Menulis ini mungkin bukan pada waktu yang tepat. bayangkan saja, tiba-tiba perasaanku ingin menulis tentang goresan aktu ke #3 disaat tugas-tugasku menumpuk. aku bukannya menyelesaikan 2 laporanku yang mengemis untuk diselesaikan, tapi malah berbagi cerita dengan waktu. mungkin aku terlalu penat, kebiasaan buruk akhir-akhir ini menyiksaku. mungkin karena itu aku ingin membaginya dengan waktu, hanya sedikit untuk meringankan.
Entahlah, kata para aktivis di sana #peace begadang adalah hal yang biasa dan memang seharusnya, apalagi malamnya dihabiskan untuk berdialektika. tapi yang aku tahu, ketika waktu memberi kesempatan untk mengistirahatkan otak, namun si manusia melawannya hanya satu yang pasti penyakit pun akan datang menghantui. hem, waktu sudah cukup berbaik hati, namun aku tak menrima kebaikkannya. maaf sang waktu, aku membuangmu, padahal kamu begitu berharga.
Aku mengabaikanmu, padahal mengabaikan adalah tugasmu. Ah, aku semakin lancang waktu, aku tak tahu diri, aku mulai mengambil posisimu. maafkanlah aku!
hei, waktu. sekarang pun aku menantangmu. kamu memberikanku waktu untuk menyelesaikan tugas kuliahku, api apa yang aku lakukan? bercengkrama denganmu, membahsmu, berdialog denganmu dan mungkin juga menyakitimu. aku mulai tak menghormatimu, sungguh aku manusia yang jahat. 
Waktu, ingin rasanya aku kembali pada peraturanmu, Ingin sekali aku mematuhimu seperti dulu. ingin sekali aku berdamai deganmmu. tapi apa dayaku, ketika usaha yang aku lakukan gagal total. aku tetap tak bisa tidur tepat waktu sesuai permintaanmu. aku terus bergelut dengan segala sesuatu yang ada di sekitarku hingga kamu datang dan tak terasa sudah larut malam. kamu menegurku lagi, memintaku memejamkan mata. Namun, tak bisa meskipun aku paksakan. sungguh mataku si pembangkang yang hebat.
Bahkan waktu, kamu memberikanku satu fakta yang tak dapatku tepis. Garis hitam di bawah mataku semakin parah, Aku persis seperti hantu bergentayangan ketika bangun tidur. Kantung mataku begitu menyeramkan, Tapi, kamu tahu waktu? aku sedikit bangga atau tepatnya sok bangga "hei, kantong mataku karena aku mahasiswa". Waktu, kamu tahu aku sangat terkejut jika teman-temanku tidur jam 9. Aku dengan sombongnya berkata "seperti anak SD saja". padhal yang benar adalah mereka. mereka menyayangimu dan patuh dengan perintahmu.
Sekali lagi maafkan aku waktu, aku akan mencoba lagi untuk mengikuti aturanmu, manajemnu!
Hem, mungkin goresan waktu #3 ini sedikit lanjang di mana sebelumnya pada goresan waktu #2 aku mensyukurimu dan Goresan waktu #1 aku menjadikanmu sebagai pelajaran.

3 Komentar

  1. Sepertinya aku kenal dengan temanmu yang tidur jam 9 :D

    BalasHapus
  2. haha. Yah, terlalu banyak temanku yang tidur jam 9. teman yang mana? wkwk

    BalasHapus
  3. Good job in the bad way..
    So, let's sleep..

    BalasHapus