Google





“Kelak kita akan bersama”
“Allah akan ijinkan”
“Aku selalu melangitkan namamu”
“Jangan khawatir, asing bukan akhir segalanya”
“Percayalah, tolong”

Aku panjatkan segudang doa untuk mengetuk pintu semesta. Mungkin hanya aku seorang yang berjuang dengan gigihnya. Aku ingin semesta memberi kesempatan kedua untuk kita. Aku tahu dengan baik, mungkin kamu sudah tak mengharapkan demikian.

Dulu, saat ragu terhadapmu menyerang, kamu selalu menenangkan. “Tenang, jarak bukan apa-apa. Kita bisa membangun dua rumah.” Kamu selalu tahu bagaimana menjawab khawatir dalam diriku. Kamu katakan semua itu tanpa ada ragu di matamu. Disertai senyuman paling tulus yang pernah aku lihat dari seorang laki-laki.

Aku masih terperangkap dalam cerita yang kita imajikan bersama dulu. Masih tersimpan rapi skenario hidup yang akan kita jalani saat bersama. Pulangku masih terbayang hanya pada rumahmu.

Bahkan kamu begitu mudah mengatakan hal-hal semacam itu. Aku jadi terbiasa, ikut mengandaikan kelak bagaimana kita akan hidup bersama. Tinggal di satu atap yang sederhana, dipenuhi kasih dan sayang di setiap sudutnya, diwarnai dengan banyak tawa dan bahagia, menjadikan satu sama lain tempat berpulang selamanya, hingga Tuhan menginginkan kita bertemu di surga.

Aku tersenyum pahit. Bayangmu masih menemani hingga kini. Aku hanya bisa mengingatkan rencana ini padanya. Dia tak menjawab, tapi cukup untuk mengisi kekosonganku, cukup untuk mengobati sepi, dan cukup sebagai tempat menyampaikan rindu.

Aku ingin tahu kabarmu. Aku selalu penasaran, apakah kamu sudah membuat cerita baru dengan yang lain? Apakah yang kamu rencanakan sama dengan yang dulu? Seperti apa sosok yang bisa membuatmu tertawa bahagia saat ini? Ah, aku iri padanya. Aku masih ingin menjadi alasan kamu tertawa, alasan kamu bahagia, tempat yang kamu tuju saat lelah melanda, dan menjadi bagian hidupmu. Aku masih mengharapkan semua itu.

Aku sadar bahwa hanya aku yang masih menginginkan semua itu terjadi. Kamu sudah lama melepas mimpi itu, meninggalkannya di masa yang lalu. Aku izin untuk meminjam bayangmu. Bahagialah lebih dulu. Aku di sini  ingin terus mengenangmu, entah sampai kapan lamanya.

Aku selalu bertanya. Bagaimana bisa lepas dari bayangmu? Rasanya mustahil untuk saat ini, bahkan saat sibuk pun, kamu masih bisa memasuki pikiranku. Mungkin karena aku yang membiarkan kamu terperangkap. Aku takut, saat bayangmu hilang, aku tak dapat mengendalikan kehilangan yang berulang.

Kadang aku merasa konyol, bahkan bahagiaku tak masuk akal. Sudah aku coba lenyapkan, menggunakan jurus jitu melupakan. Hasilnya nihil. Kamu terlalu kuat dalam ingatan. Tak sedetik pun hariku terlewat tanpa hadirmu. Terasa begitu nyata. Aku tahu, kamu pasti berpikir aku sudah gila. Ya, sederastis itu hidupku berubah setelah kepergianmu.

Aku pamit berulang kali. Mengabaikan semua jenis memori. Tapi pada akhirnya aku selalu kembali ke titik awal pertemuan kita. Lalu menemukan diriku masih terperangkap dengan rasa yang sama. Tak pernah berubah sedikitpun. Usahaku selama ini terasa sia-sia.

Apa yang aku lewatkan dalam proses untuk melupakanmu? Ikhlas akan kepergianmu? Rasanya sudah aku lakukan tepat saat kamu memutuskan untuk meninggalkan. Bahkan aku masih ingat kata-kata yang kamu ucapkan. Kata-kata yang melukaiku terlalu dalam. Setelah semua itu, aku tetap tak dapat membencimu, justru semakin menyadarkanku, bahwa kamu terlalu berharga.

Lalu, aku bisa apa? Aku tak berkemampuan untuk melepas semua kenangan. Aku hanya bisa menerima keadaan diri. Bersabar untuk menanti hari keputusan semesta. Entah, jawaban atas doaku adalah dirimu atau yang lain. Namun, jika harus memilih, aku masih inginnya kamu sosok itu.

Mengingat semua ini, pada akhirnya juga menyadarkanku, apa yang sedang aku lakukan? Mengandaikan kamu yang sudah bahagia bersama dengan yang lain. Lucu sekali rasanya menemukan diriku ada di titik ini. Aku juga bingung, apa harus sedih atau tertawa? Aku hanya ingin mengungkapkan semua perasaan, meskipun hanya pada ruang kekosongan. Aku tak ingin memendam, biarlah seluruh dunia tahu, dan aku berharap mereka mengasihani. Kemudian, ikut mengaminkan segala harapan yang aku panjatkan. Dengan begitu, semesta akan memihak kita. Harapanku.


2 Komentar

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name

    BalasHapus
  2. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.cc
    dewa-lotto.vip

    BalasHapus