Ilustrasi : Google


Beberapa keadaan yang dialami dalam hidup tak memiliki alasan yang jelas, seperti perasaan kosong di saat membuka mata di pagi hari. Perasaan yang terasa janggal dan sedkikit berbeda dari hal normal selama ini. Tak ada satupun kata yang tepat untuk menjelaskannya dan tak semua orang mengalami dan memahaminya. Namun, yang pasti perasaan ini mengganggu, menjadi akar dari perasaan-perasan lain yang turut bermunculan ke permukaan.  Perasaan sedih akan menggelayuti, tanpa sebab yang pasti. Dada kadang sesak, bingung berputar di otak dan hati terasa hampa. 

Lagu-lagu sedih mulai menggema di setiap sudut kamar yang gelap. Meskipun, matahari sudah lama menyapa di sela-sela celah jendela. Namun, tubuh ini memilih diam di balik hangatnya selimut, meringkuk dari dingiinnya banyak memori yang tercampur. Napas yang dihembuskan terasa berat, sekuat tenaga mencari pertanda "Apa yang sebenarnya terjadi?" 

Lelah dengan keadaan rumit ini, pada akhirnya air mata akan jatuh dengan sendirinya. Mengangis di antara kalutnya perasaan yang tak menentu, terisak hingga perasaan terasa sedikit lega. Mungkin bagi beberapa orang hal itu tak wajar. Namun, dasarnya ada banyak bentuk perasaan yang tak meiliki nama. Yang tak mampu dijelaskan pemiliknya, namun kerap dirasakan. Bagaimana menyikapinya adalah salah satu jalan keluar sesaat, karena bisa jadi perasaan itu akan datang kembali.

Mungkin, perasaan ini dipicu oleh sebuah perasaan yang belum selesai dalam diri sesorang. Perasaan itu cenderung direndam dan tak ingin diakui keberadaannya. Sederhananya, seperti perasaan melupakan, otak dan rasional dipaksa untuk mengakui sudah melupakan tentang banyaknya kenangan. Melupakan luka yang semapt ditorehkan terlalu dalam. Melupakan rasa kecewa untuk percaya yang dipatahkan. 

Jika perasaan ini cenderung membuat sedih berkepanjangan, mempengaruhi hidup dan mengganggu aktivitas, menemukan akar pemicunya menjadi hal yang penting untuk bisa keluar dari keadaan rumit ini. Jangan biarkan diri terus mengembara untuk mencari makna yang tak memiliki ujung. Ujungnya, akan semakin terperangkap dan hilang arah.

Mungkin hal ini juga dikarenakan rasa takut yang dimiliki. Rasa takut kehilangan hal-hal penting dalam hidup. Rasa takut ditinggalkan dan diabaikan oleh orang-orang yang berarti. Rasa takut menjadi sendiri untuk menghadapi ketidakpastian dalam hidup. 

Apapun pemicunya, bangun, paksa diri untuk bergerak dari zona itu. Bukan hal yang mudah memang namun, setidaknya ada perlawanan untuk menentangnya dan kembali melanjutkan hiudp. Perasaan-perasaan itu adalah satu fase  untuk membentuk jiwa lebih kuat. Perasaan memang banyak wajahnya, tujuannya satu, mengjakarkan untuk lebih memahami diri.


0 Komentar