Google


Aku ingin membebaskan diri dari serangkain kisah rumit yang luka ciptakan. Tumbuh menjadi seseorang yang menerima diri. Menjadi dewasa nyatanya tak menutup luka. Waktu berlalu berabad-abad pun tak ada pengaruhnya. Aku masih berkubang dalam memori luka. Berduka terhadap diri terlalu lama.

Logika tau segalanya salah, tapi apa jadinya saat hati masih patah. Aku amat jemawa terhadap diri. Pembebasan tentang rasa yang tak pernah aku pahami. Pencarian sembuh yang tak berujung. Pada akhirnya, aku tetap merindu.

Hujan November sedang mengguyur sebagai pelengkap cerita. Ternyata benar ya, hujan memang selalu tentang rindu. Rinai di jendela seperti aliran memori dengannya. Aku menatap foto di layar ponselku. Dia tampak bahagia, senyumnya lebar, matanya berbinar, ada ketulusan di dalamnya. Saat inipun, aku masih bisa melihatmu dengan jelas dalam pikirku.

Aku tertawa. Rasanya lucu sekali menemukan diri masih dalam keadaan seperti ini. Mengingat sendiri, berandai sendiri, dan patah sendiri. Aku tau yang aku lakukan salah. Namun, perkara hati ini memang pelik, sudah dibuat patah namun masih berharap. Impian tentang tumbuh dari luka tak semudah yang dibayangkan. Aku tak tumbuh, diriku masih tinggal di kisah lalu.

Aku sering mengasihani diri. Menangis tiba-tiba hanya karena bayangannya melintas di benak. Hidupku sudah seperti melodrama, hanya bayangan namun mampu mengobrak abrik hati dan perasaan. Sehebat ini selepas kepergianmu, meninggalkan luka, yang masih inginnya kamu untuk menyembuhkan.

Aku masih berputar dalam pertanyaan rasanya mendadak sekali kamu memutuskan mengakhiri. Setahun berlalu, ajaibnya memori tentangmu masih baru. Ada banyak kata yang belum tersampaikan dan banyak rindu yang tertahankan. Aku simpan sendiri karena kita sudah menjadi asing. Tak ada sapaan hangat disertai senyuman lagi. Hanya bertukar kabar pun sudah tak mungkin. Kamu sudah berlari untuk kisah lain.

Selepas kepergianmu, aku tak baik-baik saja. Aku masih memahami tentang hilang. Bagaimana aku tanpa harapan-harapan yang kamu ucapkan. Aku terjatuh amat dalam. Tak dapat membenci, justru semakin mencintai. Kapan sembuh menghampiri? Aku pun ingin tumbuh sepertimu. Menjalani hidup tanpa harus ada sesak saat mengingatmu.

Aku lelah, sungguh, berkali-kali diriku memberontak. Mencoba bangkit, bergegas untuk melupakanmu, namun akhirnya aku kembali menemukan kamu di setiap malam. Sebelum terlelap, pikirku selalu tentangmu. Di setiap lelah ku ada namamu, di setiap khawatir ku ada namamu, dan selalu kamu dan masih kamu.

Mungkin ini terlalu berlebihan bagi orang lain. Patah sedalam ini hanya karena kehilangan kamu. Aku pun mungkin akan tertawa, meremehkan. Tapi, aku yang tau bagaimana sebenarnya diriku. Seorang perempuan mandiri, semangat, tegar, dan kuat. Namun, di hadapanmu, sosok itu hilang tergantikan dengan sosok lain diriku. Aku memutuskan menaruh harap karena percayaku amat dalam padamu. Aku jelaskan pun, kamu mungkin tak akan paham.

Pertemuan denganmu adalah sebuah proses hidup yang harus aku lewati. Aku memang berubah, lebih menghargai cinta yang diberikan orang di sekelilingku. Cara pandangku terhadap masalah pun perlahan membaik. Rasa syukurku pun pada Tuhan tak terhingga. Kisah kita membawaku kembali pada pencipta.

Aku menghela napas, aku lihat kembali foto mu yang tersenyum. Hujan di luar sana pun sudah berhenti. Aku perlahan menutup mata, merasakan damainya setelah hujan berlalu. Aku selalu takut tak dapat melihat hari esok. Jadi, saat aku masih bernafas seperti ini, izinkan aku menyampaikan bahwa aku masih menyayangimu, amat dalam.

Kamu tak perlu khawatir, rasaku tak butuh balasan. Aku tahu dengan baik. Hidup ku dan kamu harus terus berjalan ke depan. Meskipun tanpa adanya kamu, akan aku coba untuk terus bertahan. Aku ikhlas untuk selalu mengenang sendiri. Bahagialah lebih dulu. Biarkan aku sejenak di sini menjajaki setiap kisah yang dulu. 

1 Komentar

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name

    BalasHapus