Gambar : Google.doc
By : Rabiatul Adawiyah

“Maaf ketika nanti aku tiba-tiba lupa tentangmu, tapi percayalah kamu selamanya di hati”
********
Udara malam ini sedikit dingin. Angin bertiup kencang. Dinginnya menusuk hingga ke tulang. Mungkin karena bulan ini musim penghujan. Laki-laki yang mengenakan mantel coklat itu terus berjalan, membelah gelapnya malam. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam mantelnya, pandangan matanya seperti orang kebingungan, namun dia tetap berjalan. Matanya mengamati sekeliling, bingung. Waktu seolah-olah berhenti, dia tak tahu apa yang dilakukannya di sini dan mengapa dia bisa sampai di sini. Dalam memorinya hanya satu dia terus berjalan lurus berharap menemukan tujuannya. Sekelilingnya hanya ada pohon, pohon dan pohon yang menjulang tinggi. Hanya ada seberkas sinar dari cahaya rembulan di atas sana. Setidaknya dia bersyukur, malam ini tidak mendung. Lalu, apa yang harus dilakukannya saat ini. apakah dia harus terus berjalan? Dia bingung.

Tiba-tiba, sesuatu bergetar di kantong celananya. Diambilnya benda bernama handphone itu, kemudian di tatapnya nama di layar. Rose. Dia bingung, kenapa gadis bernama Rose menelponnya. Siapa sebenarnya gadis ini? di mana dia mengenalnya? Laki-laki ini dilanda kebingungan yang mencekam. Apa yang terjadi sebenarnya?. Namun, akhirnya dia memutuskan menerima telpon gadis itu pada deringan ketiga. Dia harus menemukan jawaban atas semua pertanyaan dalam otaknya yang terasa kosong.

“Halo” bisiknya
“Hei, kamu di mana? Aku udah nunggu  kamu” suara gadis diseberang.
“Kamu siapa?” balas laki-laki itu bingung.
“Hei, aku Rose. Ada apa denganmu?” Tanya gadis itu heran.

Laki-laki itu tidak dapat menjawabnya, dia tak memiliki jawaban untuk diberikan. Bahkan dia ingin mencari jawaban dari gadis yang menelponnya. Namun, dia merasa sedih. Ada sesuatu yang menyakitkan di hatinya ketika bertanya kamu siapa pada gadis itu. Rasanya dia sudah lama mengenal suara gadis bernama Rose itu. Hanya saja dalam memorinya tak ada gadis bernama Rose, taka da siapa pun. Sekuat apapun dia mencoba mengingat, mencoba mencari dalam ingatannya, tetap tak ada. Ada sesuatu yang aneh, otaknya tak memiliki ingatan tentang Rose tapi hatinya seperti mengenalnya dengan baik. Apa yang terjadi sebenarnya?

Akhirnya, kakinya terus melangkah membawa tanda Tanya besar tentang Rose. Bukan hanya tentang gadis misterius itu saja, namun juga tentang dirinya. Dia tak mengingat apapun tentang dirinya, ingatannya seperti dimulai saat dia tersadar mengapa dia di hutan ini. Nama? Tiba-tiba pertanyaan tentang itu muncul dipermukaan. “namaku?” gumamnya pelan. Dia terus berjalan. Sekarang pertanyaan tentang dirinya pun tak dapat dijawab.  Ke mana lagi dia harus membawa langkahnya. Anehnya dia  tak kahwatir tentang dirinya, mungkin karena dia tidak memiliki ingatan apa pun.

Setelah berjalan cukup lama, malam semakin larut dan dingin semakin menusuk tulang akhirnya dia sampai disebuah ujung jalan. Di depannya, terdapat sebuah kota hidup. Rumah-rumah, bangunan yang menjulang, toko-toko, kafe, tempat makan dan lainnya masih hidup, masih diterangi lampu, masih dikunjungi ribuan manusia. Jalan-jalan dipenuhi anak muda yang sedang nongkrong atau hanya sekadar menikmati udara malam. Laki-laki itu menatap jam di tengan kota yang berbunyi, tepat pukul 12 malam. Entahlah, sudah berapa jam dia berjalan. Dia berjalan lagi di tengah kerumunan orang-orang, hanya itu yang dapat dilakukannya, terus berjalan, ikut menikmati udara malam kota hidup ini. 

Banyak hal yang terjadi di kota hidup ini. para remaja yang sedang berkencan, remaja yang sedang galau, remaja yang sedang bahagia bersama teman hingga remaja yang sedang bosan hidup. Entahlah, laki-laki itu hanya menikmati suasana ini. mengisi kekosongan dalam otaknya, mengisi ulang ingatannya, membuat kenangan yang baru. Mungkin sebelum dia lupa  tentang ingatannya, dia manusia penuh dengan kesalahan maka dia putuskan untuk membuat ingatan yang lebih baik dari sebelumnya. Mungkin kenangan yang dimilikinya dulu adalah kenangan yang buruk yang memang harus dilupakannya.

Saat itu, ketika kota hidup sedang berpesta, ketika dia sedang menikmati suasana pesta, ketika dia sedang mencoba terus melangkah mengikuti irama, ketika dia ingin lari dari kebingungannya tiba-tiba berdiri seorang gadis cantik di hadapannya membuat langkah laki-laki itu terhenti.

“Arsyil”

Laki-laki itu hanya diam ketika gadis itu memanggilnya dengan nama arsyil. Dan, saat itu dia mengingat satu hal. Namaku Arsyil, katanya dalam hati. Laki-laki itu tersenyum, setidaknya Tuhan mengizinkannya untuk mengingat nama yang diberikan orang tuanya. Meskipun dia tak yakin masih memiliki mereka, karena ingatannya benar-benar kosong.

“Kamu siapa?” hanya pertanyaan itu yang dapat ditanyakannya sama dengan pertanyaannya pada gadis di telphon tadi.
“Aku Rose” ucap gadis itu sambil tersenyum, kemudian dia melanjutkan “Mungkin otak kamu lupa aku siapa, tapi aku harap kamu selalu mengingatku dalam hatimu. Seperti janji kamu waktu itu”
“Sepertinya kamu mengenalku dengan baik. Maaf jika aku melupakanmu. Aku buruk sekali dalam mengingat”. Gadis itu hanya tersenyum padanya.
“Mungkin bukan suatu kebetulan, tapi takdir, terimakasih telah menemukanku.” Balas laki-laki itu.

Kemudian, dia kembali berjalan, meneruskan langkahnya. Dia tersenyum, kini dia tahu namanya sendiri. “Mungkin aku lupa tentang diriku. Lupa tentang kamu. Lupa tentang kenangan kita. Lupa seberapa dekat kita. Tapi hatiku akan selalu merasakan keberadaanmu, hatiku akan selalu mengingatmu. Percayalah” kata laki-laki itu dalam hati. Laki-laki itu tahu, gadis bernama Rose itu masih mengikuti langkahnya. Entahlah, seberapa dekat dia dengan Rose, namun dia merasa nyaman gadis itu menemaninya. Langkahnya menjadi berarti, memiliki tujuan dan harapan.
“Mybe I forget about you but please always remember me ever”
Rose mengangguk dan tersenyum padanya.

0 Komentar