UNTUK IBU
Photo by Google |
Oleh : Rabiatul Adawiyah
Kisahku dan dia dimulai sejak aku dalam rahimnya.
Sejak aku masih berbentuk gumpalan darah. Aku dan dia sudah saling memiliki.
Aku bingung harus
memulai cerita ini dari mana. Terlalu banyak hal yang dia lakukan untukku. Sejak dulu, dia adalah orang pertama yang
selalu mendukungku. Sebenarnya, aku dan dia bukan tipe orang yang selalu
mengungkapkan apa yang dirasakan satu sama lain. Dia jarang berkata manis
padaku, dia hanya membuktikan bahwa dia selalu berjuang untukku. Apapun itu
akan dia lakukan. Aku bersyukur lahir dari rahimnya. Dia adalah yang paling
berharga dalam hidupku. Mungkin, saat ini aku belum bisa membuatmu bangga. Tapi,
tunggu saja, dengan doamu yang selalu mengalir akan menuntunku pada kesuksesan.
Semenjak kita
terpisah jarak, rindu selalu menyergapi. Kadang aku menangis sendiri
mengingatmu. Aku pernah ingin pulang hanya untuk bertemu denganmu. Tapi, aku
tau jarak kita cukup jauh dan aku masih memiliki tanggung jawab yang harus aku selesaikan. Ah, bahkan
sekarang pun aku sedang menangis. Banyak sekali hal yang ingin aku tulis
tentangmu dan bagaiamana perasaanku terhadapmu. Namun, seketika kata-kataku
jadi berkurang berganti air mata.
Kita memang tak
pernah saling bertukar cerita. Tapi, setiap aku memiliki waktu yang sulit, kau
adalah kekuatan bagiku. Saat aku dihadapkan oleh suatu masalah yang membuat
batinku sessak, kemudian aku mengingatmu. Aku ingin bercerita padamu dalam
diamku. Aku tahu, kau akan selalu tahu apa yang terjadi padaku meskipun aku tak
bercerita. Cukup kita saling memahami dalam naluri.
14 November lalu,
aku berusia 21 tahun. Tentu, itu bukanlah angka yang sedikit. Terimakasih telah
melahirkanku menjadi seorang gadis bernama Rabiatul Adawiyah. Terimakasih untuk
segala pengorbananmu, Ibu. Tak ada aku di dunia ini tanpa dirimu, Ibu. Tuhan,
terimakasih telah memberikan wanita hebat ini dalam hidupku.
--------------
Mengungkapkan
perasaan terhadap Ibu memang bisa kapan saja
Tapi, entah
mengapa segala macam perasaan terakumulasi di hari Ibu.
Mungkin karena
momen
Yah, mungkin saja.
0 Komentar