuk mendukung sekolahnya, aura, intan dan rika sebagai panitia harus mendapinggi tim tunas bangsa, tugas mereka cukup mudah mengatur konsumsi dan pemain-pemain yang dimasukkan jika ada pergantian pemain, mereka kekelelahan terlihat dari tetes keringat mereka yang bercucuran.
Mereka yang seharusnya bertiga, jadi berdua ,rika tidak bisa ikut karena harus menemani mamanya ke mall. Aura dan intan sama-sama gelisah, jam yang ada dipergelangan tangan aura sudah lelah dilihat oleh pemiliknya berulang kali, sedangkan intan sudah mondar-mandir kesana kemari. Papan skors menunjukan 2-1 untuk kemenangan sma pahlawan sedangkan waktu terus mengejar. Adi selaku kapten sudah berusaha dengan maksimal begitu juga dengan andrey sang straiker. Namun  ternyata sma pahlawan jauh lebih kuat.
Adi berlari ke pinggir lapangn dia menyuruh aura untuk menelpon troy sang pentolan sekolah, dialah satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan tim tunas bangsa saat ini, namun aura ragu sang pentolan sekolah itu mau mendengarkannya. Aura  mengumpulkan keberaniyannya untuk menelpon troy….
***
Siang itu udara Jakarta  sedang panas-panasnya. Di sebuah kompleks pemakaman di bagian barat Jakarta, troy bersimpah di samping sebuah makam, mamanya. Dia menaburkan bunga di atas makam yang dilapisi marmer itu, lalu berdoa.
Setelah itu troy membuka wadah biola yang ada di sampingnya dan mengeluarkan isinya.lalu, sekitar 5 menit troy memainkan biolanya di depan makam. Suara biola yang melengking dan suasana kompleks makam yang sunyi membuat siapa pun yang mendengar permainan biola troy merasa terenyuh.
Setelah troy selesai, dia terdiam beberapa saat kenangan bersama mamanya mulai berputar diotaknya, mamanyalah yang  pertama kali mengenalkan troy pada music, mengajarkan troy bagaimana mendapat perhatian semua orang yang dicintainya dengan  music, tapi saat mamanya pergi semua itu juga pergi tak ada perhatian yang menemani troy  kecuali kesepian, papanya sibuk dengan perusahaan yang sudah dia rintis bertahun-tahun. Semua itu lah yang membuat troy menjadi manusia paling jahat di tunas bangsa. Suara indah BoA   seolah mengembalikan troy dari alamnya yang lain. Troy menatap layar ponselnya, dahinya berkerut saat dilihatnya nomer hp nggak dikenal.
“Halo” sura troy serak. Yang diseberang malah terdengar ketakutan
“Halo troy, ini aku aura. kamu bisa nggak datang ke gelora bung karno, anak-anak lagi terdesak  kita kalah dan tim butuh kamu”, jelas aura dengan napas yang terdengar ditahan.
Troy diam. Suaranya kembali terdengar datar.” Kenapa kamu yakin aku bakalan bantuin kamu?” Troy malah nanya balik
Aura bingung ngejawab pertanyaan troy, “aku yakin aja” jawab aura akhirnya  asal…….
 Tut tut tut…….
***
Aura mendengus kesal, dia meberanikan diri menelpon sang pentolan sekolah sampai-sampai dia keringetan gini karena keseringan nahan napas, tapi sang pentolan sekolah malah tidak menjawab iya atu nggak, dia malah menutup telpon seenaknya.
“Gimana” Tanya adi,” waktunya tinggal 45 menit nih?”
“Gue nggak tahu, dia nggak ngejawab malah matiin telpon gue, emang nggak ada yang lain apa selain pentolan sekolah itu?” Tanya aura kesel, kesel, kesel banget dengan kelakuan troy.
“Nggak ada ra, Cuma dia yang..” kata –kata adi tergantung, dan tersenyum melihat troy datang entah dari mana, dia langsung masuk ke tengah lapangan, tanpa menemui mereka terlebih dahulu, hanya untuk berkata. “gue siap tanding, guys” atau sejenisnya. Dan, itu membuat aura semakin kesal.
Troy menggunakan nomor punggung 10 yang merupakan nomer keramat dari pemain ternama dunia , lionel messsi. Salah satu pemain yang saat ini tengah berada di club fc Barcelona, club yang terkenal di spanyol.
Troy mulai menggiring bola (dribble) dengan rapat dalam ruang yang terbatas dan dia mencoba menggiring bola  dengan cepat  untuk memasuki ruang yang terbuka. Troy menggiring bola dari tengah lapangan . Beberap  pemain lawan menghadangnya, mereka berusaha merebut bola dari kaki troy tapi mereka tak bisa,  troy memiliki keterampilan untuk melindungi bola dari  lawannya. Troy mulai memasuki kotak pinalti lawan, sudah ada 5 pemain yang menunggunya tapi itulah troy sang pentolan sekolah yang jago dalam sepak bola dia berhasil  menempatkan bola di antara dia dan lawan yang mencoba merebutnya dan hasilnya.

“gooooooooooollll…..”
 Aura, intan dan adi yang sudah ke luar lapangan hanya tercengang melihat permainan troy yang bagus, tak ada satu pun pemain yang berani merebut bola dari kakinya. Sekarang papan skor sudah menunjukkan 4-2 untuk keunggulan tunas bangsa dan semua itu di cetak oleh troy sang hunter of goal.
Wasit memberikan 2 menit untuk tambahan waktu, saat ini bola tengah berguling di daerah lawan. Sma pahlawan. andre sang straiker melakukan tendangan pojok, bola melayang ke udara  dan terjatuh tepat di kepala troy dengan gesit dia  mengeluarkan keterampilan jump headernya (meloncat ke atas untuk menanduk bola ) ke arah gawang lawan agar arah bola tidak mudah di tebak. Troy memantulkan bola ke tanah, lalu masuk. “Gooooolllllll”, troy mencetak golnya yang ke-4 sekaligus mengakhiri pertandingan dengan gol terakhir yang sangat menghibur para penonton. SMA Tunas Bangsa memenangkan pertandingan dengan skors 5-2
Lain halnya dengan sma pahlawan terlihat jelas dendam di wajah mereka. Mereka tidak terima dikalahkan seperti ini, sungguh memalukkan. Itu terlihat dari sifat mereka yang arrogant saat tim tunas bangsa  ingin berjabat tangan dengan mereka, dengan kasar mereka menolak. Padhal, dalam pertandingan dibutuhkan sebuah ketegaran untuk menerima sebuah kekalahan ataupun kemenangan, karena menang dan kalah adalah akibat dalam pertandingan.
Kemenangan..
Awal segalanya dimulai..
Mencekam, cepat. tanpa disadari.
***
Aura menghempaskan tubuhnya di kasurnya yang empuk dia memandang langit-langit kamarnya, dia seperti orang kebingungan, otaknya pun kembali memutar kejadian di pertandingan tadi. “hai ra” sapa andrey dengan senyum sumeringah. “iya rey”, jawab aura dengan dahi berkerut dan muka pucat, kaget di panggil tiba-tiba oleh andrey padhal sudah 2 minggu setelah kejadian itu andrey  tidak  menyapanya apalagi dengan senyum sumeringah. “Maafin gue ya, gue terlalu childish jadi orang, padahal lo kan sahabat gue bukan Cuma satu minggu tapi udah bertahun-tahun”, jelas andrey. “There you go”, balas aura sambil meninju pundak andrey pelan.
“Huuh, akhirnya masalah gue sama andrey selesai juga. tapi gue tetep kepikiran kesambet apa tuh anak sampe- sampe minta maafnya penuh dengan semangat, gue yakin ada apa-apa “, gerutu aura lebih-lebih pada dirinya sendiri.
Aura melirik alarmnya yang ada di meja, 22.00. “gue kok belum ngantuk ya” celetuk aura. Aura pun bangkit dari kasurnya dia membuka jendela agar angin malam menerpa wajahnya yang sedikit berkeringat, mungkin karena cuaca yang panas. Saat itulah aura melihat segerombolan lelaki  mukanya nggak terlalu sangar  malah lebih terlihat seperti pelajar sma. Firasat aura mulai buruk, “mau ngapain mereka di depan rumah gue malem-malem gini, ihh serem” seru aura sambil bergidik. Aura pun menutup jendelanya kembali, takut gerombolan itu nekat memanjat naik ke lantai dua. “Kan bahaya” celetuk aura lagi sambil menghempaskan tubuhnya kembali di kasur  dan dia mencoba memejamkan matanya.

***
Aura berjalan sempoyongan ke lantai bawah, nyawanya masih tinggal sedikit di alam mimpi tapi dia dapat melihat mama dan papanya sudah menunggu di meja makan. “Pagi” sapa mama papa aura tapi mata mereka terus memperhatikan wajah aura, heran.
“Kamu kenapa aura, kok kamu kacau gitu?” Tanya pap heran
“Hm…. Cuma kecapekan aja , plus aura belum cuci muka nggak sempet karna perut aura minta diisi dari kemarin sore aura belum makan” jelas aura pada kedua orang tuanya. Papa mama aura hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anak bungsunya.
“Kamu nggak sekolah?” Tanya papa aura lagi
“Kan libur pa, palingan aura ntar pemb….. belum sempat aura menyelesaikan kalimatnya ponselnya berbunyi. “Tuh kan, pa jam 09.00 aura ada pembinaan. Nih denger ya sms pak irfan “ don’t forget in this morning, you must come to school. On time!” huh. “Padhal aura pengen liburan, malah disuruh pembinaan, Bosen.” gerutu aura
“Aura kamu ini dipercaya oleh sekolah untuk membawanya menjadi sekolah yang paling baik se-jakarta, makanya kamu jangan sampai mengecewakan semoa orang, papa yakin kamu bisa Jelas papa aura, bangkit dari kursinya menuju ruang tamu untuk mengambil Koran paginya.
Aura hanya diam mendengar kata-kata papanya yang bijaksana, ini lah yang membuat aura tak dapat bicara. Papanya selalu mengatakan hal-hal yang membuat hati aura selalu tenang dan ikhlas dalam menjalani segala sesuatu itu. Dan, bukankah itu memang tugasmu sebagai seseorang yang dipercaya, tentu, kamu harus bangga.
***
Aura turun dari angkutan, entah mengapa dia terus membayangkan muka sangar dan penuh dendan segerombolan remaja yang tadi malam berada di depan rumahnya, “bener-bener firast buruk” seru aura.
Aura beralari kecil menuju gerbang sekolah dia melihat mobil pak irfan yang tengah terpakir sendiri tanpa teman, aura tertawa geli ”pasti sudah lama nunggu, dan bakalan marah” seru aura dibalik tawanya. Dia tak tahu bahaya tengah bersamanya.
 Segerombolan remaja yang mengenakan sepeda motor berhenti di depan gerbang tunas bangsa. Mereka semua membawa batu dan kayu, kemudian mereka melemparnya ke gedung-gedung tunas bangsa dan salah satu batu itu mengenai aura tepat di keningnya, aura merintih kesakitan, darah segar keluar dari keningnya. Aura membalikkan badan dia mencoba tak menghiraukan sakit yang dia rasakan, mata aura terbelalak dia tak percaya pada orang-orang yang  dilihatnya, “mereka…. Aura tak dapat melanjutkan ucapannya berbagai ukuran batu malayang ke arahnya, aura mulai merasa kehilangan kesadarannya, kepalanya pusing, berat sekali. Namun, sebelum dia pingsan aura sempat melihat seseorang yang  dikenal tengah menghadapi gerombolan itu, lebih tepatnya perusuh. “troy”seru aura lirih kemudian dia terjatuh ke tanah dan tak dapat mengingat apa-apa lagi.
Melihatmu..
Mngerikan dengan tatapan itu..
Menyala, membunuh dan menusuk.
“Auraaaa” panggil troy tapi orang yang di panggil sudah pingsan, troy berjalan dengan tatapan penuh amarah ke arah orang yang tengah memegang kayu balok, yang ternyata rendy kapten sepak bola sma pahlawan. Beberapa orang menghalangi langkah troy tapi dengan sigap dia membantai orang-orang tersebut, troy tak dapat membiarkan mereka merusak sekolahnya begitu saja, troy sudah mengira mereka akan melakukan ini, karena mereka nggak terima dengan kekalahan mereka tempo hari.
Troy berhenti tepat di depan rendy, sekarang tinggal rendy yang tersisa semua teman-temannya sudah pingsan.
“Pengecut” umpat troy dengan tatapan penuh kemarahan, kedua tangannya mengepal kuat-kuat. Namun rendy tak menjawab dia hanya diam menatap troy yang tengah marah. Troy semakin marah karena rendy tak menjawab, tangan troy sudah terangkat dia  sudah siap memberikan satu pukulan tepat di muka rendy…
“Aawwwaaaaaassss” teriak seseorang yang ternyata pak irfan. Namun troy tak sempat menghindari pukulan keras di punggungnya, ternyata salah satu teman rendy yang pingsan dari tadi sudah terbangun kemudian memukul troy yang ingin menghajar rendy.
Sebelum pingsan troy melihat senyum licik di bibir rendy, ibu jari tangannya yang membentuk tanda ok’ menghdap kebawah yang berarti ‘kalah, kemudian rendy pergi bersama pasukkannya menggunakan motor.  lalu menghilang di tengah keramaian jalan.
Aura terbangun dari pingsannya, dia mendengar suara teriakkan pak irfan.  Aura memegang kepalanya yang pusing, darah yang tadi keluar kini sudah mengering, namun masih terasa nyeri. Aura melihat sekelilingnya bebrapa kaca tunas bangsa pecah karena batu yang di lempar oleh perusuh, tunas bangsa bener-bener kacau. Aura mencoba berdiri sampai dia teringat sebelum pingsan dia melihat troy, meskipun samar-samar tapi aura yakin yang di lihat adalah troy seorang pentolan sekolah.
Aura kembali mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya saat itu lah dia melihat pak irfan tengah memapah seseorang. “Troy” ucap aura lirih, suaranya masih terdengar berat.
                 Mawar semerah darah..
                 Tertusuk durinya..
                 Tanpa membiarkanmu lepas..

***
Aura hanya bisa berdiri mematung di samping ranjang dalam ruang icu rumah sakit kusuma, Jakarta. Di ranjang itu, terbaring troy seorang pentolan sekolah yang dia kenal dengan kegarangannya, namun sekarang sedang terbaring lemas tak berdaya, dia seperti anak kucing yang membutuhkan seorang ayah. Kepala troy terbungkus perban, mata troy masih terpejam. Dia masih belum sadar walau menurut dokter dia sudah melewati masa kritisnya.
 Aura memandang wajah troy, yang terlihat letih, tanpa sadar aura mengeluarkan air matanya, entah karena apa dia sampai memarahi dirinya sendiri.
 ”Kenapa gue nangis ngeliat loe kayak gini troy, padahal lo benci banget sama gue, kenapa troy? Bangun dan kasih gue alasan, asal loe tahu ya gue suka sama loe” ucap aura kalap dalam tangisnya.
Aura menghela napas, sekarang dia hanya sendiri di sini pak irfan tengah mengurus para perusuh itu, mungkin mereka sekarang sudah berada di kantor polisi akibat perbuatan mereka. Aura baru tahu bahwa perusuh itu adalah siswa sma pahlawan yang tak menerima kekalahan waktu kompetisi kemarin, sepertinya mereka tak terima dikalahkan dengan skors yang telak. Aura tahu itu dari pak irfan.
Aura duduk dikursi samping ranjang troy, aura sudah menelpon papanya  troy, tapi aura nggak tahu kenapa papanya troy belum kunjung datang, “katanya sih dia lagi di luar kota, bandung”. Aura menangis lagi seolah-olah dia tidak ingin berhenti, bibirnya mulai bergerak mengucap sebuah doa untuk troy orang yang membutnya menangis seperti ini, entah karena apa? Mungkin bayangan itu semakin menghantuinya, bayangan akan cinta



Sempurna!
Kata itu terlalu berharga bagiku
Sempurna dalam dunia-Mu
Malang dalam akhirat-Mu
Pernahkah aku menghadap-Mu?
Semuanya terlupakan dalam ingatanku, tersesat.
Lalu, sekarang mengapa?
Aku menangis meminta pertolongan-Mu
Kemana aku saat tertawa?
Pernahkah aku mengingat-Mu?
Pernahkah rasa syukur ku ucapkan?
Pernahkah aku bersimpuh seperti ini?
Teman, apapun itu. Dia membutuhkan pertolongan-Mu
Dia yang kuat, terbaring lemah seperti tikus kecil
Tuhan, Tuhan, Tuhan…
Menyebut nama-Mu, membuatku merasa ada
Aku tahu begitu banyak dosa yang ku lakukan
Dengan ketakberdayaanku
Dengan kerendahanku
Dengan kehinaanku
Sembuhkanlah dia, agar kembali kejalanmu
Terlahir kembali. Bagai kertas putih yang suci….
“maaf, membuatmu lama menunggu si brengsek ini” kata seorang laki-laki setengah baya, dia membuka pintu dengan gerakan yang cepat. Aura terkejut mendengarnya, dia tahu laki-laki itu tak lain adalah papanya troy. Lalu, mengapa seorang ayah menyebut anaknya dengan begitu kasar, aura saja yang mendengarnya merasa teriris hatinya. Meskipun kedua orang tuanya sibuk bekerja, selalu ada waktu buat aura dan kata-kata yang manis mengalir dari kedua mulut orang tuanya. Dan, aura tak bisa bayangkan betapa sakit hatinya troy mendengar kalimat ini.”mungkinkah? alasannya..” aura bergumam sendiri.
“kenapa?” Tanya papa troy. Aura hanya menggeleng tak tahu harus menjawab apa. Troy bangkit dari tempat duduknya bermaksud meninggalkan troy dan papanya, aura ingin memberikan papa troy waktu untuk menyemangati anaknya. Namun, papanya troy mengajaknya pergi ke kantin rumah sakit.”mari berbicara”. Ajak papa troy pada troy
***
Aura dan papa troy akhirnya  berbicara sambil makan siang di kantin rumah sakit yang biasa dikunjungi oleh para keluarga pasien, meskipun hanya kantin rumah sakit makananya tergolong enak dan tempatnya nyaman buat ‘berbicara.
“Apa menu favorite mu?” Tanya papa troy sambil melihat daftar menu. Aura langsung menyebutkan makanan favoritnya, “nasi goreng yang dicampur sama cumi goreng” jawab aura sopan. Ternyata papa troy juga memesan menu favorite aura, membuat aura merasa malu.
Setelah pesanan mereka datang, papa troy  membuka suara lagi….
Dia menarik napas.” Seberapa jauh kamu kenal troy?” Tanyanya, membuat aura bingung.
Kalok saja bukan papa troy yang menceritakan semuanya, aura bener-bener tidak bisa percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Walau begitu, sebagian cerita papanya troy, memang sudah ada dalam pikiran aura.
“Troy adalah anak om satu-satunya dalam keluarga om. Saya berharap suatu saat nanti troy akan menggantikan saya , mengurus perusahaan, mungkin harapan saya bisa terwujud tapi lima tahun yang lalu itu semua tak dapat terwujud. Sejak kecil troy memang ,mewarisi sifat saya, dia sangat berminat pada segala hal yang berbau ekonomi, manajemen atau segala sesuatunya. Saya mencoba mengarahkan troy dari kecil, dan berhasil. Dia sendiri yang memilih sekolah di smp yang terkenal dengan ilmu sosialnya, dia juga mewarisi sifat mamanya yang hobi dalam seni. Kami  dulunya  adalah keluarga yang bahagia, canda dan tewa menghiasi keluarga kami, sesibuk apa pun saya, tapi semuanya berubah setelah mamanya troy meninggal karena serangan jantung. Saat itu troy berumur sekitar 13 tahun, saya tidak lagi melihat kebahgiaan tapi kegelapan. Mamanya troy menitipkan pesan untuk membahagiakan dia. Karena itu, saya bekerja siang dan malam saya mulai tidak memperhatikan troy, saya pikir dia sudah bahagia dengan segala fasillitas yang saya berikan. ternyata saya salah dia tidak membutuhkan itu, yang di butuhkan adalah papanya”.
Aura sudah mengira troy bukan berasal dari keluarga yang biasa, tapi dia sama sekali nggak mengira bahwa troy yang nama lengkapnya troy prima putra adalah anak salah satu pengusah terbesar di Indonesia. Itu sama sekali tak terlihat dari penampilannya.berantakan,
“Saat mulai besar, troy mulai mengikuti kata hatinya dia mulai memberontak terhadap saya, dia melakukan itu untuk mencari perhatian, tapi saya tak mengerti”. Papa troy terus bercerita, kata-katanya membuat aura merasa manusia paling beruntung di dunia. Masih memiliki orang tua yang menyayanginya. “troy pasti sulit bagimu” batin troy
“troy selalu pulang malam, tengah malam, dini hari”.  Lanjutnya sambil menyedot es jeruknya hingga habis, mungkin tenggorokannya kering karena bercerita terlalu lama.
“Saya menceritakan ini, karena akhir-akhir ini pengawal yang saya tugaskan untuk memantau sikap troy melaporkan, dia sering melihat kamu sedang tertawa, sangat bahagia dan dari situ saya simpulkan bahwa troy merindukan kebahagiaan canda dan tawa bersama orang yang dicintainya”. lanjut papa troy sambil memasukkan satu sendok  nasi goreng terakhir ke mulutnya.
“bantu om, mengembalikannya ke dirinya yang sesungguhnya”. Ucap papa troy kemudian pergi meninggalkan aura yang masih bengong sendiri. “Kenal saja nggak, kalok di ajak bicara dinginnya minta ampun, dia juga benci sama gue” kata aura pada dirinya sendiri. Dan, ada yang ditahan dalam kata terakhirnya. Benci? . aura tidak benar-benar mengharapkan hal itu terjadi.
***
Aura masuk lagi ke kamar troy, langkahnya terhenti saat dia melihat troy sudah sadar dari pingsannya. Tangan aura mulai bergetar, takut troy bersifat seperti biasa.
“Makasih” Ucap troy tanpa basa-basi dengan  pandangan yang  tetap melihat keluar jendela
“Sama-sama”. Balas aura canggung
“Loe boleh pulang sekarang, gue udah sembuh” ucap troy lagi tapi sekarang dia sudah berada di depan aura dengan tatapan tetap dingin. Aura tak menjawab, mukanya malah terlihat merah tak seperti biasa bila troy sudah ada di didepannya seperti ini dia merasa takut tapi saat ini dadanya terguncang hebat.
Suasananya sunyi beberapa saat, saat tiba-tiba aura meminta troy untuk memaafkan papanya “Troy, gue tau gue nggak sopan karena harus bilang ini sama loe karena gue bukan siapa-siapa yang berhak mengatakannya, gue baru kenal sama loe meskipun kita satu sekolah tapi gue minta loe maafin papa loe, dia nggak salah dia Cuma salah paham sama keadaan dan sebuah janji sehingga dia menempuhnya dengan jalan yang seperti ini merebut semua kebahagiaan loe, ngebuat loe jadi orang yang paling jahat, tapi bukan ini yang diharapkan dan loe juga salah paham dia Cuma pengen menepati janji sama mama loe. membuat loe bahagia, dan jalan pikirannya yang sempit, dia berpikir dengan dia bekerja terus dan memberikan loe semua fasilitas yang loe butuhin loe bakalan bahagia tapi yang loe butuhkan bukan itu yang loe butuhin Cuma perhatian. Gue nggak seperti yang loe liat, bahagia dan dicintai semua orang gue juga pernah berada diposisi loe merasa nggak diperhatikan karena orang tua gue harus bekerja dan begini cara gue untuk mengambil perhatiannya menjadi anak yang sok jenius dan loe tahu gue berhasil”. Ucap aura panjang lebar. Entahlah, darimana datangnya keberanian itu, bukan hal mudah merangkai kata seindah itu di depan troy, yang selalu memandangnya tajam tepat dimata hitam aura.
Troy hanya diam kepalanya tertunduk menghadap lantai rumah sakit yang mulai usang, matanya berkaca-kaca. Karena troy hanya diam tak merespon perkataan aura, aura memutuskan untuk pergi dia berpikir troy butuh waktu untuk mencerna semua ucapannya tadi
“Aura… panggil troy saat aura memegang gangang pintu. Aura menoleh….
Aura terkejut tak percaya dengan semuanya, sekarang dirinya sudah berada dipelukan troy, aura tak mengatakan apa-apa, karena troy sedang menangis di balik punggungnya, dia terisak ini pertama kalinya aura melihat troy menangis, ternyata dia sangat rapuh dan tersiksa selama ini sampai-sampai aura juga menitikkan air mata. Tak ada suara selama lima menit, aura hanya diam dalam pelukan troy yang masih menangis walau tak terdengar, yang terdengar hanya suara jantung aura yang berdetak dengan kencang sangat kencang, begitu pun troy  suara jantungnya yang berdetak masih terdengar tak dapat terkalahkan oleh suara tangisnya yang terdengar di tahan.
“Maaf” ucap troy , matanya masih terlihat basah suaranya terdengar berat. Nggak apa-apa kok ucap aura sambil tersenyum dan keluar dari kamar troy.
                   Waktu datang
                   Lagi dan lagi. Sekarang mereka terjebak
                   Dalam permainan waktu..
***


Aura tersenyum sendiri di kamarnya sampai-sampai suara ponselnya yang berdering beberapa kali tak dihiraukan, dia terlalu senang hari ini dan dia kembali ke dunianya setelah mendengar suara mamanya yang nyaring tengah berteriak memanggil namanya.
“Auuuuraaaa…. Kamu ngapain aja sih di kamar sampe nggak denger suara mama yang teriak dari tadi”. Omel mama aura setelah aura turun ke bawah
“Lagi belajar jawab aura bohong”. Kan bahaya kalok bilang lagi mikirin troy bisa digantung gue keluh aura dalam hatinya.
“Tumben banget kamu belajar malam minggu?” Jawab mama aura dengan nada menyindir
“Emmm… Cuma mengulang materi” jawab aura. dia senang karena, kecepatan mengarangnya dalam berbohong sudah bertambah seperti ini.
“ya sudah, temen kamu nelpon dari tadi” ucap mama aura sambil geleng-geleng melihat tingkah anak gadisnya dia pun kembali keaktivitasnya, memasak untuk makan malam.
“halo….”
“ra, loe nggak kenapa-kenapa kan? Kita khawatir banget sama loe, setelah kejadian loe nggak ada kabar. Loe luka parah nggak? Kalok iya, sekarang loe dimana? Tadi sore gue kerumah loe tapi mama loe bilang loe belum pulang dari sekolah. Loe tenang aja gue nggak bilang apa-apa kok sama mama loe, gue tahu mama loe bakalan jantungan kalok dia tahu anak semata wayangnya terlibat dalam kerusuhan”. Celetoh intan, tanpa bernapas membuat aura menauhkan ganggang telpon dari telinganya.
“Ihhhh intan berisik. Gue baik-baik aja, lo tenang aja” jawab aura Kemudian meletakkan ganggang telpon dia beranjak ke meja makan perutnya sudah mulai bernyanyi, ternyata mama-papanya sudah menunggunya di meja makan.
***
Aura melirik jam wekernya yang ada di meja sudah pukul 10.00 tapi dia belum ngantuk. “Pasti pobia gue kambuh lagi nih” gerutu aura sambil mengambil hpnya. “wah banyak banget telpon dari intan, rika, adi dan andrey, sms juga isinya rata-rata sama menanyakan keadaan aura, selain sms dari sahabatnya ada juga sms dari temen-temen kelas aura, anak osis,kak ata dan satu nomer nggak di kenal. Aura penasaran dengan nomer ini, isinya berbeda dari pesan yang lainnya, pesan ini berisi ucapan terimakasih dan maaf
“Siapa ya punya nomer ini”, pikir aura. “gue bales aja kali ya, ini juga baru sampai jam 09.55 baru berlalu lima menit. Jadi gue nggak ganggu” ucap aura
“maaf.. siapa ya? “ balas aura. Dia menekan tombol sent dengan semangat.
Aura menunggu balasan dari pemilik nomer itu dengan gelisah dan penasaran tapi tak ada balasan yang datang, sudah sepuluh menit aura menunggu tapi tetep tak ada, akhirnya aura tidur membawa rasa penasarannya.
***
Troy mondar-mandir di kamar rumah sakit, dia seperti orang kebingungan, keringat membanjiri keningnya. “Gue bales gak ya,? Gak deh, nggak penting juga kan?” Ucap troy. Troy duduk di atas ranjang, kata-kata aura tadi siang mulai berputar di otaknya, di satu sisi dia ingin memafkan papanya tapi, di sisi lain papanya adalah orang yang telah menghanjurkan masa depannya, dialah yang membuat troy menjadi penjahat yang paling kejam, orang yang tak bersalah menjadi pelampiasan kemarahannya.
Troy teringat kembali masa-masa saat mamanya masih ada, tawa dan canda selalu ada di sisinya, namun kini semuanya telah berubah manjadi hitam. “Akankam benda hitam masih bisa berubah menjadi putih ?” Tanya troy pada ruangan yang bisu ini dan air matanya mulai menetes…
Tapi mungkin itu benar
Bukankah aku, yang tak pernah ingin mendengar papa saat bicara
Mungkin, memang salahku. Batin troy, merenungi semua yang terjadi pada hidupnya selama ini, menyesalinya.
***
Aura berjalan pelan memasuki gerbang utama sekolahnya, dari luar dia dapat mendengar suara ribut siswa tunas bangsa sedang bergosip tentang kejadian kemarin. Madding yang biasanya kosong sudah dipenuhi dengan berbagai macam informasi tentang kerusuhan itu, sampai-sampai pengurus madding menempel info itu di tembok.
 Aura mengerutkan kening saat dia membaca tulisan-tulisan itu.  Ada sebuah tulisan yang mengatakan kalok troy melawan perusuh itu karena ada aura. aura hanya menggeleng, “masih sempat-sempatnya bikin gossip padhal masalah lagi genting-gentingnya” komentar aura. aura mengedarkan pandangannya pada bangunan tunas bangsa, memang sudah tak ada bekas dari kerusuhan kemarin tapi kaca-kaca tunas bangsa msaih pada bolong.
“Morning class”.. sapa aura saat sampai di kelasnya. Tapi tak ada yang menjawab malah mereka semua berlari ke arah aura kemudian menangis. Aura sampai nggak bisa napas di peluk kayak gini. Tapi, juga terharu karena semua orang menyayanginya, mengkhawatirkannya. Hari pertama masuk sekolah setelah libur yang paling indah bagi aura, kini mereka sudah naik ke kelas XII IPA3. Tak terasa semuanya akan berakhir sebentar lagi, masa putih-putih abu yang tak kan pernah terlupakan. Dan, hari baru bagi aura dan intan, hari tanpa idola mereka.
***
“Hai troy, gimana keadaan kamu udah baikan?” Tanya aura to the point pada troy yang sedang main gitar di ruang kesenian seperti biasanya, kemudian duduk di sampingnya.
“Udah kok, kamu ngapain ke sini? Nggak pembinaan?” Tanya troy, tetap dengan nada suara yang biasa,menyindir. saat mengatakan itu untuk yang kedua kalinya.
Aura hanya menggeleng, masih tak percaya dia sekarang sedang bersama pentolan tunas bangsa, tapi anehnya, tak ada rasa takut yang seperti dulu dirasakannya saat pertama melihat troy, yang ada hanya perasaan merasa terlindungi, aman.
Mata elangmu, indah.
Menggurat hati..
Waktu, menggerakkannya
sepi menghempas diruang kesenian, rasa canggung memenuhinya, apa yang akan kamu lakukuan di saat seperti ini?. Aura memberanikan diri untuk mengatakan maksud kedatangannya, dia menarik nafasnya kemudian menghembuskannya kembali.
“temenin gue beli harmonica” kata aura cepat, dia menggigit bibir bagian bawhnya, mengutuk dirinya yang ceroboh, memalukan sekali. Apapun alasannya, mengajak seorang cowok untuk membantumu berarti sama saja kamu mngajaknya berkencan, meskipun bukan itu maksudmu yang sesungguhnya.
“oke”. Jawab troy. Singkat, padat dan jelas, tapi membuat aura benar-benar ingin menghilang dari hadapan troy. Tak adakah, kata yang lebih panjang dari kata”oke”,menyakitkan. “dia tak semudah itu berubah” batin aura, mencoba menghibur diri.
“gue yang sms tadi malam” kata troy, tapi ekspresinya itu yang lagi-lagi membuat aura kesal, datar. Tak ada semburat merah seperti yang dibayangkan aura, yah kayak sinetron-sinetron begitu. Dan, sesalnya lagi, aura mengikuti jalan permainan ini, dia hanya berkata “oh”, kata yang mengguratkan kekesalan yang sangat jelas. Dan lagi, aura malah pamit pada troy . bukan ini yang diharapkannya, tapi semuanya berjalan begitu saja, tak satupun dapat dicegah oleh aura.
 Troy tersenyum melihat tingkah aura yang seperti itu. “maaf, aku tak bisa menunjukkan yang sebenarnya, karena aku takut kamu terluka, waktu terlalu kejam. Jangan mencoba bermain dengnnya” . batin troy, dadanya terasa sesak, harus menahan ini terlalu lama.
***
Aura mendengus kesal, benci pada angkutan kota yang tak kunjung datang, sudah hampir sejam dia berdiri seperti orang kesasar. Mengapa saat kamu banar-benar membutuhkan sesuatu itu, waktu menunda kedatangannya. Bukankah, itu adalah hal yang paling kejam, menunggu bukan sesuatu yang menyenangkan tapi kamu harus mengakui keberadaannya.
Aura melihat jam tangannya lagi, dan lagi. Dan, waktu itu semakin berjalan, tak ingin berhenti, walau hanya sedetik. “salah sendiri gak mau pake mobil” maki aura pada dirinya sendiri. Dia memang menyesali itu, apalagi pada saat penting seperti ini. “ini kencan pertama, sepertinya tidak, Cuma cari harmonica” gumam aura.
Dan, disaat rasa kesal itu memuncak tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya, aura megerutkan keningnya, dia seperti mengenali pemilik mobil itu. Bener saja, andrey turun dari mobil, sahabatnya yang sudah beberapa hari ini tidak dia temui, setelah pertandingan itu, pertandingan yang memunculkan bencana dan juga awal untuk mengenalnya, troy. Kemampuan waktu memang tidak diragukan lagi, mempertemukan dalam keadaan yang tidak memungkinkan.
“Ngapain loe di pinggir jalan gini? Jadi pengamen ?” canda andrey sambil ngakak
Aura melongos mendengar perkataan andrey… “kapan berubahnya sih loe, becanda mulu?” kata aura sambil membuka pintu mobil andrey, tak peduli siempunya rela mengantar atau tidak, salah sendiri berhenti disaat orang benar-benar membutuhkan kendaraan. “anterin gue ke harma music”. Perintah aura,
“lo juga gak berubah, pemaksaan”. Balas andrey dengan penuh penekanan pada kata pemaksaan, membuat aura semakin kesal. Kesal karena angkutan, dan ditambah lagi kesal pada andrey yang memang selalu mengesalkan dalam hal apapun itu.
Sahabat itu akan datang..
Entah karena kebetulan
Atau waktu memang sudah mengaturnya.

***
Troy  berdiri di samping toko harma, dia menggunakan topi warna hitam, dengan jaket putih. Matanya sesekali menerawang ke arah jalan, orang yang ditunggunya tak kunjung datang, padahl jam yang dia kenakan sudah menunjukkan jam 15.30. “
Ke mana sih lo, ra?” Batin troy
Aura celingukan di depan toko harma, mencari troy . Dan, hingga dia melihat sesosok yang mungkin troy, karena penampilannya yang sedikit berbeda dari biasanya.”keren”. batin aura, topi hitam yang dia kenakan, semakin memperjels sorot matanya yang tajam, jaket putihnya membuatnya semakin cool dari baiasanya. Tanpa sadar aura tersenyum melihatnya, senyum yang membuatnya merasa bahagia, membuatnya terhempas ke udara.
“sorry telat”. Kata aura sambil menepuk bahu troy, dia sedang bersandar pada tembok toko harma. Dan, troy hanya membalasnya dengan senyum, tanpa adanya rasa canggung itu, dia menggengam tangan aura, membawanya masuk kedalam toko. Genggaman itu membuat aura gemetar, dadanya terasa sesak.
Troy dan aura melihat-lihat alat music yang berkuran kecil itu, dan troy memainkannya untuk menguji kualitasnya. Dan, Aura semakin mengaguminya, ketika troy berbicara dengan penjaga toko, mengenei bagimana alat music mungil ini. Ternyata troy banyak mengethui tentang alat music ini.
Toko harma adalah sebuah toko yang khusus didesain untuk para pencipta harmonica, berbagai macam jenis harmonica dijual di toko ini. Aura sampai pusing menentukan pilihannya, semuanya bagus dalam pandangan aura. tapi tidak dalam pandangan  troy, apa yang dilihat dan dianggap bagus aura, malah sebaliknya di mata troy. Aura kesal mendengar perkataan troy.” loe bisa nggak bedain yang namanya harmonica bagus sama nggak, udah lah loe nggak usah maksain diri buat menyukai music terutama harmonica, loe emang udah tercipta Cuma buat jadi sahabatnya buku yang numpuk di perpustakaan. Loe nggak usah ngelakuin ini karena gue”. Kata troy, entahlah dia manusia jenis apa, nada bicaranya memang tak pernah berubah dingin dan datar, mungkin cara berbicara tidak dipengaruhi oleh suhu dan cuaca. Aura melongos mendengar kalimat terakhir troy, “karena loe?” gumam aura, dan ada nada pada pengucapannya seolah berkata “ memang karena kamu”.
troy, hanya memandang aura tajam, seolah hanya cara itu yang bisa digunakan untuk merendam segalanya, hatinya yang sudah tidak bisa diajak bernegosiasi lagi, ingin menunjukkan segalanya. Sedangkan aura, merasa ngeri dengan tatapan itu.”apa harus dengan tatapan seperti itu, yah memang karena kamu”, batin aura. Aura memang hanya bisa mengungkapkannya dalam hati, semuanya. Dia tidak ingin mengatakannya di depan troy, bukan hanya karena pantang bagi seorang perempuan menyatakan cinta terlebih dahulu, tapi karena aura masih punya rasa malu.
Pilihan troy jatuh pada sebuah harmonica yang berwarna silver, harmonica itu terpisah dari yang lain, dia terletak di pojok ruangan di sebuah rak yang sederhana. Harmonica itu sangat elegan saat troy memegangnya, ada yang berbeda. Mungkin karena troy, semua yang dipilihnya terlihat mempesona dimata aura.
Waktu memberi mereka jalan
Untuk membiarkan rasa itu
Saling bertautan..
***
Aura sampe dirumah setelah menjelang magrib, rasa senangnya mengalahkan ketakutannya pada sang mama, yang tentu saja akan marah besar dengan keterlambatan anak semata wayangnya itu. Mana ada ibu, yang membiarkan anaknya terlantar dalam gelapnya malam.
Aura melewati ruang tamu dengan langkah yang sangat pelan, dia ingin sampai dikamarnya sebelum mamanya menyadari kedatangnnya, tapi keinginan itu harus dikuburnya dalam-dalam, karena mamanya sudah berdiri tepat di depan kamar aura. Aura hanya tersenyum garing pada mamanya, “jalan sama anak-anak yang lain ma” kata aura tanpa diminta mamanya.
“kenapa gak bilang? Ponsel kamu kenapa mati? Bukannya teman-teman kamu tahu, kamu harus pulang paling telat jam 6. 30, sekarang udah jam berapa? “ kata mamanya marah, terlihat dari ekspresinya, dan tentu saja nada bicaranya yang semakin meninggi, membuat aura merasa takut.
“maafin aura ma, janji gak bakalan telat lagi?” pinta aura sambil memeluk mamanya, memang ini adalah salah satu cara aura untuk meluluhkan hati mamanya, memeluknya, memberikannya kehangatan seorang anak, agar bisa melepaskan beban yang ada. Semuanya memang terasa ringan dan hilang, saat orang yang kamu sayangi ada disisimu.
****
Aura duduk di depan meja belajarnya, ditatapnya dirinya dalam pantulan cermin itu, membuat dirinya sadar, dia adalah makhluk terkecil dan tidak penting dimata Tuhan dibandingkan ribuan manusia di dunia ini. “kenapa kamu bersikap sombong, seolah-olah kamu yang paling sempurna”, tanyanya pada bayangannya sediri. Aura memang suka merenungi hidupnya, menerawang apa saja yang telah dia lakukan, dan apakah semua yang dijalaninya sudah berada dalam jalan Tuhan.
Aura menghela nafas, memang sangat memusingkan jika berbicara tentang hidupmu, matanya yang hitam itu, melihat harmonica pilihan troy. Berbicara tentang manusia dingin itu, mengingatkan aura pada kata-kata troy tadi siang “karena gue” . Aura tertawa, itu adalah kalimat terpanjang yang pernah dikatakan troy, dan kata-kata itu membuat aura merasa di anggap, karena dengan begitu troy memang menyadari semua tingkah aneh aura, dia peduli.
“nyatakah perasaanku ini?” Tanya aura pada dirinya sendiri, dia memang bingung dengan perasaannya sendiri, terlalu bahagia dan itu tidak wajar baginya, dia baru mengenal troy, mungkinkah perasaan itu bisa tumbuh dalam hitungan detik, menit, atupun jam?
teka-teki cinta itu..
puzzle terrumit..
akan dijawab sang waktu.
***
“Loe pikir bisa lolos dari gue, ke ujung dunia sekali pun,gue bakalan tetep ngejer loe. Loe harus menebus semua yang pernah loe lakuin sama temen-temen gue. Sekarang dia membesuk di penjara, dan semua itu Karena loe?”, kata-kata itu menggelegar di telinga troy, si pemiliknya tengah menatapnya dengan tajam, tatapan pemangsa yang siap menerjang mansanya.
“Loe jangan sok jadi pahlawan deh, gue tahu siapa loe? mana pernah loe peduli sama sekolah loe sendiri. Loe sekolah semata-mata Karena keadaan, gue tahu kehidupan loe yang menyedihkan itu, kehidupan terendah yang pernah ada”. Lanjut cowok itu, sambil terus melangkah ke arah troy
“Terus apa mau loe?, temen loe di penjara karena kesalahnnya sediri. Bukan karena gue” jawab troy, matanya yang tajam memandang orang yang paling busuk dihadapannya. Dan, kata-kata itu membuat darah troy mendidih. Baginya, tak ada satupun manusia di dunia ini berhak menilai kehidpun manusia lain, karena mereka semua sama-sama rendah dimata Tuhan. “lo jangan sok tahu tenteng hidup gue”
Laki-laki itu tersenyum sinis, mengejek. Dan, itu semakin membuat troy marah, dia ingin membunuh manusia yang ada dihadapnnya itu, menggoyak sendi-sendi kehidupannya agar dia juga merasakan bagaiman hidup yang dijlani troy, tapi jauh di dalam hati troy, dia memendam rasa iri pada rendy karena masih memiliki seorang sohib yang rela mengorbankan nyawanya untuk orang seperti dia. “ gue salut sama persahabatan kalian, dua jempol untuk lo dan rendy” kata troy dengan nada mengejek dan senyum kebencian.
Laki-laki itu mengepal kedua tangnnya, kata-kata itu bukanlah sebuah pujian tapi sebuah ejekan yang menyakiti hatinya, diremehkan. Tidak ingin menghbiskan waktu lagi, laki-laki itu mengangkat tangannya “kesini loe semua”. Dan, Troy  sudah terlambat menyadari situasinya karena dia sudah berada dalam lingkaran kematiannya.
Troy melihat sekelilingnya, wajah penuh dendam sedang menatapnya dengan tatapan ingin membunuh. Troy belum siap, untuk menghadapi orang sebanyak ini, meskipun dia dikenal sebagai orang yang suka berantem. “aku masih ingin melihatnya, gadis itu”  batin troy.
Troy tetap tenang, tapi tidak dengan hatinya. Dia menatap orang-orang yang mengelilinya sekali lagi, untuk memastikan jumlah mereka dan seberapa besar tenaga yang akan mereka keluarkan dibandingkan dengan tenaga troy. “curang “ gumam troy sambil tertawa. Dalam sepersekian detik berbagai macam pukulan mendarat di tubuh troy, troy hanya dapat menghalau beberapa pukulan, dua atu tiga diantara mereka bersepuluh dapat troy lumpuhkan, tapi dia tak bisa memaksakan kekuatannya yang benar-benar tidak sebanding dengan lawan . “waktu, kau semakin kejam. Di saat aku merasa duniaku telah kembali, kau ingin merenggutnya”. Batin troy
Troy merasakan darah mengalir dari pelipisnya, satu pukulan melayang lagi ke kepalanya. Dia menggunakan sisa tenaganya untuk berbicara, “dika, pecundang itu yang suka main keroyokan “ kata troy tepat ketika sang pemimpin yang ternyata bernama dika itu tengah berjongkok menarik kerah baju troy.”salam buat rendy” lanjut troy sambil tersenyum sinis
Dika menarik baju troy membuatnya berdiri, dan tendangan itu melayang ke perut troy, tendangan penuh kebencian. tendangan itu membuat troy merasa tidak menginjak bumi lagi, kepalanya pusing. Dia dalam keadaan setengah sadar. Sebelum dika pergi, troy sempat melihat senyum licik mengembang dibibirnya, troy juga mendengar kata-kata terakhir yang diucapkan dika “gue akan menghalangi waktu, agar lo tetap berada dalam lubang yag sangat dalam”. Selangkah, dua langkah dan tiga langkah. Langkah kaki dika menghilang seiring dengan kesadaran troy.
Waktu memberi dendam..
Menjerumuskan mereka
Dalam titik kekosongan.
***
Aura berjalan gontai melewati perpustakaan, tempat itu bukan lagi hal menarik baginya, tapi tempat yang paling membosankan, tempat yang membuatnya bercumbu dengan setumpuk buku yang berdebu, mendengarkan suara pak irfan yang dengan mudahnya menggenggam soal-soal matimatika yang rumit. Kini pikirannya bukan lagi  tentang olimpiade ataupun ujian nasional yang sebentar lagi akan berlangsung, tepatnya tidak ingin memikirkannya meskipun dia mencoba, karena percuma otaknya hanya memikirkan sebab mengapa troy tak pernah muncul di sekolah selama dua minggu.
Aura membanting pintu ruang kesenian, berharap ada suara yang memarahinya karena tingkahnya yang seperti itu, tapi percuma tak ada satupun orang di tempat itu, hanya ruangan dengan berbagai macam alat music yang berdebu.
“kemana lo?” aura bertanya pada dirinya, menyerah dengan semuanya, dia mulai lelah. Kalok kamu tahu cinta seperti ini, kamu tidak akan pernah sudi untuk mengenalnya, menyakitakan.
***
Sudah dua minggu troy tidak masuk sekolah tanpa keterangan apapun, dia seolah menghilang dari duna. Aura semakin mencemaskan keadaannya, diam-diam dia merasa ada yang kurang dalam dirinya, seperti sebagian dari dirinya hilang entah ke mana, tak ada lagi tatapan yang membuatnya takut dan kata-kata yang dingin, tapi membuat hatinya bergetar.
Akhir-akhir ini aura suka melamun, pernah suatu ketika dia dipanggil ke ruang kepala sekolah, untuk membahas tentang olimpiade nasional. Kepala sekolah menjelaskan bagiaman dan apa yang harus dipersiapkan, memberikan cara untuk bisa menggunakan waktu sebaik mungkin. Dan, aura hanya diam, penjelasan itu masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.
Aura merasa muak dengan semuanya, mana dirinya yang sesungguhnya, aura yang tak pernah pusing dengan maslah lain, kecuali pada soal matimatika, aura memang menyadari seperti apa dirinya saat ini, mengerikan. Sungguh kali ini, dia benar-benar menyakalahkan waktu, meskipun dasarnya dia adalah pendukung sang waktu, “kenapa kamu membiarkan aku mengenalnya, jika kamu tahu aku akan tersakiti karenanya”.
“aku begitu memikirkanmu dan kamu belum tentu melakukan hal yabg sama”. Bodoh, rutuk aura pada dirinya sendiri. Seharusnya, ini saatnya kamu menunjukkan bahwa kamu samasekali tak dapat diperbudak oleh perasaanmu sendiri, perasaaan itu dalam ragamu, jadi yang mengendalikan semuanya adalah tubuhmu. Aura tersenyum, sedikit mendapat pencerahan, seharusnya dia tetap pada pendiriannya, waktu akan membawamu pada sebuah titik kebahagiaan, bila saatnya datang. Tuhan memang sangat kuasa karena meciptakan waktu dengan begitu sempurna.
Kamu pergi
Aku menunggu
Waktu, akan memaksamu kembali

***
Aura memandang harmonica yang ada di atas meja belajarnya. Melihat benda itu membuatnya teringat akan sosok troy. Setelah memikirkan semuanya, aura merasa beruntung mengenalnya, karena dari troy aura mengenal alat music yang digenggamnya saat ini. Mengingat celaan troy saat aura memberi komentar mengenai benda mungil itu. Kenangan bersama troy berputar kembali dimemori otaknya.
Sesosok troy, cowok yang hanya dikenalnya sebagai seorang pentolan tunas bangsa, pertemuan yang dimulai dari alunan music, menggiringnya untuk mengetahui kehidupan troy yang sesungguhnya, sebab dan akibat mengapa dia menjadi seperti itu, keluarga yang kaya, tapi penyebab utamanya. Dan, semua itu dipercayakan pada aura, hingga perasaan itu mulai menggerogoti kehidupannya.
Aura menghempaskan tubuhnya di kasur, harmonika itu masih dalam genggamannya. Dia ingin memainkan alat music itu di alam mimpinya, dan berharap troy datang karena mendengar aura sudah bisa memainkannya, dengan alunan yang indah.
***
               Intan mebolak balik komik death note kesayangannya, si jenius light yagami telah memandngnya lama, namun intan tengah sibuk dengan pikirannya, sebuah masalah sedang menari disana.
               “tan, katanya mau bicara masalah aura, kenapa diem?” Tanya rika sambil terus mengotak atik leptopnya.
               “bingung, tak ada lagi aura yang ceria, murung.”jawab intan sambil terus membolak-balik komiknya.
               “kadang tak semua masalah itu bisa kamu ceritakan pada sahabat, ada memang sebuah rahasi yang kamu ingin hanya dirimu yang tahu. Mungkin saja, aura butuh waktu, kalok memang sudah waktunya dia bakalan cerita sendiri” jelas intan, sekarang pandangannya di fokuskan pada sosok intan, yang memang selalu seperti itu kalok ada diantara sahabatnya yang mendapat masalah.
               “aura lagi kesambet cinta” timpal andrey yang tiba-tiba datang entah darimana. Rika dan intan memandangnya heran, meminta penjelasan pada kata-katanya.” Hem, troy” jawab andrey enteng, sambil duduk di dekat rika, bau keringat keluar dari tubuhnya.
               “apa?” Tanya intan dan rika bersamaan, merek berdua merasa ada yang salah dengan pendengaran mereka, bukankah tadi andrey menyebut nama troy, pentolan tunas bangsa. Apa komentar dunia, si jenius dan si perusuh bercinta. Intan dan rika mencoba meinta penjelasan lebih, mereka tidak terima temannya disakiti seperti itu.
               “hai” sapa adi, tangan kanannya menenteng bola basket, dia jauh lebih kacau ketimbang andrey. Rambutnya yang gondrong sudah basah dengan keringatnya.”pulang, gue capek” katanya sambil menarik tangan andrey, agar berdiri dari duduknya.
               “jelasin dulu tentang aura dan troy” kata intan sambil menarik tangan andrey, menyuruhnya tetap diam.”gue gak tahu jelasnya gimana, besok juga semuanya terjawab setelah aura bersama troy” jawab andrey .
               Bereka berempat berjalan, melewati koridor utama, berjalan bersama. Sekolah memang sudah dibubarkan dua jam yang lalu, tapi intan dan rika menunggu adi dan andrey pulang latihan basket, sedangkan aura sudah pulang terlebih dahulu,” gue balik duluan ya, pusing nih” jawab aura ketika intan bertanya padanya.
               Waktu mulai bergerak
               Mereka, menggengam ikatan itu lagi
               Menguncinya, dalam lingkaran persahabatan.
***
Troy memandang ke langit berharap gadis yang sudah dua minggu tak dilihatnya tersenyum di sana, rambut troy yang sudah mulai memanjang diterpa angin malam, sekarang dia memang berada di atap sebuah gedung. Tempat yang selalu dia datangi, saat dia dapat masalah, saat dia merasa kacau, saat dia ingin melepas semuanya, beban itu
Menurutnya tidak ada yang bisa menghapus kesedihannya, selain angin malam. Angin  itu akan berhembus membawa kesedihannya, dia akan berkeliling dunia membawa sedih itu dan troy yakin rasa sedihnya takkan pernah kembali lagi.
 Setelah puas melihat bintang dan senyum gadisnya yang tak nyata di langit, troy mengedarkan pandangannya ke rumah-rumah penduduk yang  nampak kecil dimatanya saat ini. tak ada yang membedakannya, rumah-rumah  itu seperti taman cahaya di tengah malam, sinarnya menyejukkan hati.
Gue pecundang? Batin troy
“Gue pecundang” teriak troy sambil berdiri dengan tangan direntangkan ke udara, kata-kata yang barusan di ucapkannya dalam hati menyembur dengan kerasnya. “Yah, gue emang pecundang” ulang troy kali ini dengan suara lirih. Troy memejamkan matanya, dan saat tiba-tiba dia mendengar suara itu.
“lo emang pecundang” kata cowok itu, tenang tapi kebencian itu jelas masih menguasai dirinya.
Troy terkejut mendengar suar itu, dika? Batin troy. Dengan cepat troy membalikkan badannya, dan dia menemukan dika tengah tersenyum. Troy sangat membenci itu, bukan senyum itu, tapi troy benci saat orang menemukannya dalam keadaan rapuh seperti ini.
“pecundang itu, bukan yang suka main keroyokan, tapi pecundang itu, orang yang  lari dari masalah” kata dika, tangannya menggepal. Cepat, sangat cepat hingga troy tak menyadari pukulan itu sudah mendarat di perutnya. Troy melihat kaki dika yang sudah siap menyerangnya lagi, namun dengan sigap dia menangkasnya, mereka berdua terjebak dalam baku hantam, sesuatu yang tak sepatutnya mereka ulangi.
“gue datang, buat membuktikan kalok gue bukan pecundang seperti lo” kata dika sambil menahan sakit, darah mengalir dengan segarnya dari hidungnya. Troy memang bukan tandingannya, luka yang dialami dika tak sebanding dengan luka troy, hanya luka memar kecil.
Troy menatap tajam pada dika “kita impas, urusan kita selesai” ucap troy sambil tersenyum. Dia meninggalkan dika yang masih terlentang kaku ditempatnya. Troy memang berada jauh dari Indonesia, dia sengaja ke tempat ini, Jepang. untuk menenangkan pikirannya, melepas semuanya dan memulai hari baru itu bersama dia, orang yang akan mengajarkannya tentang kehidupan yang sesungguhnya, tentang sekolah yang selama ini hanya troy anggap sebuah permainan. “waktu, aku masih belum menyerah, aku akan melawanmu sampai kamu mengerti aku” batin troy.
***
Aura berjalan di lorong samping perpustakaan, warna hitam melingkari matanya pertanda dia kurang tidur. Dia melihat sekelilingnya, hanya ada sebuah meja dan kursi. Saat aura berjalan di lorong perpustakaan kakinya hanya mampu mengajaknya ketempat ini, tempat belajar sekaligus tongkrongannya beberapa hari ini.
Aura membuka buku matimatikanya, dia ingin sekali berkutat dengan sahabtnya yang satu ini, dia ingin menyelesaikan yang tersulit dari yang paling sulit. Tempat ini memang cocok untuk bernostalgia dengan matimatika. Sepi dan damai.
“Loe ngambil tempet gue”.. sebuah suara mengejutkan aura. Aura diam sejenak, sepertinya suara itu tak asing ditelinganya. “Troy” ucapa aura lirih hampir tak terdengar/
Troy duduk di kursi samping aura, matanya yang tajam memandang lurus kedepan, dia seperti menerawang, namun terlihat jelas kekosongan itu sedang tertawa mengejeknya. Kesunyian terjadi beberapa menit diantara mereka, tak ada yang membuka suara, bingung harus memulainya dari mana, semuanya terjadi begitu cepat, terlalu cepat untuk dapat dipahami.
“Dari sini kita bisa melihat kerumunan siswa , yang sedang ketawa, sedih, kecewa, bingung dan sebagainya”, ucap troy membuka suara, memecah keheningan. Dia bangkit dari tempat duduknyalalu melompat dari lantai atas. Aura kaget melihat troy yang melompat secara tiba-tiba, tapi ternyata terdapat sebuah lantai sebagai penghubung bangunan yang satu dengan yang lain, tempat itu tidak terlihat, seperti sebuah tempat persembunyain yang perfect, karena tempat itu ditutup oleh pohon mangga yang besar.
Aura tetap diam menunggu kata apa yang selanjutnya troy ucapkan.
“Tempat ini adalah tempat gue menumpahkan segalanya, perasaan itu, angin disini sejuk sehingga gue bebas mengungkapkan masalah gue. Karena gue menganggap angin penghapus kesedihan, dan waktu sebagai perenggut kebahagiaan. Mungkin Cuma gue yang berpikir seperti itu, karena gue ngerasa gue yang paling dihinati oleh waktu, tapi selalu ada  angin yang meraih tangan gue dan membawa gue terbang. Semua tempat yang tinggi selalu menjadi tempat kesukaan gue, entah mengapa tapi dari ketinggian gue bisa melihat semua orang sama tanpa ada yang membedakannya” jelas troy, dia bersandar ditembok mata elangnya menatap tajam ke depan, suaranya terdengar santai tapi tetap dibayangi dengan suara dinginnya.
”satu lagi dan yang paling penting buat gue, gue bisa  melihat seseorang yang paling gue benci dan gue inginkan” kata troy, sekarang dia sudah ada didekat aura.
Aura tertegun mendengar kata-kata troy, matanya berkaca. Aura yakin kata-kata itu berasal dari hati troy yang tertekan. “Apa maksud loe waktu sebagai perenggut kebahagiaan? Tanya aura heran. Dan siapa orang yang loe benci sekaligus loe inginkan itu?” Tanya aura, ada nada menyidir di ucapannya, merasa tak terima karena troy menyakahkan waktu. Dalam pandangan tentang waktu saja mereka berbeda, bagiaman dengan perasaan?
Troy menghela napas… “waktu adalah mahluk yang paling kejam, dia tak peduli saat kapan manusia bahagia, dia selalu datang membuat semuanya berakhir. Sedangkan saat manusia sedih, kedatangannya yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang, dia malah datang setelah manusia itu benar-benar terpuruk. Dia memberikan hadiah pada manusia dengan senyumnya yang mengejek. Karena itu gue benci waktu. Tapi stau hal yang membuat gue senang, waktu mempertemukan gue dengan loe. Orang yang sebenarnya paling gue benci, tapi juga paling gue inginkan” kata-kata itu seolah mengalir, tanpa perlu dirangkai dan ditata.
Aura sudah tak dapat lagi membendung tangisnya, dia mengalir dengan sendirinya. Dia juga bingung, kenapa dia harus menangis, mungkin karena troy juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Dibalik tangisnya aura mengulang kata-kata troy “ orang yang paling gue benci dan inginkan”..
“Ya, gue benci sama loe karena loe punya segalanya. Kasih sayang dari semua orang, perhatian dari semua orang. Gue benci itu semua karena gue tak pernah memiliki salah satunya” kata troy, suaranya meninggi satu oktaf dari biasanya, kata yang tajam dan menusuk.
Aura ingin pergi dari tempat ini, dia merasa tak sanggup lagi mendengar troy, kata-kata itu membuat hati aura tersirat. Aura membalikkan badannya, melangkahkan kakiny tapi, tiba-tiba troy menarik tanganya . “Inilah yang gue maksud waktu perenggut segalanya, dia mengambil loe begitu cepat dari gue, itu membuat gue semakin benci sama waktu”
“loe jangan sok tahu tentang waktu. Apa yang membuat loe mulai menyadari segalnya salah, waktu. Apa yang membuat loe ada, waktu. Loe berjalan di dunia ini, karena waktu memberi loe kesempatan. Tuhan berbaik hati menciptakan waktu, untuk mengatur segalanya. Dan, loe pikir, lo siapa? Seenaknya menyakiti gue. Bentak aura, suaranya semakin lama semakin tinggi, dia ingin menumpahkan segalanya, semua yang dirasakannya. Dan itu semua karena trou
Troy tak mengatakan apa-apa lagi, dia menarik aura ke dalam pelukannya. Membiarkan gadis itu menangis sejadi-jadinya, memberinya kehangatan, sandaran untuk menumpahkan segalanya. “maaf membuatmu seperti ini” batin troy, dia tersenyum, senyum kebahagiaan dan untuk pertama kalinya dia mengatakan “thanks for time”.
Waktupun tersenyum
Menyaksikan segalanya
Makian sudah sering didengarnya
Dan itu sebuah cobaan
Waktu, waktu dan waktu
***
Tak  ada yang dapat menyalahkan waktu, karena dia berputra bukan karena keingginannya, dia diciptakan untuk tugas yang seperti itu, terus berputar mengubaah kehidupan setiap orang.
 Waktu tak pernah peduli denagn apa yang terjadi pada manusia, walaupun mereka membencinnya Karena dia sering merenggut kebahagiaan orang lain, namun waktu akan tersenyum pada manusia yang membencinya, dan terus membuatnya semakin membencinya sehingga manusia itu sadar akan tujuan waktu, yang ingin mengajarkannya bagaimana cara memandang waktu dari berbagai segi.
Saat orang memandang waktu dari segi saat dia bersedih, mereka akan mengatakan waktu perenggut segalanya, dan saat orang memandang waktu dari segi saat mereka bahagia mereka akan mengatakan waktu adalah orang yang paling mengerti dengan apa yang dirasakann saat ini, karena dia perantara kebahgiaan dari Tuhan.
Seperti saat ini,di tunas bangsa ada orang yang benci pada waktu, karena terasa begitu cepat untuk meninggalkan sekolah tercintanya, sekolah yang mengajarkannya banyak hal mengenai ilmu dan kehidupan , waktu juga akan memisakhkan persahabatn mereka yang sudah lama terjalin.
Ujian sedang berlangsung, para siswa kelas XII selalu membenci hari terakhir, karena matimatika selalu menjadi hidangan penutup, sudah cukup bagi mereka fisika sebagai hidangan pembuka, sekarang apa lagi?.
Aura tersenyum melihat teman-temannya  yang sedang berkutat dengan makanan sehari-harinya, terasa begitu cepat kebersamaan mereka. Banyak hal yang terjadi antara aura dan mereka, berempat, aura dan troy, aura dan tunas bangsa. Prestasi yang tak pernah diduganya, kepercayaan sekolah terhadapnya.
Aura menitikkan air mata, tidak ingin rasanya terpisah, tapi mereka punya tujuan masing-masing, dan waktu akan mempertemukan mereka lagi. Aura bangkit dari tempat duduknya, lagi-lagi menjadi yang pertama. Dia melangkahkan kakinya pelan, tangan kanannya menenteng lembar jawabannya, aura berhenti sejenak diantara bangku intan, rika adi dan andrey “gue sayang kalian semua” kata aura sambil tersenyum
“kalok sayang, kasih dong lembar jawabannya” kata andrey sambil nyengir, aura menghentikan langkahnya, membalikkan badanya dan tertawa dengan lidah terjulur. “matimatika itu tidak bisa dibohongin” ucap aura sambil berlalu. Andrey menganga mendengarnya, bingung. Sedangkan intan, rika dan adi tertawa sambil menggelengkan kepala, melihat tingkah andrey yang bercanda tanpa mengenal waktu dan tempat.
Sedangkan sebagian orang merasa senang karena sudah waktunya bagi mereka yang memiliki bakat menunjukkan pada dunia apa yang mereka miliki. Bakat terpendam. Siswa Sma tunas bangsa sedang-sedang sibuknya mempersiapka diri masing-masing untuk tampil di festival perpisahan kelas XII yang sebentar lagi akan dilaksanakan.
Intan dan rika duduk di atap, mereka memandang semua siswa yang tengah berkerumunan dilapangan, mereka berkumpul dengan ekskul masing-masing untuk membicarakan apa yang akan mereka tampilkan.
Intan beberapa kali bicara pada dirinya sendiri, dengan ekspresi yang berbeda-beda,rika bergidik melihat tingkah sahabtnya itu, “udah berapa bualan gilanya?” Tanya rika polos, matanya tetap melihat kerumunan siswa dibawah sana.
Intan heran dengan pertanyaan aneh rika itu, dan akhirnya menyadarinya “latihan buat drama nanti”.
“hei” sapa aura, adi dan andrey berjalan dibelakangnya. Mereka berkumpul, berlima pas tanpa ada yang kurang, dan itu membuat mereka bahagia. Aura langsung memeluk intan dan rika, rasanya sudah lama mereka tak seperti ini, berpegangan tangan. Adi dan andrey hanya tersenyum melihat mereka.
“kita sahabat, sekarang, besok dan nanti” kata mereka berlima bersamaan, tangan mereka bertautan satu sama lain, merasakan betapa berhaganya seorang sahabat. Dan, saat itu troy melihat mereka, ada perasaan ingin seperti itu juga dalam dirinya. Troy melangkah pelan, dia tak ingin ada yang menyadari kehadirannya tapi troy salah, aura sudah menarik tangannya, membawanya bergabung dengan yang lain.
“kita juga sahabat, bukankah begitu?” Tanya intan pada yang lain. Dan, semuanya mengangguk menyetujui. Mereka tertawa, waktu memberi mereka sebuah kebersamaan, “aku tak pernah menyangka, aku merasakannya untuk pertama kalinya, tertawa bersama sahabat” batin troy. Troy tersenyum, tak ada lagi tatapan tajam penuh kebenciannya, tatapan itu sekarang erganti dengan tatapan lembut yang ersahabat. “thanks, kamu sudah menarik ku dari lubang gelap itu” troy melirik aura.

***



ku terdiam saat menatap dirinya,
ini pertama,,
membuatku merasa dia ada
hatiku bergetar, berseling dengan detik waktu
bertautan dalam gelapnya hatimu
rasa itu semakin lama- menyadarkanku
aku inginkan dirinya, ingin menyatuka persaan ini
seluruh napasku, menyelimuti kehampaan hatiku
entah apa ini.. apa yang kurasakan
##             
 waktu membalas segalanya
saat aku semakin dekat dengnnya
kini aku merasa dirinya adalah diriku
yang akan menemani setiap langkah ku
menghabiskan waktu yang tak pernah ingin  denganku
namun, karena dia
karena dialah yang mempersatukan ku
dalam beningnya air mataku
bersama dia  yang menginginkanku
-------------<3------------
Alunan indah music itu, membuat semuanya merasa kisah yang tertuang dalam dentuman lirik itu, adalah kisah yang pernah terjadi diantara mereka. Dan,tepuk tangan meriah mengiri brakhirnya permainan harmonika yang dimainkan oleh troy dan suara aura yang memukau saat menyanyikan lagu ciptaannya sendiri, aura begitu menjiwai lagu yang dibawakan, lagu yang berasal dari hatinya.
Saat mereka turun dari panggung semua siswa yang mengikuti acara perpisahan ini tak henti-hentinya memuji mereka, mengatakan mereka adalah pasangan yang cocok. Aura hanya tersenyum mendengar perkataan mereka sedangkan troy menggaruk kepalanya yang nggak gatal sama sekali.
Intan dan rika berlari ke arah aura sambil berteriak, sedangakan adi dan andrey berjalan dibelakangnya dengan santai. “Raaa, gila penampilan lo sama troy menyita dunia gue. Gue pikir suara lo kayak halilintar tapi ternyata, ouh” kata intan sambil memegang kepalanya.
Mereka berempat berpamitan pada aura dan troy, waktu sedang mendesak mereka untuk segera bersiap-siap karena sebentar lagi mereka tampil, mereka sebenarnya masih ingin berbicara banyak hal tentang bagaimana penampilan aura dan troy, tapi masih ada waktu untuk itu. “tunggu kami” ucap rika pada aura dan troy sambil tersenyum, aura menganjungkan kedua jempolnya. “lakukan yang terbaik”
***
Pertujukan  yang akan ditampilkan oleh club teater tunas bangsa berjudul “Harap Dalam Kegelapan”. Naskah itu ternyata buatan intan sendiri, aura selama ini tak tahu kalok intan adalah penulis yang berbakat.
Drama itu menceritakan tentang sepasang sahabat yang tanpa mereka sadari suatu hal telah masuk kedalamnya, sebuah perasaan yang dianggap terlarang dalam sebuah persahabatan, namun bagi aura itu bukan hal yang salah selama kita bisa menjaga persahabatan itu.
 Saat sepasang sahabat ini menyadari semuanya, mereka menyangkal bahwa itu bukanlah hal yang benar, tapi perasaan mereka berdua tak dapat mereka bohongi. Akhirnya mereka memutuskan menjadi sepasang kekasih. Perjalanan mereka tak semudah yang mereka bayangkan, saat cowok itu harus pergi dari sisi gadis kecilnya.  Saat cowok itu harus mendekap di tempat yang busuk karena, ternyata sahabat sekaligus kekasihnya ini adalah hacker ternama di Indonesia.
Aura tertawa sejadi-jadinya, kisah yang awalnya begitu menyentuh berubah jadi hacker. “ tan, hayalan tingkat tinggi, lupakan kak adit” kata aura  dia tidak sadar mata troy yang tajam menatapnya sambil tersenyum.
Troy mengegenggam tangan aura, sedetik kemudian aura berhenti tertawa, mukanya merah padam jantungnya berdebar gak karuan. Matanya menatap troy lekat-lekat, tapi muka troy tetep datar dengan pandangan tetap ke arah panggung, menyaksikan rika sedang duduk termenung menunggu kedatangan seseorang.
Haruskah seperti ini jalan kita
Tidak bisakah Tuhan mengembalikanmu untuk ku
Aku akan menunggumu di sini
Sampai ujung hidupku
Suara lembut rika menggema di panggung yang gelap, tiba-tiba sesosok perempuan cantik datang menghampirinya.
“Ka, aku mendengar andre akan dibebaskan dari tempat yang busuk itu, sudah cukup lama dia merasakan hukuman” kata intan sambil merangkul pundak rika
“Intan, kau memang sahabatku yang paling baik, kau selalu ada di saatku seperti ini”
Dua sahabat itu berpelukan sambil menitikkan air mata, semuanya terasa ringan saat kalian melewati masalah itu bersama, bersama dengan orang-orang yang berharga dalam hidupmu. Semua penonton, tak terkecuali aura juga ikut menitikkan air mata. Ikut merasakan betapa sakitnya jika harus kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi.
Suara garang adi mengejutkan dua sahabat yang sedang berpelukkan itu, adi berpern sebagi teman sekolah andre sejak smp, dalam dunia nyata adilah hacker yang sesungguhnya, hacker terbaik yang dimiliki tunas bangsa. Namun, entah dalam cerita ini dia, tidak ingin memerankan peran itu. “ Dia kembali, orang yang kamu nanti-natikan selama ini. sekarang dia akan datang menemuimu, tenanglah kamu rika. Penantianmu selama ini, akan berakhir”. Memang nada aneh sempat terdengar dari ucapan adi, tapi dia sudah merelakkannya. “menjadi sahabat jauh lebih menyenangkan”batin adi
Tuhan engkau mengabulkan semua doa Hamba selama ini
Hamba bersyukur Tuhan, sekarang dia sudah kembali
Kembali, keduniaku
Saat rika selesai mengucapkan kata itu, sesosok laki-laki bertubuh tinggi, wajah yang berbentuk oval, namun karena sekian lama bulu-bulu yang sudah tumbuh di wajahnya tidak ia bersihkan, itu membuatnya sedikit berantakan, rambutnya yang dulu cepak kini sudah sepanjang lehernya. Dia menghampiri gadisnya, menggenggam kedua tangnnya, mengucapkan kata maaf yang sudah lama ingin dia ucapkan.
“Rika,maaf membuatmu mengalami semua ini, maaf membuat mu menunggu selama ini, maaf kamu harus mengetahui kebohongan terbesarku selama ini, maaf sudah merusak persahabatan kita dan maaf membutmu harus mengeluarkan banyak airmata” kata andre lembut sambil menghapus air mata rika
“Kamu terlalu banyak mengatakan kata maaf, bukankah diantara sepasang kekasih tak boleh ada kata maaf, karena kita tak akan pernah mengungkapkan kata menyesal sudah saling mencintai. Jadi simpan kata maaf mu itu untuk orang lain, kata yang aku butuhkan hanya sebuah kata rindu, sudah lama tak bertemu” ucap rika
Andre tersenyum kemudian memeluk gadisnya..
Suara merdu intan dan adi mengalun indah mengakhiri drama itu
Kita saling berpegangan tangan
Aku disini kamu pun disini
Aku di sana kamu pun ada
Kita selalu bersama
Mengalahkan waktu yang ingin memisahkan kita
Persahabatan yang kita jalani
Adalah sebuah ikatan abadi
Duniamu adalah duniaku
Semuanya takkan berubah walau dalam kegelapan
Yang mulai menghalangi persahabatan kita yang abadi
Karena hatiku adalah milikmu
Kita pun menjadi Satu
Karena cinta dalam hati…
Harapan kita satu…
***



Rika berjalan ke belakang panggung , menyusul semuanya di ruang ganti. Dia tersenyum merasa puas dengan drama yang baru saja mereka tampilkan. Saat seseorang menarik tangannya. “ kita bicara, hanya sebentar” kata andre.
“Gue udah tau semuanya rik, dan maaf karena gue gak peka terhadap perasaan loe selama ini. Maaf karena gue Cuma mementingkan perasaan gue sendiri, mungkin gue terlambat dan udah ngecewain loe. Gue sebenarnya saying sama lo, tapi bisakah kita tetap seperti ini, menjadi sahabat, saling menyayangi” ucap andrey
Rika kaget mendengar perkataan andre yang mengejutkannya, yang bahkan tak pernah di duganya. Kata sayang itu saja sepertinya sudah cukup untuk membuat rika bahagia. “ya ndrey, aku juga berpikir begitu, kita sahabat dan cinta” kata rika
Andrey menarik rika dalam pelukkannya, merasakan air mata rika membasahi dadanya. “oke, sekarang kita sahabat dan cinta. Sahabat” kata andrey. Mereka berdua pun pergi ke ruang ganti bersama, seperti layaknya sahabat seperti biasanya.
Dan, seseorang yang yang mendengar semuanya dibalik pintu. Dia adalah adi, tanpa dia menginginkannya air matanya jatuh, ikut bahagia dengan komitmen persahabatan dan cinta mereka, dia bahagia karena akhirnya cinta sahabat sekaligus orang yang dicintainya sudah terbalas, meskipun mereka lebih memilih menjalaninya sebagai seorang sahabat seperti biasanya.
Adi memang mengakui  hatinya juga sakit, dia tidak bisa memiliki seseorang yang sangat disayanginya, cinta pertamanya yang tak akan pernah mampu  dia gapai karena dia terlalu jauh untuk dapat digenggam, tapi dia juga bangga pada andrey, jika dia menjadi andrey dia belum tentu sanggup melakukan itu, tetap menjadi sahabat saat cinta kalian berdua menjadi nyata.
Cinta adi memang tak terbalas, namun dia bersyukur pernah merasakan rasanya menyayangi seseorang dalam diamnya, “aku akan menjaga kamu sebagai sahabatku, Dan aku selalu di sini sampai kapanpun kamu ingin, datang sendiri padaku, tanganku akan selalu terbuka untukmu, sebagai sahabatku”.

***


Aura berlari ke lapangan basket, beberapa kali dia menabrak siswa yang sedang menikmati indahnya pesta malam ini, tak sedikit dari mereka yang mengeluarkan kata-kata untuk mengumpat aura karena tidak berhati-hati. Tapi, siapa yang peduli dengan semua itu, orang yang tengah mengenalkannya pada rasa itu dalam bahaya.
Aura menerobos kerumunan siswa yang sedang melingkari troy, dalam hati aura mengumpat siswa-siswa yang hanya bisa berdiri sebagai penonton setia ketimbang harus menolong seseorang yang memang sedang membutuhkannya. Yah, aura memang  langsung berlari ketempat ini saat aldy ketua osis tunas bangsa memberinya kabar malang itu “troy dikeroyok “. Saat mendengar kata dikeroyok membuat tubuh aura merinding, kejadian waktu itu mulai berkelebat dalam benaknya.
Air mata aura terjatuh seketika, siapa yang ada di depannya saat ini? Entahlah, bentuk wajah troy benar-benar berantakan. Aura melihat sekelilingnya mencoba mencari para perusuh yang tidak tahu diri itu, orang-orang yang hanya bisa menyakiti orang lain tanpa memikirkan resikonya. Aura kehilangan kendali dalam dirinya, dia berteriak seperti orang gila, menyeruak dalam kerumunan yang lain.
“Wooooii, keluar kalian. Berani sekali kalian memasuki sekolah kami, dan mengotorinya dengan tangan kalian yang kotor itu”. Kata aura berteriak. Semua siswa yang mendengarnya hanya bisa menganga mendengar kata-kata itu keluar dari mulut seseorang yang paling jenius di sekolah mereka, ratu math.
Adi menarik tangan aura, menjauhkannya dari kerumunan siswa yang lain, mencoba menenangkannya, sedangkan andre, rika dan intan membawa troy ke rumah sakit. Mereka semua berharap seseorang yang melaukukan semua ini segera di tangkap, meskipun mereka tahu pelakunya tidak jauh-jauh banget dari musuh troy yang dendam padanya. Yah, mereka yakin pelakunya tak lain adalah musuh troy, yang memang ada dimana-mana. Siapa yang tahu apa yang telah diperbuat troy, hingga mereka balas dendam dengan cara yang nekat seperti ini, datang ke kandang lawan sendiri untuk menghabisinya.
Dan, itu sama saja dengan menyerahkan nyawamu sendiri, kalok bukan karena sesuatu yang besar telah dilakukan oleh troy, para perusuh itu tak akan pernah berani menyerang, apalagi dalam suasana seperti ini, warga tunas bangsa bisa saja akan terlibat tauran, jika para perusuh itu tidak segera pergi. Siapapun troy dan apapun dia, semenakutkan apapun dia, seorang teman itu tak akan memiarkan temannya tersakiti.

***
Nuansa dirimu…
Merenggutku tuk mengenalmu
Mengguncang diriku tuk mekar
Melihatmu selalu tersenyum
Menampakkan cahaya matamu
Membuatku lupa pada waktu
Waktu yang coba ku bakar
Untuk menghilangkan diriku yang sebenarnya
Menenggelamkan diriku bersama kobarannya
Membuatku tahu, menyakitkan rasanya
Aku terjebak dalam palung hatiku
Tanpa kuminta, kau ulurkan tanganmu
Menarik ku dari kegelapan
Membuatku merasa, ingin memaknai hidup lagi, ingin bernafas lagi
Untuk menjagamamu dari diriku yang mulai bisa mengartikan arti kedatanganmu
Kedatangan yang membawa sebuah bayangan
Bayangan akan cinta..
                                                                                        Raby Yagami
Aura duduk disamping troy, tangannya yang mungil menggenggam erat tangan troy, dia takut untuk melepasnya. Kedua matanya memerah, sesekali air matanya jatuh tanpa suara. Dia tak pernah menyangka, akan berada disitusai yang seperti ini untuk kedua kalinya, melihat troy terbaring lemah.
Rasanya aura tiba-tiba saja merindukan tatapan tajam troy, dan kata-kata dingin itu, yang selalu membuat hatinya berdesir. Aura tersenyum mengingat semua kenangan itu, kenanga yang akan selalu diukirnya, dimanapun itu, dunia nyata dan mimpi. Aura memejamkan matanya  terlelap dalam genggaman tangan yang erat bersama troy.
aura tersenyum, matanya melihat sekelilingnya mengagumi tempat yang dia tapaki saat ini. Tempat ini dipenuhi dengan suasana yang hijau, bunga-bunga gemerlap akibat pantulna sinar matahari, sejauh mata memandag begitulah keindahannya.
Kebahagiaan itu terasa lengkap sudah, saat aura melihat senyum manis troy yang tiba-tiba datang entah dari mana. Troy mengulurkan tangnnya pada aura sambil tersenyum manis, aura pun menyamubutnya dengan perasaan bahagia. Kedua tangan mereka terikat dengan cinta, membentangkannya ke langit, saat itulah tiba-tiba angin yang lembut berubah menjadi buas, memisahkan ikatan cinta mereka.
Aura terbangun, matanya yang bulat mentap kosong tempat tidur troy, troy menghilang. Tanpa berfikir panjang, aura membuka pintu ruangan itu sepersekian detik. Dia berlari, menetes sebulir air mata dipipinya, kaikinya menaiki anak tangga dengan cepat, entahlah hanya satu tempat yang terpikirkan dalam otaknya disaat darurat seperti ini, atap. Aura mengingat bahwa troy pernah mengatakan dia sangat menyukai tempat tinggi, jadi dimana lagi tempat tertinggi, kecuali atap. “aku berharap dapat menemukanmu, lagi dalam persembunyianmu” batin aura
Segelintir keringat jatuh dipelipisnya, napasnya menggebu-gebu. Bagaimana tidak, rumah sakit ini terdiri dari tiga lantai, dengan anak tangga yang begitu banyak. Aura juga bingung, tak terpikirkan olehnya, alat super canggih yang bisa membawanya ke lantai tiga dalam waktu yang singkat, lift.
Aura berjalan ke arah troy , menatap troy tepat di mata elangnya, begitu terang dibawah sinar rembulan, semakin mempesona dan memikat, membuat jantungnya berdebar. Troy mengeluarkan sesuatu dari kantong jelanya, harmonica.
Dentuman nada indah menggema dalan hangatnya malam, kini waktu membiarkan mereka menyatu, setelah sekian banyak hal yang mereka lewati. Tiap nada yang keluar, melukiskan sebuah kenangan dengan goresan luka yang pernah terjadi, membuat mereka semakin mengerti akan perasaan mereka.
“te amo” ucap troy dingin, tetap sebagai troy yang dulu. Cool.
Aura tertawa mendengarnya, bukan karena dia tak mengerti dengan kalimat itu, semua orang tahu ungkapan paling romantic bagi penduduk spanyol itu, yang membat aura tertawa, apalagi kalok bukan gaya troy yang tetap seperti itu, padhal dia sedang mengungkapkan persaan cintanya, tapi hal itu tidak membuatnya berubah.
Dan, hal itu yang membuat aura selalu menyukainya, troy jenis manusia yang tak dapat dipengaruhi oleh waktu dan keadaan, meskipun itu cinta.
Cinta tidak membutuhkan perubahan..
Hanya sebuah ketulusan..
Dan, itu ada dimatanya.
“tea mo” balas aura sambil melihat rembulan yang menyaksikan kebahagiaan yang dirasakannya saat ini, dia bisa merasakan tangan troy yang menggengamnya dengan erat. Dan aura bersyukur, mimpi itu tidak nyata, Karena mimpi hanya sebuah mimpi, yang tidak akan berpengaruh pada kehidupan yang nyata, tergantung seperti apa kita menjalaninya.
Nothing immposible for time
Karena waktu, mampu menyatukan mereka
Sahabat dan cinta
Memang sedikit kejam jalannya
Dan, bermuara dalam lembah biru
Memoar dua dunia yang terbalik
Saling menarik….

THE END
Novel created by Rabiatul Adawiyah
“That care about time to teach herself and other people who want to reach our dream”

0 Komentar