SEDIKIT TENTANG TAKDIRKU
-Dia menanti untuk sebuah kata maaf-
-Catatan terakhir sepenggal
keterpurukan-
RABIATUL
ADAWIYAH
Gadis itu menatap layar handphonenya
dengan tatapan kosong. Air matanya menetes begitu saja, penantiannya, kerja
kerasnya seakan lenyap seketika. Dia membentak dirinya sendiri dalam hati, rasa
sakitnya tak dapat dia hentikan. Berbagai macam pertanyaan mengintimidasi
dirinya sendiri, apa yang telah dia akukan selama ini. apakah ini memamng yang
terbaik, tapi kenapa akal sehatnya menentang semua itu. Dia terus menangis
tanpa suara, dia membutuhkan satu kata yang tepat untuk menenangkan dirinya.
kemana perginya orang-orang yang tertawa bersamanya dulu, bagaimana perasaan
mereka saat ini. apa yang mereka pikirkan? Semuanya tak dapat dimengerti oleh
akal gadis itu.
Tiba-tiba dia tertawa dalam
tangisnya, rasa iba terhadap diri sendiri membuatnya gila. Dan, pikirannya
terhempas pada kenyataan bagaimana dia menyampaikan kisah menyedihkan ini pada
keluarganya. Dia menggeleng, di tatapnya lagi layar hanphondnya yang sudah penuh dengan message dan panggilan tak terjawab.
Dia tidak bisa menerima, namun dia
tetap mengucap rasa syukur kepadanya-Nya. "Ah, aku masih beruntung"
ucapnya. Handphonenya berdering lagi,
dan kali ini dia mengangkatnya dengan cepat.
"Hal-" kata itu tercekat
di tenggorokannya. Dia terdiam, air matanya menetes lagi. Apa yang bisa
dilakukannya untuk membantu gadis di seberang sana yang sedang menangis,
menyebut namanya berlahan. Kata apa yang tepat untuk diucapkan pada gadis itu,
suaranya bahkan menghilang seketika.
"Zell.. aku yang paling
rendah.." ucap gadis yang diseberang. Gadis itu terkejut, tapi tak ada
kata yang terucap, dia hanya menangis. Entah, mungkin ini memang yang terbaik,
dia tidak pernah tahu seperti apa jalan hidupnya di masa yang mendatang.
Hatinya berkata 'aku bangga memiliki
teman yang berhati mulia sepertimu-widya-. Apapun itu! Kejujuranmu adalah hal
yang paling indah-
***
-mengenang waktu-
Zella menatap bangunan megah di
depannya. Bangunan ini membuka semua kenangannya yang sedang coba dia hapus.
Dia menarik napasnya kemudian membuangnya untuk menenangkan pikirannya. Dia
berdiri dari tempat duduknya bermaksud meninggalkan salah satu kenangannya.
Namun, matanya tak sengaja menangkap sekumpulan gadis sedang tertawa. Tawa itu menyakitkan
baginya.
Katanya
dia takut, bagaimana denganku?. Aku bahkan menggigil saat memegang pensil. Dia
jauh dari tempatku, aku bahkan tak dapat menggapainya meskipun aku sudah
berteman dengannya selama 4 tahun. Satu hal yang ingin aku tahu, apa kamu merasakan
apa yang ku rasakan, apa kamu mengerti seberapa takutnya aku? dan apa kamu tahu
aku menangis karena kepercayaanku terhadapmu terhempas seketika?
Kata yang di ucapkannya 'saat itu'
terngiang dalam otaknya. Dia bahkan ingin menghilang dari tempatnya saat ini.
"La..
kamu datang juga?"
Zella terkejut, air matanya jatuh
seketika. Bahkan gadis yang tidak ingin dilihatnya sudah ada di depan matanya,
apa ini semua takdir?. Dia menghusap air matanya dengan cepat. Kemudian
berbalik, menemukan gadis itu dengan senyumnya yang indah. Hatinya semakin
sakit, gadis ini benar-benar tak mengerti dirinya. 4 tahun tak merubah apapun!
***
-tertampar kenyataan lagi!-
"La, kapan
pengumumannya?"
Zella tersenyum membaca sms yang
baru saja masuk. Nisa, gadis satu pemikiran denganya. Pencinta Top, Big Bang. "Sebelum
melihatnya aku sudah tahu pasti bagaimana hasilnya. Ping! Anda dinyatakan tidak
lulus!" ucap Zella, tanpa membalas pesan dari Nisa.
Jam 12.00. tepat, Zella hanya ingin
memastikan ramalannya. Tepat! Tulisan merah menusuk menunggunya "Anda
dinyatakan tidak lulus SNMPTN 2014". Zella tertawa. Ribuan bintang yang
jatuh dari langit tepat jatuh dikepalanya, rasanya sakit tapi terlihat indah
karena kilauannya yang memesona. Anehnya, Zella tidak mengangis, dia hanya terdiam,
merenungi segalanya.
"Aku
gak lulus dan aku menangis"..
Sms dari Nisa membuatnya tersenyum.
Bukan senyum yang berkata 'aku punya teman yang sama-sama tidak lulus' tapi,
senyum tanda tanya. Dia gadis yang pintar, baik, dan jujur. Apa ada yang salah dengan
cara kerja dunia ini?
"Ping!
Lia lulus jurusan kedokteran"
Sms dari Nisa lagi. Zella hanya
diam, mudah sekali jalan gadis itu pikirnya. Lalu, apa yang akan menunggu kami
di ujung jalan sana? Mungkin Tuhan memiliki jalan sendiri untuk kami. Hanya, itu
jawaban yang dapat dikatakannya untuk pertanyaannya sendiri.
-bukan waktunya untuk tertawa, 4
tahun bahkan termakan 3 hari-
Aku bertanya, bukankah jalanku
masih panjang?
Aku bahkan belum memulainya
Hidupku tidak berjalan ke belakang,
bukan?
Mungkin aku sedikit egois, jika
tidak berkata dia sunggguh berarti bagiku
Aah- apapun itu, dia sungguh gadis
yang pintar
Mungkin ini hanya sebatas perasaan
iri saja
Jujur- tidak ada orang yang tidak
ingin hidupnya berjalan sempurna
Tapi, ini hidupku. Mungkin memang seperti
ini jalannya, takdir yang sudah tertulis
untukku
Ini hanya sepenggal kisah dari
hidupku
Aku tak pernah tahu kisah apalagi
yang menungguku di masa mendatang
Aku selalu ingin berkata- 'adakah
kata maaf untuk teman sepertiku-
Harusnya aku bersyukur, dia datang
tanpa ku minta
Sedikit kejadian yang merupakan
pilihan bagi diri sendiri, bukan hal yang harus dipermasalhkan, bukan?
Dan aku menjadi tahu satu
kenyataan, ada cerita dibalik semua pengorbanan, entah apapun itu pasti suatu
saat akan datang.
Aku hanya berharap mereka semua
bahagia!
Dan tetap mengingat bahwa aku
pernah singgah dalam hidup mereka
Aku yang Nampak begitu kecil,
mungkin bukan hal yang berharga dibandingkan dengan kenangan lainnya
-waktuku tertutup bersama lembaran
terakhir buku pertualanganku-
0 Komentar